5

4.7K 415 44
                                    

Sebelumnya

Irene sepertinya tahu kearah mana tatapan mata monolid kekasihnya itu tertuju, sambil tanganya bergerilnya untuk membuatnya tetap nyaman dan terus merasa bergairah, irene yang mengulum senyum lucu akhirnya membuatnya tersadar, membawa bibir Seulgi bermain di bagian colarbonenya saja sambil ia menyembunyikan wajah bodohnya begitu malu,

"Itu untuk baby, sabar yaa... hahahaha"

T.T

"Aahh.. pelan pelan~~ isshh!!"

Seulgi seperti tak menghiraukan protes kecil yang lebih banyak mendesah nikmat itu membisik telinganya, dia lupa kapan terakhir mereka begitu bergairah untuk menginginkan satu sama lain,

apa yang ia lakukan di Jepang selama ini jika mengetahui ada Irene yang selalu menungguinya di rumah dengan semua keajaiban keajaiban kecil mereka saat bercinta, dia tak ingat pasti kapan terakhir kali alunan desahan itu mendayu dayu memanggil namanya, sungguh sudah begitu lama, kemana saja ia selama ini??

Apakah Irene terlalu menginginkannya, hanya menandainya dengan beberapa kissmark dan sentuhan sentuhan kecil, Irene seperti tak ingin melepaskan Seulgi, cengkaramannya yang kuat dan betapa tak inginnya bibir itu sesentipun jauh dari kulitnya, membuat sisi liar Seulgi bangun dari tidurnya, Irene menuntun tangan Seulgi yang sibuk meraba pinggangnya untuk terus kebawah melepaskan dalaman tipis yang sudah terlalu menganggu,

membawa bibir Seulgi meraup bibirnya saat nyaris saja Seulgi lupa untuk melewatkan milik bayi mereka, pagutan yang semakin dalam itu menjadi semakin liar, sofa tempat mereka bercumbu tak lagi berdecit rendah , Irene sudah menunggu Seulgi memanjakan bagian lain di bawah tubuhnya yang sudah terbuka,

"Aahhh!!"

Desahan itu tak lagi lembut, cengkaraman pada bahunya begitu kuat Irene sungguh sangat menginginkannya,

Hkkss ... hhikkss~~

Hikss~~

...

"??!!!"

Hiksss... huwee~~!!

diantara desahan yang semakin liar itu suara tangisan samar samar terdengar, kegiatan intim itu terhenti tiba tiba, baik Irene maupun Seulgi saling berpandangan heran, hingga akhirnya ingatan mereka kembali saat suara tangisan dari intercom itu semakin jelas,

"Heuhh~~ hh.. baby??"

Nafas Irene yang masih tersengal keburu sadar karena mereka meninggalkan bayi mereka sendiri dikamar, buru buru ia membetulkan posisinya hendak kekamar,

"Biar aku saja"

Seulgi yang cekatan langsung kekamar mereka setelah membantu Irene dengan kekacauan yang mereka timbulkan, Irene mendecak agak kecewa, nyaris saja, mereka bahkan belum menuju pada intinya, dan bayi mereka keburu bangun dengan tangis yang membuyarkan semuanya,

"Baby~~"

Seulgi datang bersama bayi mereka yang tengah cemberut setelah menangis, mungkin saja moodnya akan buruk lantaran tak menemukan Irene saat terbangun pagi ini, tangannya menjulur dengan semangat begitu melihat mommy nya di sofa, tangisnya pecah lagi sementara seulgi terkekeh saja dengan senyum bodohnya segera menghampiri Irene di sana,

...

Pagi hening kembali, bayi mereka terlihat damai sudah dengan ASI nya yang lahap, seulgi hanya diam sambil menggaruk tengkuknya canggung, bisa bisanya mereka melupakan si baby, tapi,

ahh! Itu tanggung sekali tadi -_-

Gumamanya agak kecewa, bagian bawanya sedikit nyeri, lebih lebih Irene, Seulgi sangat menyangkan kejadian pagi yang begitu tanggung, tapi Irene terlihat biasa saja, raut wajahnya tak kecewa sama sekali, ia malah terlihat senang begitu melihat baby mereka dan segera menyusui dengan tenang, Seulgi menghela nafasnya menghalau gairahnya yang tiba tiba terputus begitu saja,

[SEULGI X IRENE] DON'T PANIC!Where stories live. Discover now