Empat Belas

57 22 11
                                    

"Spagetti ... spagetti ... nah!"

Begitu manik hitam menemukan apa yang dicari, Seungwoo langsung mengambil lalu memasukkannya ke dalam keranjang sebelum kembali melanjutkan langkah.

Bukan tanpa alasan di hari Minggu pagi itu Seungwoo berada di minimarket dekat flat. Sekitar satu jam lalu saat tengah sibuk mencuci pakaian, ponselnya tiba-tiba berdering dan ternyata sang ibulah yang menelpon. Beliau bilang bahwa akan tiba di Seoul dari Busan dalam waktu satu jam.

Seungwoo jelas panik. Pasalnya setelah ia pindah hari Jum'at lalu, belum ada yang mengunjunginya sama sekali baik itu teman atau keluarga sekalipun. Otomatis, pemuda berparas tampan tersebut tidak mempunyai bahan makanan selain telur dan mie instan.

Tak berselang lama, kedua tungkainya pun kembali terhenti. Kali ini di depan rak bagian saus dan kecap. Sama seperti tadi, manik hitamnya kembali menelusuri rak untuk menemukan apa yang dicari. Saus khusus untuk spagetti.

Itu dia.

Ia lalu menjulurkan tangan. Sayang, saat tinggal sedikit lagi benda yang tinggal satu-satunya itu teraih, seseorang terlebih dulu mengambilnya.

"Ah!"

Pergerakan tangan si pengambil yang hendak memasukkannya ke dalam ranjang jelas langsung terhenti setelah mendengar suara Seungwoo. Kepalanya tertoleh sebelum kedua pupil matanya melebar dengan sempurna saat melihat sosok Seungwoo.

"Kamu?" Seungwoo juga terkejut saat melihat si pengambil yang ternyata adalah gadis tetangga sebelah.

"Maaf, aku duluan yang liat ini." Seola sudah mau beranjak pergi kalau saja pergelangan tangan kanannya tidak tiba-tiba dicekal.

"Nggak bisa. Aku duluan yang liat." Seungwoo tidak bisa mengalah karena keadaannya juga sedang terdesak.

Seola berbalik. "Kata siapa?"

"Akulah," jawab Seungwoo mantap.

Salah satu sudut bibir gadis itu terangkat. "Yakin?"

Sekali lagi pemuda berpostur tinggi itu mengangguk mantap.

"Tapi maaf aku nggak percaya."

"Nggak!" Seungwoo mempererat cekalan tangan saat Seola ingin kembali beranjak

"Lepasin!" Seola meronta, sayang cekalan Seungwoo terlalu kuat.

"Serahin dulu saus itu."

Seola mendesis.

"Lho, Seola Noona?"

Baik Seola maupun Seungwoo, atensinya sama-sama teralih setelah mendengar suara tersebut. Manik hitam lalu mendapati sosok pemuda yang berdiri tak jauh di hadapan mereka.

Berbeda dengan Seungwoo yang tampak biasa saja, Seola justru terkejut. Bagaimana tidak? Sosok pemuda yang memanggilnya tadi tidak lain adalah Minseok. Belum lagi dengan sosok Seongri yang tiba-tiba muncul dari belakang.

🍰🍰🍰

"Kira-kira nanti Eomma sampe rumah jam berapa, ya?" tanya Miseok sembari memasukkan tangan kiri yang tidak membawa barang belanjaan.

Seongri yang berjalan di sisi kirinya tidak merespons apa pun. Pandangannya masih tertuju ke depan, namun terlihat kosong.

"Hyung," panggil Minseok sembari menoleh.

Masih belum ada respons dari sang kakak.

"Hyung!"

Baru setelah Minseok menyenggol lengan kanannya dengan siku, Seongri tersentak sebelum menoleh.

"Hyung ndengerin aku ngomong nggak, sih?"

"Emang kamu ngomong apaan tadi?"

Minseok mendesis. "Tau ah!"
Bagaimana Seongri bisa mendengarkan? Sedari tadi, pikirannya hanya dipenuhi bayangan wajah Seola serta pemuda yang tadi. Tidak hanya bayangan wajah, namun juga berbagai pertanyaan dan praduga mengenai mereka. Siapa pemuda tadi? Apa mereka saling mengenal? Lalu kenapa bisa bertengkar?

"Hyung mikirin apa, sih, dari tadi?" Minseok yang sudah mengembalikan pandangan ke depan bertanya lagi setelah sempat diam.

"Nggak mikirin apa-apa, kok," elak Seongri.

Sang adik kembali menoleh. "Bo'ong! Kalau iya, kenapa tadi nggak denger aku ngomong?"

"Dibilang enggak, ya, enggak! Ngeyel banget, sih!" Seongri lalu mempercepat langkah karena kesal.

Mata Minseok memicing bersamaan dengan laju tungkai yang ikut dipercepat. "Nggak mungkin, kan, kalo Hyung ...."

"Mwo mwo mwo?" tanya Seongri saat Minseok sudah berhasil mensejajari langkahnya.

"Nggak mungkin kalo Hyung mikirin Noona. Hyung, kan, udah move on."

Jujur, jantung Seongri benar-benar seperti tertusuk begitu mendengarnya.

"Ngomong-ngomong, Seola Noona tambah cantik ya sekarang."

Desahan panjang pun keluar dari mulut Seongri.

Ternyata akunya yang nggak gampang move on.

To be continued

Maaf kalo ceritanya semakin sampah. 😭

Mau cerita dikit. Tadi iseng2 nonton Uzzu tape yang episode terbaru. Gemes aku liat Seola sama Soobin. Gara2 itu jadi pengen buat ff mereka tp gk ada ide 😁😅.

Jangan lupa baca ff project WJSN lain.

Move On ; Seola x SeongriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang