05 : Rice Cake

652 156 18
                                        

🍢🍡🍢

Sabtu pagi aku mendapati Ibu tengah berkutat serius di dapur dan menghampirinya untuk tahu apa yang sedang ia lakukan.

"Wah, kue beras? Untuk apa?" tanyaku heran saat melihat ibu sedang membuat kue beras warna-warni bernama Songpyeon itu.

"entah, ibu hanya merasa ingin membuatnya. Kau suka kan?" tanya Ibu. Aku mengangguk kecil. Tiba-tiba Kak Mingyu keluar dari kamar dan melihat ibu yang tengah membuat kue beras itu juga.

"Wow, aku bawa beberapa ya untuk Dosen Hwang. Aku ingin berterimakasih karena ia membantu memudahkan projekku" ujar Kak Mingyu.

Melihatnya aku jadi teringat saat Hyunjin membantuku dan tak sempat bilang terimakasih padanya. Jadi aku pikir boleh juga kalau aku memberi Kue beras ini padanya dan Guru Yoon kan?.

Aku akhirnya membantu ibu membuat lebih banyak lagi dan sebagian aku pisahkan untuk kuberikan pada Hyunjin dan guru Yoon.

🍥🍥🍥

Sorenya aku datang ke rumah Guru Yoon, tentu saja untuk kursus dengannya. Namun aku terkejut saat masuk ke ruang belajarnya, hal itu disebabkan oleh Hwang Hyunjin yang ternyata mulai sekarang sepertinya akan ikut les bersamaku.

Aku merasa agak tidak nyaman karena sebelumnya sudah terlalu biasa dengan belajar sendirian.

Ia telah terduduk di atas bantal duduk, berkutat dengan latihan-latihan soal yang ada di meja yang menjadi tempat belajarku juga.

Iya, kami satu meja. Meja itu berbentuk persegi panjang, dan Hyunjin duduk di seberang ku.

Aku memberi salam pada Guru Yoon lalu segera duduk lalu membuka buku yang dibutuhkan untuk pelajaran.

"seperti yang kau lihat, Hyunjin sekarang akan ikut belajar juga ya, Hyunjin" ujar Guru Yoon, aku sedikit menahan tawa karena terdengar aneh saat nama kami disebutkan bersamaan. Tapi aku tersenyum kecil lalu mengangguk.

"Iya, bu"

"dia biasanya belajar dengan Ibu tiap malam sih kecuali Sabtu dan Minggu, tapi sekarang sudah kelas 3, jadi persiapannya harus lebih banyak. Ya kan Jinnie?" Guru Yoon meminta persetujuan dari anaknya. Hyunjin melirik ibunya sebentar lalu mengangguk.

aku memperhatikannya, ia masih sama seperti pertama kali aku lihat, terlihat dingin dan sangat cuek pada sekitarnya, matanya yang tajam seakan-akan menunjukkan bahwa ia tidak nyaman dengan sekitarnya membuatku berpikir untuk bersikap hati-hati di dekatnya.

"Nah, sekarang mulai pelajaran.. apa? Bahasa Inggris ya?" Guru Yoon memulai pelajarannya.

Setelah belajar bersama Hyunjin aku jadi tahu bahwa ia termasuk pintar karena ia bisa menjawab pertanyaan Guru Yoon dengan mudah, dan sepertinya tak terlihat kesulitan saat menjawab soal.

"coba kau jawab nomor 34... hyunjin.." Guru Yoon berucap. Aku menoleh padanya bersamaan dengan Hyunjin untuk memastikan bahwa yang dipanggil adalah aku, Kim Hyunjin, bukan Hwang Hyunjin.

"Kim—Hyunjin" ujar guru Yoon sedikit menahan tawa saat melihat kami kebingungan.

"eum.. to meet the demands of aerospace.." jawabku setelah yakin dengan jawabannya. Guru Yoon mengangguk.

Namesake | 2hyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang