Tiga Belas

53 22 10
                                    

"Bon, kita mau ke mana sebenernya?"

Sebenarnya, Seola merasa tidak asing dengan jalanan yang sedang dilaluinya menggunakan bus itu. Malah sejak setahun lalu melewati jalanan tersebut menjadi rutinitasnya setiap akhir pekan. Meskipun begitu, ia masih tidak yakin dan tetap bertanya untuk memastikan.

"Nanti Eonni juga tau sendiri," jawab Bona tanpa mengalihkan pandangan dari arah depan.

Mereka sore itu bukan janjian ataupun tak sengaja bertemu. Sekitar satu jam lalu, Seola yang tengah bersantai-santai menonton televisi tiba-tiba didatangi Bona. Tidak angin tidak ada hujan, gadis yang lebih muda satu tahun tersebut mengajaknya pergi jalan-jalan tanpa menyebutkan tempat tujuan. Seola jelas tak enak untuk menolak. Terlebih lagi, sejak pagi Bona berada di rumah sakit menemani Youngmin.

Tak berselang lama, bus yang mereka tumpangi berhenti di halte dekat tempat tujuan. Dan dugaan Seola tentang yang menjadi tempat tujuan menjadi kenyataan. Myeongdong.

"Ayo."

Seola terlebih dulu mendesah panjang sebelum mengikuti Bona.

Ingatan Seola seketika kembali ke rutinitasnya dulu setelah mulai melangkah. Saat saat ia berjalan tergesa agar tidak terlambat menonton acara yang dihadirinya. Bahkan saking tergesanya, ia pernah terjatuh sekali di antara lalu lalang para pejalan kaki.

"Eonni kok lamban banget, sih? Ayolah." Tanpa meminta persetujuan terlebih dulu, Bona kemudian menarik tangannya.

Wae neoegen geureohge eoryeounji

Aereul sseuneun nareul
jedaero bwajuneun ge

Neo hanae itorok
apeul su isseume nollagon hae

Godanhaessdeon haru
naneun kkumeul kkwodo apa

Samar-samar mulai terdengar orang bernyanyi bersamaan dengan pandangan keduanya yang menangkap kerumunan orang dari kejauhan.

Neoyeossdamyeon eotteol geot gata

Ireon michin naldeuri
ne haruga doemyeon marya

Neodo namankeum honja
buseojyeo bondamyeon alge doelkka

"Yah, nggak keliatan deh," ujar Bona setibanya di depan kerumunan orang sebelum berjinjit.

Seola masih diam, namun tangannya tak berhenti meronta-ronta meminta dilepaskan. Sayang, cekalan Bona pada tangan kananya entah mengapa begitu kuat.

Gaseumi teojil deut
nal gadeuk chaeun tongjeunggwa

Eolmana neoreul wonhago issneunji

Naega neoramyeon
geunyang nal saranghal tende

Tak kurang akal, Bona yang sibuk berjinjit-jinjit akhirnya nekat menerobos masuk ke kerumunan. Tentunya dengan masih mencekal tangan Seola.

Imi neoneun naege daedaphan geol ara

Daedap eopsneun daedabui uimi
da almyeonseodo

Nan moreuneun cheok maemdoneunde

Langkah keduanya akhirnya terhenti di tengah kerumunan bersamaan dengan sang penyanyi yang menyanyikan bagian reff secara bersama-sama.

Yojeum naneun eotteon jul ani
pyeonhi jameul jal sudo

Mwol samkyeonael sudo eopseo

Neol baraboda

Jeomjeom manggajyeo ganeun nal algin halkka

Berbeda dengan Bona yang kemudian menggerakkan tubuhnya ke kanan dan kiri mengikuti irama lagu seperti penonton lain, hati Seola justru mencelos mendengar suara barusan. Kim Seongri.

Jugeul geot gatado

Neon naege ol ri eopsdaedo

Ttan gosman boneun neoran geol arado

"Eonni tau nggak?" Bona tiba-tiba bertanya di sela-sela suara para penyanyi yang mengalun merdu.

Seola mendengarnya, namun sama sekali tidak ada niat untuk merespons. Pandangannya juga masih terkunci pada sosok Seongri yang masih menyanyi di depan sana bersama Kiwon dan kawan-kawan.

"Liat Seongri Oppa perform sama temen-temennya itu hiburan tersendiri buat Bona pas lagi sedih," lanjut Bona tanpa menunggu respons dari Seola. "Bona juga tau alasan Eonni kenapa dulu bisa jatuh hati sama Oppa. Suara, kan?"

Geureon neoreul nan

Noheul sun eopseul geot gata*

Apa yang sedang Tuhan rencanakan sebenarnya?

To be continued

*lirik lagu Jung Seung Hwan - If it is You


Partnya Seongwoo - Seola selanjutnya aja. 😅

Jangan lupa baca project WJSN lain.

Move On ; Seola x SeongriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang