Namesake | 2hyunjin

12 : wavering

Pada akhirnya dengan menggunakan bus aku pergi ke rumah Heejin yang untuk sampai disana butuh waktu sekitar 20 menit.

Aku berusaha merasa bahwa semuanya baik-baik saja, lagipula sepertinya aku sadar bahwa aku berharap terlalu banyak pada tingkah kecilnya. Hwang Hyunjin menyadari kehadiranku, kan?

Namun di sisi lain tidak juga, aku yakin hari ini sikapnya berbeda.

Ting tong!

Aku menarik napas setelah menekan bel rumah Heejin dan menunggu respon dari dalam rumah. Dalam beberapa saat seorang lelaki keluar dari rumah berwarna cokelat tersebut, dan tersenyum kecil saat menyadari kedatanganku.

Kak Wonwoo.

Aku pernah bilang aku suka dengannya kan?

Walau sekarang aku tak yakin lagi karena Hyunjin telah hadir di kehidupanku.

"Hyunjin? Sudah lama tak datang kemari." Kak Wonwoo membukakan pagar untukku.

"Ah.. ya, kak. Heejinnya ada?" Tanyaku sambil tersenyum, sedikit gugup.

"Ada di dalam. Masuk saja" ujarnya mempersilahkanku masuk. Dengan sungkan aku melangkah masuk ke dalam rumahnya dan langsung mendapati Heejin yang kini tengah berbaring di sofa dengan masker wajah tomatnya.

"Bukannya kau ada tutor?" Tanya gadis itu tanpa menatapku karena kini tengah berbaring tak ingin menghancurkan maskernya, sedikit mengagetkanku juga karena bahkan aku belum menunjukkan diri bahwa aku telah datang, bagaimana ia bisa tahu?

"Hari ini ulang tahun Guru Yoon.. kau tahu?" Tanyaku. Heejin menggeleng, matanya menangkapku setelah akhirnya aku menunjukkan diri dalam penglihatannya. Aku memilih untuk duduk di lantai depan sofa tempat Heejin berbaring.

"Tidak tuh! Mereka sedang merayakannya?" Tanyanya. Aku mengiyakan.

"Kau tak datang? Kelas kita siapa yang datang?"

"Aku datang, bersama Seungmin"

"Lah? Kok sudah pulang? Aku yakin perayaannya tak sebentar."

Aku terdiam.

"Hyunjin?"

"Kim Hyunjin???"

Heejin sepertinya bingung karena tak ada jawaban dariku, akhirnya ia bersusah payah bangkit dari posisi tidurnya dan meninju kecil bahuku.

"Ada apa?"

"Aku tadi ketemu mantannya Hyunjin"

Hening.

"Lalu?"

Ah, aku baru sadar Heejin belum tahu pasti bahwa aku punya rasa pada Hyunjin.

Aku menoleh pada gadis itu dan menatapnya gamang.

"Aku..."

Mata Heejin membulat, seperti telah menerima telapatiku.

"Kau suka pada Hwang Hyunjin....?"

Aku hanya memandanginya dengan tatapan tak membantah.

"....dan cemburu?"

Aku menghela napas lalu mengalihkan pandangan dari Heejin.

"Tidak bisa dibilang cemburu juga, aku hanya.." kembali kubuang napas dengan kasar.

Aku mulai menceritakan pada Heejin bagaimana aku mulai jatuh pada pria itu dan segala harapanku, dan bagaimana dia masa bodoh padaku tadi siang.