Chapter 4

3.9K 260 3
                                    


"Hh?! Doko?!" Tanya Sakura kaget. Pasalnya ia sama sekali tidak merasakan aura lain di kamarnya ii selain miliknya dan Sasuke. Sasuke menunjuk ke pojok ruangan. Di sana ada roh seorang gadis yang Sakura taksir berumur sama dengan dirinya. Begitu melihat roh itu, Sakura baru bisa merasakan aura roh itu. Roh itu hanya duduk diam dan menyembunyikan wajahnya di antara lututnya. Posenya seperti orang galau di mata Sakura.

Chapter 4

"Roh suci. Gadis itu seperti roh suci. Tapi auranya terlalu hangat untuk dikatakan roh suci. Aura roh suci tidak akan sehangat ini" kata Sakura. Roh itu masih tetap pada posisinya padahal Sakura sudah menambah tekanan spiritualnya. Sebenarnya roh itu tau tidak sih jika ada orang lain selain roh itu?

"Dia sudah disitu sejak 1 tahun 2 bulan yang lalu. Sasori juga sempat kaget karena roh itu tiba-tiba masuk ke kamar Sasori lewat jendela dan menembus dinding ke kamar ini dengan terburu-buru."

"Berarti Kakak tahu dong siapa roh ini?"

"Tidak juga. Roh itu tidak mau menjawab apapun yang Sasori tanyakan. Roh itu hanya mengatakan dia menunggu seseorang yang akan membantunya. Karena dongkol, Sasori membiarkan roh itu disini. Selama tidak menganggu Sasori tidak akan mengusirnya. "

"Hm....." Sakura memandang roh itu dengan intens. Ia yakin roh itu tahu jika ada orang lain disini. Tapi siapa yang ditunggu roh itu ya?

"SAKURA! SASUKE! MAKAN MALAM!" TeriakSasori dari dapur.

"IYA KAK!" balas Sakura. "Kita makan saja dulu. Roh itu biar aku yang mengurus nanti."

Sasuke pergi ke dapur terlebih dahulu. Sakura meghampiri roh itu dan menepuk kepalnya perlahan.

"Kau tidakperlu takut disini. Tidakakan ada yang membawamu pergi. Aku akan tinggaldi kamar ini mulai sekarang. Ku harap kau mau bicara denganku setelah kamar ini beres."

* . ~ ~ . ~ ~ . *

Selesai makan malam, Sakura kembali membereskan kamarnya dibantu oleh Sasuke dan Sasori agar lebih cepat selesai. Sasuke merelakan dirinya terkena debu padahal dia sudah mandi. Biarlah ia mandi lagi nanti yang penting kamar Sakura beres dan mereka bisa istirahat. Berdoa saja tidak ada makhluk astral yang tiba-tiba mengacau. Masalah roh di kamar Sakura saja sudah cukup. Roh itu masih diam tak terganggu dengan aktivitas disekitarnya.

"Roh itu mau kau apakan?" Tanya Sasori pada Sakura

"Lihat saja nanti. Kau tidak mengapa-apakan roh itu sebelumya kan kak?"

"Tentu saja tidak"

"Bagus kalau begitu. Setidaknya roh itu tidak punya tekanan mental karena kau apa-apakan"

"Seperti kau tidak saja, yang ada mungkin roh itu tertekan karena kau" kata Ssori tidak terima.

"Setidaknya aku tidak sesadis dirimu kak. Cuma masalah interogasi saja sudah pakai raiatsu. Sudah sana keluar. Sasuke, mandi dulu lagi baru tidur. Terima kasih sudah membantuku 1 hari ini." Kata Sakura.

"Apapun untukmu" jawab Sasuke

"Cih pilih kasih! Kakak sendiri tidak diberi terima kasih" omel Sasori sambil melangkah keluar.

"hehehe, jagan marah Kak. Kalau cemburu bilang saja. Terima kasih Kak"

"Cemburu? Tidak akan!"

"Hahaha..." Sakura tertawa keras setelah Sasori pergi. Kakaknya pasti malu. Cuek-cuek begitu sebenarnya Sasori sangat sayang pada Sakura. Dan sebenarnya, Sasori belum bisa merelakan Sakura untuk Sasuke. Ia belum rela berbagi perhatian imoutonya pada orang lain.

Ghost HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang