Hanna tidak ingat kalau hari ini ia ada kelas pukul 9 pagi, sehingga ia baru bangun ketika pukul 8.49 pagi. Hanna berencana bolos, jika dia tidak tiba-tiba teringat tugas yang harus ia kumpulkan kepada dosen tua dan menyeramkan di kampusnya.Maka oleh karna itu, disini lah Hanna, duduk didalam bus yang tidak terlalu ramai pagi ini. Hanna bodoh, ia harusnya memilih naik motor yang bisa menyelip dengan cepat. Tapi karena tadi pagi ia buru-buru, ia tidak dapat berfikir jernih dan langsung saja berlari ke halte bus yang memang tidak terlalu jauh dengan kos-an nya.
Hanna hanya menatap keluar jendela sambil harap-harap cemas, semoga ia sampai tidak terlalu lama. Fokus Hanna tiba-tiba teralihkan pada bayangan yang terpantul di kaca bus. Ia seperti mengenal orang itu...
"Kita pernah ketemu 'kan?" Hanna bertanya to the point kepada pria yang ada disampingnya—tentunya setelah Hanna memutuskan untuk menghampiri pria itu—. Pria itu tampaknya sedikit terkejut, tapi tak butuh waktu yang lama, wajahnya kembali tak berekspresi seperti waktu pertama kali Hanna bertemu dengannya.
Pria itu hanya diam sambil menatap manik Hanna dalam-dalam, Hanna tidak mengerti dari tatapannya, tapi yang jelas satu, Hanna merasa risih.
"Mas, kemarin saya pinjem payung mas. Saya mau balikin tapi hari ini gak bawa. Maaf ya, mas."
Pria itu tidak merespon, ia masih sama seperti tadi. Menatap Hanna dalam-dalam.
"Mas, saya gak yakin kita bakal ketemu lagi nan—"
"Bisa,"
Hanna menyerngit bingung, tapi kemudian memilih untuk tidak peduli, "Oke bisa, jadi sorry ya, saya gabisa balikin sekarang." katanya yang setelahnya tepat sekali bus berhenti, Hanna segera turun setelah berkata, "Duluan ya," kepada pria tadi.
***
Pria itu tidak berbohong soal mereka yang masih bisa bertemu lagi, karena sekarang mereka berada di pertigaan gang rumah Milly, iya, Hanna baru saja dari rumah Milly.
Hanna awalnya agak terkejut, tapi seperti biasanya, tidak mau terlalu memusingkan, mungkin ia memang tinggal disekitar sini.
"Ini payungnya. Makasih," ucap Hanna sambil menyodorkan payung milik pria tersebut. Namun bukannya menerima payungnya, ia malah menatap Hanna lekat-lekat seperti hari dimana mereka bertemu di bus.
"Mas," Hanna memanggil dengan datar, tapi cukup membuat pria itu menghentikan aktifitasnya itu. Hanna mendesah pelan, "Ini payungnya. Makasih,"
Pria itu mengambil payungnya, kemudian Hanna langsung memutuskan untuk pulang, namun tentunya dengan mengucapkan salam terlebih dahulu kepada pria tersebut. Tak perlu menunggu jawaban dari pria tersebut, Hanna langsung pergi menjauh dari pria tersebut. Sementara ini, Hanna beranggapan kalau pria itu bisu.
Tapi, ya biarlah mau dia bisu atau tidak. Ia tak peduli, dan menurut Hanna karena urusan nya dengan pria tersebut sudah selesai, ia tidak akan bertemu dengan pria tersebut lagi.
Atau, justru iya.
KAMU SEDANG MEMBACA
summer rain ft. daniel.
Short StoryYou come to me suddenly, like the summer rain. ©cheatime, 2018 (april, 29th - june, 7th)