chapter 9

3.1K 202 0
                                    

"Rahasia clan? Rahasia apa?" Tanya Hinata.

Chapter 9

"Clan Hyuuga adalah salah satu hunter yang dapat melakukan pemurnian dengan tangan kosong. Cukup dengan pikulan mereka bisa melakukan pemurnian. Aku yakin kau menyadari jika gerakan bela diri yang kau pelajari beda dengan apa yang adikmu pelajari."

Seketika Hinata mengingat latihannya bersama sang ayah. Apa yang ia pelajari memang berbeda dengan apa yang Hanabi (adiknya) pelajari. Ia sempat bertanya tentang hal itu namun ayahnya hanya menjawab

'Kau akan tahu tapi bukan sekarang.'

"Kau ingin tahu alasannya?" Tanya Sakura. Hinata mengangguk penasaran."Itu karena adikmu tidak mewarisi kemampuan hunter clan Hyuuga. Kau yang mewarisi kemampuan itu dari ayahmu. Kalau kau perhatikan baik-baik tanganmu saat berlatih beladiri, kau bisa melihat cahaya biru yang ikut keluar"

"Hontou desuka?"

"Coba saja kalau kau tidak percaya. Bukankah kau selalu diminta menutup mata saat berlatih? Wajar kalau kau tidak tahu."

'Benar juga.' batin Hinata. Hinata mengambil kuda-kuda untuk mempraktekkan salah satu teknik bela dirinya. Kata ayahnya sih namanya Jyuuken dan ternyata apa yang Sakura katakana benar. Begitu Hinata mengayunkan tangannya, cahaya biru keluar dari tangannya dan membentuk pola yang sama denagan ayunan tangannya.

"Wow, hebat un. Walau aku tahu rahasia itu tapi baru pertama kali aku melihatnya langsung un! " ujar Deidara takjub. Naruto tidak berkomentar apapun. Ia terlalu terpesona melihat apa yang Hinata lakukan. Wajah Hinata yang tersinari cahaya biru itu sungguh cantik dimata Naruto. Jantungnya kembali berdetak tak karuan. Ia akui kalau ia tertarik dengan Hinata sejak pertama kali ia bertemu Hinata. Tapi tidak mungkin ia jatuh cinta secepat ini kan?

Hinata sendiri takjub dengan apa yang ia lakukan. Ini pertama kalinya ia melakukan teknik yang ia pelajari dengan mata terbuka. Ternyata ini yang disembunyikan ayahnya?

"Kalau cahaya itu mengenai Ayakashi itu, mereka akan langsung hilang. Cahaya itu jug bisa menjadi tameng untukmu dan kalau sampai rencana ini berjalan tapi kau belum kembali ke tubuhmu, kau tetap bisa memakai teknikmu itu karena clan Hyuuga juga satu-satunya hunter yang bisa melakukan pemurnian walau jiwa dan raganya terpisah. Jadi, maukah kau bergabung?" Tanya Sakura. Hinata merasa dilemma. Disatu sisi ia ingin ingin menjadi hunter karena menurutnya, menjadi hunter itu keren, tapi disisi lain ia takut tak bisa menanggung beban menjadi seorang hunter dan hanya bisa menjadi beban untuk yang lainnya. Ia melirik Naruto meminta pendapat. Naruto menggukkan kepalanya untuk meyakinkan Hinata bahwa semuanya akan baik-baik saja selama mereka semua bersama-sama dan saling percaya satu sama lain. Lalu Hinata menoleh ke arah Gaara. Gaara tersenyum tipis untuk meuakinkan Hinata. Setelah itu Hinata kembali menatap Sakura. Memantapkan pilihannya Hinata menjawab.

"Ya, aku mau bergabung." Sakura tersenyum puas.

"Mohon kerja samanya kalau begitu. Aa... 1 lagi. Kalau mereka berdu bertingkah macam-macan, laporkan padaku. Aku yang akan mendisiplinkan mereka nanti." Kata Sakura. Deathglare mematikan dilayangkan pada Gaara dan Naruto yang saling memalingkan muka. Biasanya yang terlibat pertengkaran tidak jelas adalah Sasuke dan Naruto. Gaara biasanya tidak ambil pusing dengan tingkah Naruto. Tapi kalau sudah ada yang diperebutkan oleh keduanya, Gaara dan Naruto bisa saja cekcok tidak jelas.

"Eum!" Hinata mengangguk semangat.

"Oh ya, Shikamaru dimana?" Tanya Itachi melenceng dari topic.

"Dia sedang menyelesaikan kasus di Okinawa. 1 minggu lagi dia akan bergabung dengan kita disini. Kurasa ini cukup. Setelah pulang sekolah akan kuberikan intruksi selanjutnya. Sebaiknya sekarang kita ke kelas dan Hinata, kau ikut denganku." Kata Sakura. Tak terasa mereka memakan waktu hamper 2 jam untuk membahs rencana mereka. 30 menit lagi bel akan berbunyi yang artinya mereka harus segera ke kelas masing-masing jika tidak ingin terkena skorsing poin.

Ghost HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang