2

5.5K 610 36
                                    

Seulgi tak mendapati masalah berarti ketika menidurkan babynya, dia sudah menjalankan yang Irene katakan tadi, meskipun benar-benar merepotkan untuk si baby, butuh 2 jam Seulgi berdiri menepuk nepuk pelan si bayi agar segera tertidur ditambah rewelnya dia yang tidak mau minum ASI dalam botol,
Irene telah mengabarinya bahwa telah sampai setengah sembilan tadi, ayahnya sudah dalam keadaan baik-baik saja setelah tadi tekanan darah rendah membuatnya sedikit panik.

tangisan kecil samar-samar terdengar menyapa Seulgi yang baru setengah jam yang lalu terlelap, dia hampir saja mengabaikan suara yang makin kencang itu andaikan tidak mengingat bahwa Irene tidak bersama mereka sekarang,

benar saja, baby menangis sangat kencang, membuatnya tiba tiba panik. Seulgi menarik nafas pelan berusaha rileks dan meraih baby kedalam gendongannya,

Mendadak nyawanya seperti disentak keluar, wajahnya pucat menyadari suhu tubuh baby mereka tidak bisa dikatakan normal,

"baechuu~~"

Seulgi bersuara putus asa, dia tidak pernah dalam kondisi seperti ini saat tidak bersama Irene, ketika baby mereka tersrerang demam Seulgi hanya menemani Irene begadang semalaman dan menyediakan kebutuhan yang Irene minta untuk bayinya, tidak pernah sekalipun turut serta dan mengalami kepanikan yang teramat sangat ketika mengetahui kondisi tubuh baby mereka sedang demam bahkan sekarang ia tak tahu harus melakukan apa.

wajah baby mereka berubah merah dan tangisnya pecah menjadi lebih kencang, menghentak tidak tenang dalam pelukan Seulgi, benar-benar tidak tenang Seulgi hanya bisa mengganti posisi gendongannya demi membuat banyinya tenang, setidaknya berhenti menangis agar ia bisa memikirkan langkah yang lain untuk meredakan suhu tubuh bayinya, tapi bayinya seperti tidak mengerti dan terus saja menangis dengan kencang hingga terbatuk-batuk,

"baby... uljimaaa"

Seulgi berusaha menenangkan baby mereka dengan seadanya berjalan menuju dapur mungkin bisa menemukan sesuatu untuk meredakan tangisan si bayi, dengan sedikit kewalahan ia mengisi air hangat dalam mangkok kecil kemudian menuju kamarnya mencari saputangan untuk mengkompres,

anaknya sedang tidak poop, juga sedang tidak menginginkan susu, Seulgi bingung ini frustasi yang paling membuatnya tak bisa melakukan apapun dia tak sedikitpun menebak apa mau si baby yang tengah menangis.

dengan gayanya yang kaku di letakkannnya sapu tangan mungil itu dikening baby dan mengusapnya dengan pelan, diluar hujan mengguyur sangat deras dan si bayi terlihat kegerahan karena menangis, urat dipelipisnya bergurat serta ubun-ubunnya kedutan Seulgi tak tahu kenapa baby mungilnya bisa demam.

"jangan membuatku khawatir baby..."

ucapnya pelan dan lirih, sempat ingin menghubungi Irene tapi ia tahu Irene akan nekat pulang bila tahu bayinya sedang demam, dia juga tidak ingin memecah konsentrasi Irene menemani ayahnya yang sedang sakit.

"kau ingin apa baby..hmm..?"

Tangisnya sudah tak sekencang tadi tapi sang bayi masih gelisah dan menangis sambil mamasukkan tangannya kedalam mulutnya tidak tenang, menatap Seulgi dengan pandangan menyedihkan dan kemudian menangis kembali,

Seulgi menggendongnya lagi hatinya merasa pilu melihat bayinya menangis dan ia tak bisa menebak kenapa, dengan mata yang sama berkaca-kacanya ia hanya bisa membuat bayinya tenang didekapannya dan sesekali menciumnya.

"jangan seperti ini baby... uljimaa"

...

...

...

"Wanndy.. tolong aku.. baeby panas tinggi apa yang harus kulakukan?"

[SEULGI X IRENE] DON'T PANIC!Where stories live. Discover now