Hari ini terasa sangat panas, entahlah, mungkin matahari sedang kesal. Hanna tergoda untuk membeli eskrim di sebuah minimarket dekat kos-annya, sekalian ngadem.Begitu pintu dibuka, ia langsung disapa oleh kasir minimarket yang ia balas dengan senyuman tipis. Ia langsung berjalan menuju barisan dimana eskrim berada.
"Eskrim i'm coming~" Hanna berkata pada eskrim-eskrim didalam lemari pendingin. Ia memilih eskrim Cornetto dengan rasa Red Velvet, ia tidak terlalu suka sih, tapi hari ini rasanya ingin saja.
Hanna langsung menuju kasir, ia ingin buru-buru pulang, karena takut eskrimnya akan meleleh ditengah jalan jika ia terlalu lama. Hanna sedikit terkejut ketika menemukan sosok pria yang meminjamkan payungnya kepada Hanna didekat bagian kasir. Hanna tersenyum tipis sebagai sapaan, kali ini pria itu tersenyum tipis dan terlihat canggung.
Hanna langsung melesat pergi setelah membayar eskrimnya. Ia sempat melihat, kalau pria itu masih disana. Entah apa yang ia lakukan. Hanna tidak mau peduli.
***
Hari berikutnya masih sama, panas. Memang ini musim panas sih, yah, tidak heran.
Hanna baru saja pulang dari kampusnya. Ia berjalan kaki-bukan, ia bukan berjalan kaki dari kampusnya ke kos-annya, ia diturunkan oleh driver ojol didepan gang kos-annya-atas perintah Hanna, karena dibagian dalam banyak ojek pangkalan.
Hanna berhenti sejenak. Hanna tidak tahu, ia salah lihat atau tidak, tapi Hanna rasa ia tidak salah lihat, karena matanya masih berfungsi dengan baik tanpa perlu menggunakan kacamata. Ia melihat pria itu. Pria aneh itu.
Ini sudah hari entah ke berapa Hanna diikuti oleh pria aneh itu. Hanna sedikit sangsi.
Tadinya, Hanna hanya akan menganggap ia tidak melihat pria tersebut atau setidaknya kalau sudah ketahuan, dia hanya akan tersenyum tipis. Tapi, entah lah. Menurut Hanna ini agak janggal, maksudnya, bahkan ia datang tiba-tiba, dan belakangan jadi sering muncul. Dan anehnya ia muncul di daerah tempat Hanna tinggal, jelas Hanna tahu betul warga disini, dan ia tak pernah melihat pria itu.
Pria itu berdiri sambil bersender di tiang listrik, Hanna penasaran apakah ia tidak kepanasan? Hah, itu tidak penting.
Hanna mulai berspelakulasi aneh-aneh, jangan-jangan ia penguntit? Awalnya hanya untuk mendekati Hanna?
Oke jangan salahkan pikiran Hanna yang aneh-aneh, salahkan film-film yang Hanna sering tonton membuatnya jadi begini.
Satu-satunya cara yang mungkin akan menyelamatkan nyawa Hanna adalah: pura-pura tidak melihatnya. Karena, bahkan tiap melihat nya, Hanna merasa... Aneh? Tatapan yang ia berikan selalu tidak bisa Hanna terjemahkan.
Hanna berjalan begitu saja dengan harapan, pria itu tidak menyadari kehadirannya. Walaupun mungkin ia adalah alasan dari kehadiran pria itu disini.
Dan, ya, memang benar. Sedari tadi ia memang berlagak tidak memerhatikan Hanna, namun aslinya ia melihat dengan jelas apa saja yang Hanna lakukan melalui ekor matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
summer rain ft. daniel.
Short StoryYou come to me suddenly, like the summer rain. ©cheatime, 2018 (april, 29th - june, 7th)