Sepuluh

51 25 16
                                    

Ong Seungwoo belum juga berhenti mondar-mandi sejak tadi. Sesekali pandanganya juga diarahkan ke pintu kaca rumah sakit. Sayang, orang yang ditunggu masih belum menampakkan batang hidung.

Bukan tanpa alasan juga Ong seperti itu. Sekitar satu setengah jam lalu, ia tidak sengaja membaca status akun SNS Bona yang hanya menuliskan emotikon menangis. Penasaran, Bona pun ditanyainya lewat chatting.

Awalnya gadis itu jelas menjawab tidak ada apa-apa. Namun jawaban tersebut justru membuatnya semakin penasaran. Pasalnya, Bona yang ia kenal tidak pernah menyembunyikan masalah dan selalu menceritakannya pada orang lain. Akhirnya setelah didesak melalui sambungan telepon, Bona pun mengakuinya.

Tap tap tap tap.

Suara langkah disusul suara pintu yang terbuka otomatis mengalihkan atensi sekaligus aktivitas Ong. Manik hitam lalu menemukan sosok Seongri yang tengah celingukan mencari keberadaannya.

"Hyung!" Ong memanggil sembari melambaikan tangan.
Seongri segera berjalan mendekat setelah menemukan sosok Ong yang sudah menunggunya.

Begitu mendapat kabar tentang Youngmin yang dirawat di rumah sakit dari Ong, Seongri langsung bergegas pergi ke rumah sakit. Peduli setan dengan kondisinya yang belum lama pulang dari makan malam bersama Minseok.

"Lo nggak tanya kenapa Youngmin bisa dirawat di rumah sakit?" Saat bertanya demikian, ia dan Ong sudah berjalan bersisian menuju lift.

"Enggak. Bona cuma nyebutin nama rumah sakit, bangsal sama lantai tempat kamar rawat inap aja."

Kening Seongri mengerut perlahan. Bersamaan dengan itu, ia dan Ong tiba di depan lift yang sedang meluncur turun menuju lantai satu.

"Kira-kira kenapa, ya?"

"Kayaknya ada hubungannya sama dia yang nggak masuk beberapa hari belakangan ini." Tepat setelah Seongri berujar demikian, pintu lift berdenting sebelum terbuka lebar.

Bukan hanya Bona yang mempertanyakan keberadaan Youngmin, namun mereka dan beberapa teman juga. Bedanya, mereka dan beberapa teman lain tidak begitu memusingkannya.

Lift pun akhirnya membawa keduanya naik menuju lantai tiga. Tidak banyak orang yang naik lift karena jarum jam memang sudah menunjukkan pukul sembilan lewat.

Ting.

Begitu pintu lift terbuka, dua pemuda berparas tampan itu bergegas melangkah keluar. Baik Seongri maupun Ong sama-sama berjalan sembari memerhatikan papan nama untuk mencari bangsal. Saat tiba di persimpangan, keduanya lalu berbelok ke arah kiri.

"Ah, itu dia Hyung!" seru Ong begitu melihat nama bangsal yang dicari.

Setelah tiba di depan nama papan bangsal, mereka kemudian berbelok lagi ke arah kiri yang mana koridornya lebih sempit dari sebelumnya dengan kamar-kamar saling berhadapan.
Seorang pria paruh baya yang duduk di kursi panjang depan kamar tempat Youngmin dirawat langsung beranjak begitu melihat Ong dan Seongri mendekat.

"Temennya Nak Youngmin, ya?"

Dua pemuda tersebut langsung membungkuk sopan.

"Youngminnya belum tidur, kok. Silakan kalo mau masuk," ujar pria yang tak lain adalah ayah Youngmin.

"Ne, kamsahamnida."

Krieeet.

Mendengar suara pintu dibuka, Youngmin yang tengah memandang langit malam melalui jendela di sisi kiri langsung menoleh. Perlahan, senyum pemuda itu mengembang setelah melihat siapa yang datang.

"Halo, Bro!" Ong lalu ber-high five dengan Youngmin, diikuti Seongri yang berdiri di sisi kanan.

"Eh, sori. Hyung tadi keburu-buru jadi nggak sempet bawa apa-apa," ujar Seongri.

"Gue juga." Ong mengakhirinya dengan cengiran lebar.

"Nggak apa-apa, santai aja. Lagian gue udah seneng kalian jengukkin."

Seongri tersenyum. "Jangan lupa, lo masih utang penjelasan ke kita."

Senyum Youngmin memudar dengan perlahan. Pandangannya kemudian beralih ke kaki kanan yang dibalut perban dari bawah lutut hingga ke tumit dan digantung dengan tali di langit-langit kamar. Tidak hanya kaki, perban juga melingkar di kepalanya. Bahkan noda darah masih kentara di kening bagian kiri.

"Gimana ceritanya kaki sama kepala lo bisa diperban kayak gini?" Kali ini giliran Ong yang bertanya.

Youngmin mendesah pelan sebelum menjawab, "Gue kecelakaan mobil tunggal hari Minggu malem. Mobil gue rusak parah. Bahkan gue pikir, gue bakal mati pas itu. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain dan cuma ngeretakin kaki kanan sama bikin gue koma selama empat hari."

Seongri langsung memandang Youngmin miris setelah mendengarnya.

"Terus, kenapa lo pake ngereject panggilan kalo dihubungi? Di chat juga balesnya lama."

"Ponsel gue dipegang Eomma. Jadi, yang ngereject sama ngebales chat juga Eomma."

"Kenapa lo nggak ngabari kita sama temen-temen yang lain? Emangnya kita nggak khawatir apa?"

Youngmin menunduk.

Tap tap tap tap tap.

"Sori."

Krieet.

Atensi ketiganya langsung teralih begitu mendengar suara pintu dibuka.

Seandainya tahu, Seola pasti tidak akan ikut Bona masuk setelah diberitahu ayah Youngmin kalau ada teman yang datang dan memilih untuk duduk di luar saja. Namun itu sudah terlambat sekarang. Pandangannya sudah terlanjur bertemu dengan milik Seongri yang berdiri di tepi ranjang.

To be continued


Mereka ketemu lagi. Ada yang seneng nggak?

Jangan lupa baca ff project WJSN lain.

💞💞💞

Move On ; Seola x SeongriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang