Kala itu, hujan mengguyur kota Jakarta yang sedang mengalami musim kemarau. Orang-orang berlarian mencari tempat berteduh, termasuk Hanna.Tadi pagi, cuaca begitu cerah dan panas. Hanna pikir, tidak akan turun hujan, maka dari itu ia tidak membawa payung. Dan sekarang ia harus 'mandi bersama' dengan orang-orang yang tak ia kenal. Untungnya, ada toko roti yang tutup disana, setidaknya ia bisa berteduh.
"Hft, untung aja udah mau pulang, bukan mau kelas. Kalo gak, hhh." ucap Hanna bermonolog sambil mengelap pakaiannya yang basah terkena hujan.
Entah Hanna yang terlalu sibuk dengan urusannya sampai tidak sadar seorang pria datang dan berdiri di sebelahnya, atau memang orang itu datang dengan sangat tenang sampai langkah kakinya pun tak terdengar.
Begitu Hanna menyadari adanya pria tersebut, ia sedikit terkejut karena ia benar-benar tidak sadar.
Hanna memerhatikan pria itu dari atas sampai bawah. Rambut nya abu-abu, rambutnya terlihat basah karena ia tidak melindungi rambutnya dengan apapun, wajahnya kecil dan tampan, tapi sedikit menyeramkan karena tidak memasang ekspresi, tatapannya lurus ke depan, bahunya lebar, dan badannya tegap.
Entah kenapa Hanna tertarik untuk terus menatapnya, pria ini terlihat aneh. Maksudnya, mengapa ia berteduh disaat ia membawa payung? Sedari tadi, ia juga terus menatap ke depan, tidak sekalipun menoleh ke arah Hanna. Bukannya ia ingin dilihat, tapi harusnya ia merasa risih 'kan, ditatap terus oleh Hanna? Bukan— Hanna bukan sengaja membuatnya risih, tapi ia begitu aneh bagi Hanna.
Pada akhirnya, Hanna memilih tidak peduli. Ia pikir, mungkin pria itu sedang menunggu seseorang. Dan alasan ia tidak menoleh ke Hanna sama sekali walaupun Hanna terus memerhatikannya adalah ia memiliki tingkat kepekaan yang sangat rendah.
Pukul 15:09,
1 jam berlalu, namun hujan tak kunjung berhenti. Hanna mulai gelisah, ia memang sedang tidak terburu-buru sih. Tapi kalau begini, bagaimana ia bisa pulang? Bagaimana kalau hujannya terus turun hingga besok malam? Ia juga merasa sangat canggung disini bersama pria tersebut. Pria tersebut masih sama seperti tadi, diam dan menatap lurus kejalanan.
Ponselnya mati, ia tidak bisa memesan ojek online, sungguh sial Hanna hari ini.
Hanna tidak mempunyai cara lain selain menerobos jalanan dan mencari ojek pangkalan disekitar sini, kalau ada.
Hanna baru saja berjalan satu langkah, langkahnya langsung terintrupsi oleh suara sesuatu yang jatuh, Hanna otomatis menoleh. Itu payung lipat. Milik pria aneh tadi.
Hanna melihat sosok pria tersebut berjalan belum jauh, ia berjalan dengan tenang seperti hujan sedang tidak sedang menyerang nya. Hanna beberapa kali memanggilnya, tapi ia tak sekalipun menoleh dan tetap berjalan.
Hanna tidak tahu, apakah pria tersebut sengaja meninggalkan payungnya untuk meminjamkannya pada Hanna atau ia memang lupa?
Hanna menimang-nimang, haruskah ia meminjam payung pria tersebut? Kemudian Tuhan mempermudah Hanna untuk memilih, hujan diturunkan semakin lebat, jadi mau tidak mau Hanna mengambil dan meminjam payung pria tersebut.
"Makasih ya, mas. Kalau kita ketemu saya janji bakal saya balikin." Hanna berjanji.
Meet them,
gugudan's HANA
as
Hanna Anggarika LianaWanna One's DANIEL
as
Lukesh
Hai,
Hng gatau ini kenapa tiba tiba kepikiran beginian pas lagi mandi.
Hehe.
Iya, ini ide dari WC kayak ff sebelah, tapi semoga ide nya ga berhenti ditengah jalan dan bisa selesai dengan baik, ga melenceng dari ide awal yang udah aku pikirin baik baik.
Hehe.
Udah gitu aja. Salam dari kasir alfamart (ganti tempat karena aku agak salty tadi pas ke indomaret gak disapa)Oh iya, don't expect too much from me, okay? Karena berharap itu sakit. Kamu tidak akan kuat, makanya makan biskuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
summer rain ft. daniel.
Short StoryYou come to me suddenly, like the summer rain. ©cheatime, 2018 (april, 29th - june, 7th)