14. Hujan

11 7 0
                                    

Hanna hanya bisa memasang wajah tanpa ekspresi sejak mendapat berita bahwa kedua orangtuanya harus meninggalkan dunia karena sakit yang sudah lama dialami kedua pasangan berumur itu, ditambah kondisi alam yang sangat buruk.

"Kak Hanna."

Hanna menoleh, mendapati adik yang lebih muda beberapa tahun darinya sedang menatap Hanna sendu, matanya terlihat sembab karena terlalu banyak menangis.

"Ayo pulang."

Hanna tersenyum paksa, "Nanti aja. Gue masih mau disini." tolak Hanna.

"Kak tapi—" ucapan Hanny terpotong oleh Hanna.

"Gue gapapa. Papa mama masih mau gue temenin. Gue gapunya banyak waktu buat mereka dulu, sekarang gue harus nemenin mereka dulu." ucap Hanna final.

Hanny mendesah pelan, ia mengalah, kakaknya selalu keras kepala, percuma. Ia berpamitan kepada kakaknya kemudian pergi bersama suaminya.

Hanna menatap kedua kubur didepannya, kuburan ayah dan ibu nya diletakkan bersampingan.

Hanna tidak menangis sejak mendapat kabar itu, sama sekali tidak. Ia bukannya mencoba untuk terlihat sok kuat, namun memang sesedih apapun Hanna, air matanya tidak mau keluar.

Namun hatinya begitu sesak.

Hanna berdiam diri sambil menatap dua kubur didepannya. Hampir 30 menit, Hanna hanya melamun.

Begitu sadar dari lamunannya, hal pertama yang ia lakukan adalah melihat jam di ponselnya. Ia sadar sekarang sudah terlalu malam, maka ia memutuskan untuk pulang menaiki ojek online.

"Makasih." ucap Hanna kepada driver ojek online begitu sampai di depan gedung apartemen-nya.

Semenjak Hanna lulus kuliah, ia memang tidak lagi tinggal di kos-an nya dulu, ia memilih pindah ke apartemen dengan ruangan yang tidak terlalu besar.

Biasanya, Hanna akan merasa ngeri jika menaiki tangga menuju apartemen nya di lantai 3 sendirian pada malam hari, tapi kali ini rasa ngeri nya enggan mendekati Hanna.

Hanna lagi-lagi melamun, duduk diatas kursi kecil sambil menyalakan TV dan memegang segelas air.

...

...

...

Hanna tiba-tiba tersadar karena mendengar suara hujan dari luar, hujannya begitu lebat. Sesekali gledek ikut hadir.

Ia meletakkan gelas nya diatas meja, hendak menutup jendela agar air hujan tidak masuk ke dalam apartemen nya.

Tok

Tok

Tok

Hanna terkejut mendengar ketukan pintu itu. Ia sekarang sedang takut, kalau itu bukan manusia. Tapi, karena cerita ini bukan ber genre horror, maka ia tidak jadi takut dan membuka kan pintu.

















"Hanna."
















satu chapt lagi fin, gak pakai bonchapt hihihi

oh iya

visualisasi adik nya Hanna

lalu suami nya

siyeon tuh hana vibe banget why sii. terus #jenosiyeon never die

summer rain ft. daniel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang