Berterimakasih lah pada aspal jalan raya yang mengukir ukiran abstrak di lutut dan betis Hanna sehingga Hanna tidak bisa menggunakan jeans kesayangannya. Dan ia terpaksa memakai celana bahan milik ibu kos yang membuatnya terlihat seperti sudah hidup dari 50 tahun yang lalu.Ia bahkan kesulitan untuk naik keatas motor serta menaiki anak-anak tangga. Merepotkan. Tapi ya, setidaknya ia tidak menjadi korban kejepit dari mobil truk dan jeep kemarin.
Ngomong-ngomong, Hanna belum bertemu dengan pria aneh yang menyelamatkan ia hari ini. Bukannya Hanna ingin bertemu untuk apa, Hanna hanya ingin berterimakasih karena telah menyelamatkannya atau mungkin mengajaknya ke cafe sebagai tanda terimakasih. Dan sejujurnya Hanna juga ingin meminta ia berterus terang mengapa ia selalu ada didekat Hanna —yang membuat Hanna merasa ia adalah penguntit Hanna.—
Hanna jenuh menunggu bus yang tidak kunjung datang, entah ia yang terlalu cepat selesai kelas atau justru bus yang telat datangnya. Maka ia memutuskan untuk memainkan ponselnya.
Seperti yang tadi sudah dijelaskan, Hanna tidak bisa naik motor—tadi pagi Hanna sudah mencoba nya, dan ia merasa sangat tersiksa—maka dari itu ia memutuskan untuk naik bus, karena taksi terlalu mahal.
Cuacanya masih cerah seperti kemarin-kemarin, tapi sejak beberapa menit yang lalu, langit tampak lebih gelap dan agak mendung. Mungkin akan turun hujan lagi. Biarlah, lagipula ia naik bus. Mungkin terkena hujan sedikit ketika berjalan menuju kos-annya.
Hanna adalah manusia yang memiliki pendengaran yang cukup baik, maka dari itu ia otomatis menoleh kesumber suara yang berasal dari sepatu pria aneh yang menolongnya.
Pria itu menatap Hanna dengan tatapan yang aneh seperti biasanya, tapi Hanna bisa melihat dengan jelas mata pria itu terlihat berkaca-kaca seperti akan menangis. Hanna berniat mengurungkan rencana untuk mengajak pria itu ke cafe. Mungkin cukup mengatakan terimakasih, kemudian kabur. Karena pria itu terlihat seperti orang yang mabuk dan orang mabuk biasanya dapat melakukan hal-hal aneh dibawah kesadarannya.
"Mas, makasih udah nolongin saya kemarin ya!" kata Hanna buru-buru begitu pria itu mendekat. Ia langsung berniat lari, walaupun kakinya sakit. Dibanding terjadi hal-hal yang tidak mengenakan.
Namun, Hanna mendadak kaku ketika pria itu menahan lengannya, Hanna mulai panik.
"Lia,"
"Lia, jangan pernah tinggalkan aku lagi."
Tes
Tes
Hujan tiba-tiba turun.
"Woy, jangan peluk-peluk! Gila ya lo mas?!" Hanna berseru kaget begitu pria itu menarik lengannya dan membawa Hanna ke dalam dekapannya, kemudian pria itu tiba-tiba menangis terisak.
Hanna merasakan bahunya basah, yang sudah pasti berasal dari mata pria itu. Tangisan pria itu semakin menjadi, diikuti dengan hujan yang terdengar semakin deras.
Dada pria itu naik turun, Hanna tentu dapat merasakannya, apalagi pria itu mendekapnya dengan sangat kuat. Hanna tidak tega melihatnya begini, walaupun risih. Tapi sepertinya ia memang sedang butuh. Aneh, memang. Tapi Hanna tidak mau kalau pria itu nanti malah melakukan yang lebih aneh.
"Jangan nangis." ucap Hanna pelan.
"Udah, jangan nangis." kata Hanna lagi.
Pria itu masih terisak, namun sepertinya sudah tidak sekuat tadi.
Pria itu melepaskan dekapannya pada Hanna yang membuat Hanna bernapas lega, karna sejujurnya sedari tadi ia kesulitan bernafas.
Pria itu menatap Hanna lekat-lekat, tatapannya terlihat sendu.
"Jangan nangis." Hanna mengulang ucapannya sekali lagi karena melihat air mata masih turun dari mata pria itu.
"Tidak akan, kalau kamu berjanji tidak akan meninggalkan ku, sekali lagi." katanya parau.
Sungguh, Hanna tak mengerti maksud pria itu. Ia tidak pernah mengenal pria itu, ia yakin sekali. Tapi apa maksudnya?
Namun, demi menenangkan hati pria itu, Hanna mengangguk, "Iya, janji."
Pria itu mulai tersenyum, diikuti hujan yang mulai mereda dan langit kembali cerah.
dramamama ramama ramama
hEUapdet lg soalnya gabut
oh iya, selamat puasa bagi yang menjalankan!
KAMU SEDANG MEMBACA
summer rain ft. daniel.
Short StoryYou come to me suddenly, like the summer rain. ©cheatime, 2018 (april, 29th - june, 7th)