🍕🍕🍕🍕🍕
Besoknya, aku belajar di rumah Guru Yoon seperti biasa dan tepat jam 9 tutor selesai dan aku akhirnya bisa pulang ke rumah.
Di jalan, aku ingin mendengarkan lagu jadi aku merogoh tas jinjingku untuk mencari ponsel dan earphone.
Huh?
Kenapa tidak ada?
ya ampun, aku baru sadar telah meninggalkan ponselku pada rak buku di ruang belajar Guru Yoon. Aku sudah setengah jalan dari rumahnya, tapi mengingat ponsel merupakan barang penting jadi aku buru-buru berlari berbalik arah menuju rumah Guru Yoon.
Aku melihat seorang pengantar pizza baru saja meninggalkan rumah Guru Yoon saat aku akan memasuki rumahnya. Aku memencet bel dan yang menyambutku ternyata adalah suami Guru Yoon, ia hanya bilang padaku untuk masuk ke rumahnya. Aku mengangguk dan mengikuti perintahnya masuk ke rumah.
Di ruang TV aku bertemu dengan pria yang kutemui kemarin di depan gerbang, ternyata ia benar Hwang Hyunjin. Kini dia sedang makan pizza dan matanya menatapku dengan tatapan datar dan sedikit tajam. Aku menggigit bibir gugup. Haruskah aku menyapanya?
"Ha..hai??" aku menyapanya ragu.
Sangat tidak perlu, entah kenapa aku tiba-tiba menyapanya seperti itu. Namun kau tahu apa yang lebih parah? Ia tak merespon apa-apa melainkan hanya mengunyah pizza nya sambil menatapku satu detik lalu setelah itu kembali menonton TV.
Apa-apaan??
"Hyunjin? Ada apa?" Guru Yoon keluar dari sebuah ruangan. Aku senang dan lega melihatnya.
"itu, aku meninggalkan ponselku di rak buku, boleh aku ambil?" tanyaku. Guru Yoon mengiyakan. Aku berjalan pelan menyusuri ruang TV dan memasuki ruang belajar. Tak perlu waktu lama untuk menemukan ponselku yang tergeletak pada rak buku sama seperti perkiraanku.
Setelah mengambilnya, aku keluar dari ruangan dan menemui Guru Yoon.
"Hyunjin, karena kau sudah disini ayo makan pizza dulu, keluarga saya hanya ada 3 orang jadi satu loyang pizza selalu kebanyakan untuk kami" ajak Guru Yoon.
Aku ragu dan hendak menolak, tapi entah kenapa akhirnya kuterima. Sepertinya aku lapar karena semalaman belum makan apa-apa.
Tadinya aku ingin duduk sedikit jauh dari anak laki-laki nya Guru Yoon, tapi Guru Yoon menyuruhku untuk bergeser saat ia akan duduk dan menyebabkan aku harus duduk tepat di sebelah anaknya.
Pria itu tak bicara apa-apa dan hanya menatap TV sambil sibuk mengunyah pizza-nya. Aku mengambil satu potong dan memakannya dengan perlahan.
"kau punya saudara, Hyunjin?" tanya Guru Yoon.
"ya?"
"hah?"
Aku dan pria bernama Hyunjin ini menyahut barengan, aku agak bingung karena nama kami sama.
"bukan kau, Jinnie. Tapi kau, Hyun-a" Guru Yoon membenarkan menyebut anaknya dengan sebutan 'Jinnie', dan aku dengan sebutan 'Hyun-a', aneh sekali sih! Kulihat Hwang Hyunjin hanya bergumam tanda mengerti dan kembali fokus pada acara TV di depannya.
"ya bu, aku punya satu kakak laki-laki dan satu adik laki-laki" jawabku. Ia mengangguk-ngangguk.
"Kau perempuan sendiri ya? Bagaimana rasanya dikelilingi saudara laki-laki?" Tanya Guru Yoon.
"Yah, lumayan bu. Aku sering merasa dilindungi, namun tak enak juga karena tak bisa berbagi hal-hal tentang perempuan" jawabku.
"oh begitu, Hyunjin kami anak tunggal, jadi dia cenderung pendiam dan dingin" celetuk Guru Yoon. Aku mengangguk-ngangguk, sambil menoleh pada Hyunjin. Ia masih sibuk dengan pizza dan sekarang ditambah dengan ponsel di tangan kirinya.
"kau tinggal di daerah sini sejak lama?" tanya Guru Yoon lagi. Aku mengangguk
"iya, sepertinya sejak aku lahir kami sudah tinggal di Seoul"
Tak terasa waktu berjalan cepat, sekarang sudah jam 10 lebih, aku tak tahu bahwa aku berada di rumah Guru Yoon sangat lama sekali.
"sepertinya sekarang waktunya aku pulang, bu" ujarku pada Guru Yoon seraya mengambil tasku.
"oh ya ampun, sudah jam 10. Jangan pulang sendirian, Hyunjin. Kau perempuan, sudah malam. Biar ku minta Jinnie untuk mengantarmu pulang ya?" tawar Guru Yoon. Aku terkejut lalu menggeleng kuat
"ah tidak usah, bu. Aku bisa pulang sendiri" jawabku meyakinkan.
Beruntung kini anaknya berada di kamar, jadi aku bisa langsung kabur dari paksaan Guru Yoon.
"aku harus pulang sekarang, sepertinya Ibu sudah mencariku. Selamat malam!" ujarku cepat lalu segera pergi dari rumahnya.
Aku tak tahu kenapa aku sedikit takut saat ditawari untuk ditemani Hyunjin pulang, aku merasa bahwa perjalanan pulang malam ini akan dipenuhi dengan rasa canggung yang tak ketulungan jika aku pulang dengannya, jadi aku harus menghindarinya.
Toh, dengan pulang sendiri aku juga aman kok.
----
Hari Senin datang, tentu saja aku harus disibukkan dengan kegiatan sekolah lagi.
Waktu istirahat datang, setelah membeli cemilan bersama Heejin, kami memilih duduk di bangku pinggir lapangan sepak bola sekolah yang sangat luas itu sambil berbincang kecil.
"Bagaimana kursus mu dengan Guru Yoon?" Heejin bertanya sambil membuka bungkus Chocopie nya. Aku bergumam kecil
"Tak buruk," jawabku singkat. Diriku teringat dengan sosok Hyunjin yang ku temui tadi malam. Jika diingat-ingat lagi, pria itu ternyata sangat menarik, tampan, tinggi, dan dingin, tipikal cinta yang tak akan terbalas bagi para wanita. Aku merasa jengkel jika mengingat dia menghiraukan aku saat aku sudah berani-berani menyapanya.
"Ah, Heejin. Apa kau tahu kalau Guru Yoon punya anak laki-laki?" tanyaku.
"Ya, tentu saja dia kan terkenal sekali. Siapa yang tak tahu tentang itu?" tanya Heejin sambil tertawa kecil, aku menipiskan bibirku, tersadar bahwa tingkat bersosialisasiku masih rendah sekali.
"Aku.." ujarku pelan
"What? Kau serius? Guru Yoon sudah 3 bulan jadi wali kelasmu dan kau tak tahu tentang hal itu?" tanya Heejin tak percaya. Kalau diingat-ingat, selama ini aku hanya mengobrol dengan Heejin, ketua kelas Jinyoung, dan beberapa orang lain yang bicara duluan padaku.
"Ya, jadi aku sedikit terkejut saat melihat anaknya apalagi saat tahu ia punya nama yang sama denganku.." ujarku. Heejin tersenyum.
"tampan ya? Kau suka?"
"Hah? Tidak lah! Aku hanya baru tahu kalau Guru Yoon punya anak laki-laki jadi aku terkejut!" Elakku, bisa dibilang jadi gugup tanpa alasan.
"Dia memang tampan, sih. Jago dalam Sepak bola, Jago renang, pintar.. hmm hampir sempurna ya!" gumam Heejin. Aku hanya diam tak tahu harus merespon apa.
"Kalau dipikir-pikir, sepertinya baru kali ini kau bicara tentang laki-laki padaku, selain Kak Wonwoo" Heejin tersenyum misterius padaku. Aku memutar kedua bola mataku.
"Sudah kubilang aku hanya penasaran, jangan berlebihan deh!"
"Yah.. bagaimanapun memacari Hwang Hyunjin lebih baik daripada mengejar Jeon Wonwoo sialan itu. It's time to move on, hyeon!" Heejin masih melanjutkan pembicaraannya. Aku menghela napas.
"Bicara apa sih kamu"
♫♫♫
loona kapan debut ya hhh cant wait any longer honeSTLy
dan eska bakal promosi pake lagu mirror hUhU fav gue banget dong:(
Thanks udah baca ya! Jangan lupa vote dan comment sayanq💓💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Namesake | 2hyunjin
FanfictionTentang kita yang senama. starring: - kim hyunjin (loona) - hwang hyunjin (stray kids) from: April 2018-present disc in bahasa, baku.