06

1.2K 130 43
                                    

Mbok Lili meletakan nampan berisikan makanan, minuman dan botol obat di atas meja bundar dengan penuh kehati-hatian, agar tidak tumpah mengenai laptop milik Rasya yang menyala. Sementara pemuda berusia duapuluh dua itu sedang sibuk menggambar di kertas. Mbok Lili sedikit melirik, saking penasaran untuk melihat apa yang digambarnya. Rasya masih fokus sehingga belum menyadari kedatangan Mbok Lili.

"Wow ... itu gambar apa, Den?" tanya Mbok Lili dengan rasa keingintahuan.

Rasya mengadahkan wajah, menatap sebentar Mbok Lili dengan senyum tipisnya. Kemudian fokus kembali pada gambar yang ia buat.

"Gambar biasa aja, Mbok," jawab Rasya.

"Tapi bagus loh, Den," puji Mbok Lili dengan antusias.

"Terima kasih."

"Ini Den, Mbok udah siapin makanan dan minuman untuk Aden. Dan juga ... obatnya," ujar Mbok Lili mengakhiri kalimat dengan pelan. Mbok Lili takut Rasya menatap dingin lagi padanya saat menyinggung obat. Rasya menghentikan kegiatan coret-mencoretnya sejenak. Mbok Lili mulai mendadak cemas dan takut.

"Maaf Den, Mbok hanya menjalankan tugas dari---"

"Iya enggak apa-apa, Mbok. Terima kasih, " potongnya singkat. Tanpa menatap Mbok Lili lagi.

Rasya tahu apa yang dilakukan Mbok Lili pasti atas perintah dari Reza. Lagi dan lagi ... Reza masih saja terus memperhatikan dan mencampuri segala sesuatu apa yang ia butuhkan. Rasya tidak bisa menyalahkan Mbok Lili, karena memang wanita tiga puluh empat itu tidak salah. Rasya hanya kesal pada Reza, ia masih saja diperlakukan seperti dulu. Ayolah ... Rasya sekarang sudah menginjak 22 tahun. Rasya bukan anak remaja lagi yang harus diawasi dan dibekali ini itu tiap waktunya. Ia bisa mengatur hidupnya sendiri, mengerjakan segala sesuatu dengan sendiri tanpa bantuan siapa pun lagi. Dulu Rasya rindu berkumpul bersama orang tuanya. Tapi sekarang, Rasya sudah lebih membiasakan diri serta memahami akan pekerjaan orang tuanya yang lebih sering menghabiskan waktu di luar negeri daripada di Indonesia.

Mbok Lili menghela napas lega. Wanita paruh baya itu mengira ucapannya tadi akan disugukan aura dingin Rasya. Ternyata tidak, ini aneh. Tiga minggu bekerja sebagai pelayan keluarga Tama, Mbok Lili sudah mulai hafal sifat dan sikap anak-anak Haykal Tama. Terutama Rasya, walaupun Mbok Lili baru beberapa hari mengenalnya. Wanita berusia 34 itu sedikit enggan harus berbaur dengan Rasya, karena Rasya sikapnya selalu dingin, kalau bicara hanya seperlunya saja, tidak begitu peduli pada sekitar. Mungkin Rasya belum terbiasa dengan pelayan baru seperti Mbok Lili dibandingkan dengan pelayan yang sudah lama bekerja di rumah ini. Berbeda dengan kedua saudaranya, Reza dan Rezky. Meski Reza terkenal tegas dan angkuh. Namun dengan semua pelayan, Reza memperlakukan mereka sebagaimana layak seperti pegawai setianya. Dan Rezky, walau pemuda itu cuek. Tapi pada dasarnya dia sosok yang ramah dan baik. Jadi, semua pelayan tidak merasa canggung lagi jika harus berhadapan dengan pemuda itu.

"Mbok ke dalam dulu, Den."

Rasya mengangguk. Mbok Lili masuk ke dalam rumah dengan terburu-buru.

Setelah Mbok Lili tak tampak lagi olehnya, Rasya menatap nanar hidangan yang tersedia di atas meja. Tapi bukan makanan atau minuman yang ia lihat. Melainkan botol kecil berisikan puluhan pil putih. Pil-pil itu sudah menjadi menu tambahan setiap hari Rasya konsumsi.

Rasya menggapai botol kecil itu, lalu menuangkan beberapa butir pil ke telapak tanganya. Rasya menghembuskan napas secara perlahan, tanpa rasa ragu ia langsung menelan pil-pil itu masuk ke dalam kerongkongan dengan segela air putih, sebagai penghilang rasa pahit yang ia rasakan.

Rasya diam mematung, pandangannya mengarah ke depan namun kosong. Pias wajah yang semula datar kini berubah sendu. Rasya cukup pintar mengelabui semua orang, di depan orang banyak ia memasang topeng dingin guna menutupi rasa kerapuhan dan kesakitan yang terus menggerogoti hati, pikiran, serta tubuhnya. Jika sendiri, mulailah Rasya menunjukan aura paras asli yang tak pernah orang lain lihat. Rasya pemuda sangat cerdas.

Rasya Dan Alana 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang