Kartun kesukaan Veyara

4.6K 243 4
                                    

Prilly baru saja selesai memasak makanan kesukaan Veyara yaitu, ayam kecap dan omlette daging asap.
Setelah menata masakannya di atas meja, Prilly melepas celemek yang menempel di badannya lalu keluar dapur untuk memanggil Ali dan Veyara untuk makan siang.
Ya, ini adalah hari minggu.
Jadi, Ali hanya di rumah saja hari ini.

"Bii, makanan udah siap. Mau makan sekarang?"tanya Prilly pada Ali yang tengah memainkan ponsel.

Ali melihat kearah Prilly kemudian mengangguk, ia segera menyimpan ponselnya kemudian berjalan menuju ruang makan sementara Prilly pergi menemui Veyara yang sedang menonton TV di ruang tengah bersama Ria.

"Vey mau kan nggak, nak?"tanyanya setelah sampai di samping Vey.

Vey menoleh pada Prilly kemudian mengangguk antusias.

"Nak... nak... nak..."jawabnya meniru kata-kata dari salah satu tokoh kartun pavoritnya.

Prilly tersenyum gemas, sudah dua hari ini Veyara selalu mengajaknya bicara seperti Upin Ipin.
Putrinya itu kini sedang gemar-gemarnya menonton kartun berkepala botak itu.
Bahkan,kartun Masha yang selama ini selalu menjadi pavoritnya terlupakan hanya karena ia sudah menemukan kartun yang lebih menarik minatnya.

"Abi cudah doa bum?"celetuk Veyara setelah duduk di bangku khusus miliknya.
Ali yang baru saja akan menyuap nasi dari sendoknya segera mengurungkan niatnya itu lantas menyengir ke arah Veyara.

"Isss...isss...isss... tak patot! Abi dak buleh cem itu, cebeum makan kite mesti bace doa dulu, ye kan Umi?"
Veyara beralih pada Prilly yang sedang menyiapkan makan untuknya.

Prilly mengangguk seraya menahan senyum geli melihat wajah salah tingkah suaminya.

"Eh, iya. Yaudah, Vey pimpin doa gih,"perintah Ali.

Veyara tersenyum bangga sebelum mengangkat kedua tangannya dengan mata terpejam.

"Allahumma bariklana, fiima rozaktana, wakiina adza'bannar... Aamiin..." Vey mengusapkan kedua tangannya ke wajahnya saat selesai membaca doa.
Prilly dan Ali pun mengikuti apa yang Veyara lakukan seraya tersenyum bangga menatap putri kecil mereka yang kini semakin pintar.

****

"Acamikommmm...Opaaa, Ooo Opaaaa... "teriak Veyara setelah turun dari mobil.
Prilly dan Ali yang ada di belakangnya hanya bisa menggelengkan kepala mereka.

"Wa'alaikumusalam, cucu Opa?uhhh... pinternya, bisa ngucap salam,"ucap Javier saat ia yang membuka pintu.

Veyara yang melihat Opa nya yang membuka pintu mengerucutkan bibirnya sebal.

"Lho...lho?itu bibirnya kenapa cemberut gitu, Vey?"heran Vier
Padahal, tadi Vey semangat sekali mengucap salamnya.

Prilly dan Ali mencium tangan Javier seraya tersenyum geli melihat wajah cemberut Veyara.

"Dia itu maunya yang bukain pintu Oma nya Dad,"kata Ali menjawab rasa penasaran Vier.

"Kenapa begitu?"tanya Vier lagi.

Ali menarik nafas kemudian masuk ke dalam rumah di ikuti yang lainnya.

"Beberapa hari ini Vey lagi seneng nonton kartun Upin Ipin yang dari Malaysia itu lho, Dad.
Dan udah dua hari ini dia ngomong ama kita pake bahasa Melayu persis yang ada di kartun, makanya tadi dia teriak-teriak manggil Opa tapi Opa disini bukan Daddy tapi Mommy,"jelas Ali panjang lebar.

Veyara yang ada di pangkuannya masih saja cemberut, sementara Vier hanya mengangguk walaupun sebenarnya ia belum terlalu paham karena dia tidak tau kartun apa yang di maksud oleh Ali.

"Eh, kalian datang?"Jen yang baru keluar dari dapur mendekat kearah mereka.
Mata Veyara berbinar saat melihat Jen berjalan kearah mereka.

"Opaaaa, Vey kaen Opa cangat... "katanya seraya memeluk kaki Jen.

Jen mengerutkan keningnya bingung, ia menatap kearah Ali dan Prilly sedangkan yang di tatap hanya mengendikan bahu.

Jen berjongkok di depan cucu cantiknya itu kemudian mencium pipinya gemas sebelum bertanya, "Kok Opa?biasanya Oma?"

Vey menggeleng,"Ini,"Vey menunjuk dada Jen,"Opa nya Vey, dan itu,"Vey menoleh pada Vier dengan jari mungilnya menunjuk kearah lelaki tua yang tengah meminum Teh yang baru saja di bawakan oleh Prilly,"itu Atok nya Vey!"

Jen dan Vier saling pandang sedangkan Ali dan Prilly hanya menggelengkan kepala mereka.

"Jadi sekarang bukan Oma Opa lagi?"tanya Jen memastikan.
Vey tersenyum seraya menggeleng.

"Opa dan Atok."jawabnya riang.

Jen dan Vier menarik napas pasrah, cucu perempuan mereka ini memang terlalu pintar dan sama seperti Syarief yang lainnya keras kepala adalah nama tengah si kecil itu.
Jadi, tidak akan ada yang bisa membantahnya termasuk mereka.

****

"Vey tak nak telol Umi, Vey nak ayam golenggg... "Vey mendorong piringnya yang sudah di isi oleh Prilly dengan nasi, telur dadar dan sayur.

"Lho?kan hari ini waktunya makan telur sayang, bukan ayam,"jawab Prilly.

Prilly memang membuat daftar menu untuk makan sehari-hari mereka.
Dan hari ini jadwal mereka makan telur bukan ayam.

"Tapi di meja ada ayam, Opa yang goleng. Iye kan Opa?Jadi, Vey boleh mam ayam ya... ya... ya?"Vey beralih pada Jen, menatap penuh harap pada wanita tua itu.

Prilly menatap pada Ali dan yang di tatap hanya mengangguk pasrah.

Veyara berteriak girang saat Prilly memasukan ayam ke dalam piringnya.

"Makaceeeehhhh... "jeritnya senang, kemudian dengan lahap ia ayam itu membuat semua yang disana hanya geleng-geleng kepala.

Balada Veyara dan segala sesuatu yang di contohnya.
Ingatkan Prilly untuk men download kartun DIVA THE SERIES nanti agar Veyara juga meniru kelakuan sosok Diva.

Story Of VeyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang