Tiga

123 31 33
                                    

Seola tidak tahu mengumpati pemuda itu di dalam hati salah atau tidak. Yang jelas ia benar-benar kesal sekarang. Bagaimana tidak? Setibanya di kafe, Seola tidak menemukan sosok si pemuda di mana pun. Padahal di chatting yang dikirim hampir satu jam lalu, si pemuda bilang bahwa sekolah sudah usai dan sedang dalam perjalanan menuju ke tempat tersebut. Seola yang saat itu sedang beristirahat sejenak sepulangnya dari kampus jelas langsung gelagapan sebelum beranjak dan mandi dengan terburu-buru. Untung saja jarak antara flat dan kafe tidak terlalu jauh dan hanya setengah jam jika ditempuh menggunakan bus.

Dengan sedikit menghentakkan kaki, Seola lalu melangkah menuju tempat kosong di dekat kaca. Bisa dibilang itu tempat favoritnya saat berkunjung ke kafe.

Kok dari tadi aku ngerasa nggak asing sama tempat ini ya?

Gadis itu baru teringat setelah mengedarkan pandangan sekali lagi ke seluruh penjuru kafe.

Bocah sialan. Ini kan kafe tempat kencan pertamaku sama dia.

Memang ia yang mengajak bertemu lewat chatting semalam, namun si pemudalah yang memilih tempat.

Klinting.

Suara bel pertanda ada yang datang langsung mengalihkan atensi Seola. Mata gadis yang duduk membelakangi tersebut langsung dipicingkan begitu melihat sosok si pemuda berseragam sekolah. Tidak hanya kesal karena sudah dibuat terburu-buru, namun juga pemilihan tempat.

"Maaf, Noona. Tadi ada urusan sedikit sebelum ke mari." Dengan wajah tanpa dosa, Kiwon berbicara demikian setelah duduk di hadapan Seola.

Gadis di hadapannya jelas semakin kesal.

"Boleh pesen minuman dulu nggak? Haus nih." Tanpa menunggu jawaban dari sang lawan bicara, Kiwon lalu menarik buku menu yang sudah ada di atas meja dan membukanya.

Seola mendesis pelan. Kalau saja tidak butuh bantuan, pasti sudah ia keluarkan semua kekesalannya.

Jika ada yang bertanya bagaimana bisa saling mengenal, tentu saja karena dikenalkan Seongri saat masih berhubungan dulu. Bahkan mereka sudah bisa dibilang cukup akrab meski awalnya sulit.

"Noona mau pesen juga nggak?" tanya Kiwon sembari mendongak setelah memilih apa yang ingin dipesan.

"Strawberry float," jawab Seola dengan wajah datar.

"Oke."

Kiwon lalu memanggil seorang pelayan dengan mengangkat salah satu tangan yang datang tak lama kemudian. Setelah mencatat pesanan, si pelayan segera undur diri.

"Bisa nggak kita langsung bicara?"

Kiwon mengangguk paham. Ia memang sudah tahu betul bahwa gadis di hadapannya tidak suka basa-basi.

"Noona ...." Seola menunduk. Nada sengaja dibuat melunak meski masih kesal.

"Apa?"

Sebenarnya Seola ragu untuk mengatakannya. Semalam saat mengirim chat pun juga. Namun mau bagaimana lagi? Jika tidak begitu, ia sendiri yang akan terbelenggu dalam masa lalu.

"Noona."

Lawan bicaranya mendongak. Saliva terlebih dulu ditelan sebelum berujar, "Pengen minta tips buat move on."

Kalau saja sedang minum, pasti Kiwon sudah tersedak. Kalau saja tadi ia mengajak Wontak, pasti sudah melongo bersama-sama setelah mendengarnya. Detik itu juga ia baru menyadari akan satu hal.

Mereka sama-sama belum move on.

---

Rencananya, Seongri akan menjalankan tips pertama yang diberikan Kiwon dua hari lalu. Kebetulan sekali hari Rabu itu ia memiliki jam kuliah yang sama dengan sang mantan. Bahkan sampe rela meninggalkan mobilnya di rumah dan memilih berangkat menggunakan bus.

Di sela duduk menunggu di halte, Seongri belum berhenti celingukan. Apalagi kalau bukan celingukan ke arah Seola biasa muncul. Sayang, hingga bus yang biasa membawa ke kampus muncul, sang mantan belum juga menunjukkan batang hidung.

Gagal deh rencananya.

Selama perjalanan, Seongri terus memikirkan bagaimana cara menjalankan tips tersebut selain dengan yang direncanakan tadi. Di semester empat, hanya hari itu ia mempunyai jadwal kuliah yang sama. Sangat berkebalikan dengan semester tiga lalu. Namun, hingga bus berhenti di halte dekat tempat tujuan, pemuda berkemeja biru laut dengan kedua lengan digulung ke siku itu belum juga menemukannya.

Seongri yang sudah turun dari bus berniat mengambil ponsel dari saku celana kalau saja kedua mata tak sengaja menangkap sosok seseorang. Bukan hanya langkah saja yang terhenti, namun tubuh juga seolah terpaku.

Kalo nggak sengaja ketemu atau papasan, langsung malingin wajah dan pura-pura nggak saling kenal. Jangan pernah senyum, nyapa, apalagi mandang dia.

Otomatis tips yang dikatakan Kiwon dengan berapi-api dua hari lalu gagal sudah.

To be continued

Halooo, aku kembali. Bagaimana dengan part ini?

Bonus pict Kiwon bagi yang belum kenal.

Jangan lupa baca cerita project WJSN lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa baca cerita project WJSN lain.

Terima kasih buat yang sudah vote dan komentar.

Move On ; Seola x SeongriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang