Irene berusaha mengabaikan pikiran-pikiran buruknya setelah membaca satu pesan yang tersemat di notification bar ponsel Seulgi, dengan tetap tenang ia menaruh ponsel itu kembali ditempatnya, meskipun tak dapat dipungkiri degupan jantungnya berpacu sangat kencang sekarang,
Ia ikut berbaring disamping Seulgi yang tidurnya semakin lelap, merapatkan Selimut mereka, lampu nakas menerangi wajah Seulgi yang tidurnya begitu tenang, terlihat ia tidur seperti bayi, bayi besar,
Seulgi dan Yeji, 2 bayi miliknya, Harta yang begitu berharga, tiba tiba perasaan melankolik itu memenuhi relung hatinya,
Irene menghela gelisah, Sudah tentu dia tidak akan percaya jika Seulgi menyembunyikan Sesuatu, apalagi sesuatu seperti itu, sesuatu yang tidak ingin disebutkan istilahnya, dibayangkanpun tak pernah,
Irene mengusap pipi Seulgi dengan perasaan tak karuan, rasa khawatirnya semakin pekat menjalar, pasangannya tidak terlihat mencurigakan beberapa minggu terakhir atau saat ia menekuni hobi bersepedanya, Irene tak menemukan kecurigaan apapun atau perubahan sifat yang mencolok seperti yang marak teman-temannya katakan mengenai isu perselingkuhan,
dia cuma Seulgi yang semakin hari semakin menyayanginya, menyayangi Yeji dan sangat antusias dan perhatian dengan buah hati mereka,
pembahasan ia dan teman temannya seharian tadi hanya berputar pada isu perselingkuhan si ini dan si itu, dia tak memiliki firasat apapun tentang hal tersebut bisa terjadi juga pada keluarga kecilnya, Irene menggeleng tak rela.
...
"Hhh!!
Karena gelisah, Irene bangun kembali menyambar ponsel Seulgi, membuka locknya dengan pemindai miliknya sendiri, berharap tidak menemukan apapun, atau satu saja hal yang membuat kecurigaannya hilang,
Ia mulai menelusuri galeri ponsel Seulgi dan tak menemukan apapun selain gambar Yeji, dirinya, dirinya dan yeji, yeji dan Seulgi, dan yeji dirinya dan Seulgi, bahkan foto-foto touring merekapun nyaris tidak ada sama sekali, yang ada cuma foto konyol Jisoo menunggingkan bokongnya mengayuh sepeda yang Seulgi capture dari belakang 😑
Irene menengadah gusar, membuka aplikasi apapun sebenarnya hanya untuk mengulur rasa sakit hati Irene yang terlalu takut membuka aplikasi chat diponsel itu, pop up yang dimunculkannya menunjukkan seulgi belum membaca ratusan pesan yang masuk mungkin salah satunya pesan dari nomor asing itu,
ditatapnya layar ponsel dengan gambar bayi yeji berumur 1 tahun, ia sampai tak menyadari kegiatan menyelinap ke privasi pasangannya sudah terlalu memakan waktu, pukul 2 dini hari, dengkuran halus Seulgi masih setia menemani kegelisahannya,
dengan mengumpulkan keberanian untuk menerima kenyataan buruk yang akan datang, ia akhrinya membuka aplikasi chat tersebut, karakter Seulgi yang amburadul itu tercermin dari nama kontak yang ditulisnya, tak beraturan, hanya nama atau panggilan jika itu adalah teman yang akrab,
ada grup angkatan kampus dan sekolah, grup para dosen di universitas tempatnya mengajar, grup komunitas sepedanya ia bisukan notifikasinya, deretan pesan random dari teman-temannya yang membahas hal-hal tidak penting dan dibalas dengan guyon garing ala Seulgi, sampai akhirnya ia menemukan beberapa nomor ponsel yang tak dinamai dan tak dibuka chatnya, termasuk salah satu nomor tadi,
+82xxx xxxx5
Jika ada waktu apakah boleh mampir ke kedai kopi di dekat museum kota? Sangat berharap kita bisa bertemu 💋💘
+82xxx xxxx7
Tolong save nomorku, kapan2 mampir kerumah jika ingin istirahat sejenak, bersepeda sangat menyenangkan ya ^^
YOU ARE READING
[SEULGI X IRENE] DON'T PANIC!
General Fictionseulgi, irene, and their baby ini hanya beberapa one shoot dan two shoot :D