6

3.9K 405 41
                                    

Itachi  mengendarai  mobilnya  dengan cepat, sedangkan  Naruto dia hanya  menatap  Itachi  takut- takut.

"Itachi, bisakah  kau bawa mobilnya pelan  -pelan " pinta Naruto.

"Tak bisa aku harus kerja".

"Ya sudah jangan ke rumah  sakit " pinta Naruto.

Itachi  tak menjawab  untuk sesaat, tak lama mereka sampailah  di rumah  sakit  yang  Itachi tuju, yaitu rumah sakit milik kelurga  Namikaze.

"Ayo turun"

Naruto, tak banyak bicara  ia membuntuti  Itachi  dari belakang.

Itachi  tak menyangka, jika dia akan bertemu  dengan sang ibu, yang tengah mengobrol dengan ibu gadis  yang di Jodohkan dengannya.

"Siapa yang sakit  Chi, kenapa kamu ke rumah  sakit? "  Tanya Mikoto, sambil melirik  ke arah gadis  yang berada tak jauh  dari putra sulungnya.

"Bukan kaasan, tapi kekasih ku. " jawab Itachi.

Kushina   membolakan matanya.

"Dia gadis , yang di beritakan itu ya. Wah kalau lebih dekat kamu lebih mirip dengan  putri ku"Ujar  Kushina  .

"Ah benar kah, itu hanya kebetulan saja nyonya" ucap  dengan senyum  ramahnya.

Tiba tiba Mikoto  berkata, yang membuat  ketiganya membolakan  mata.

"Jangan -jangan  dia  kembaran putri  mu, Kushina. "

Kushina   tersentak, 'benar juga gadis itu ter lalu mirip untuk di katakan kebetulan.

"Tante jangan berkata yang aneh - aneh, aku  tak mirip dengan putri nyonya Kushina , Nona ruko dia anggun cantik dan manis tidak seperti  saya yang bar- bar"Ujar  Naruto, sambil  memggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Jangan samakan dia  dengan tuan putri  kaasan, bibi. Dia  lebih mirip kuli bangunan. "ucap Itachi, yang langsung  kena tendangan maut dari si pirang.

Mikoto  dan Kushina , hanya tertawa  pelan.

"Bagus  Naru Chan, sesekali laki -laki memang harus  di kasih pelajaran "ucap Mikoto, membuat  Itachi  mendecih, dan Naruto  yang tersenyum penuh  kemenangan.

"Jadi Naru Chan, kau yang ingin cek darah?"  Tanya Kushina.

"Ah ia, nyonya_

"Jangan nyonya, panggil bibi aja. Naru "

"Nah, chi kau kan harus kerja, biar Naru chan ibu yang temani"ucap Mikoto.

Itachi, menatap  sang ibu Curiga. Dia menyipitkan Matanya, dan berkata.

"kaasan, takan berbuat yang aneh aneh kan".

Mikoto   tertawa pelan, lalu berkata .

"Kau selalu  berpikir  yang aneh aneh pada Kaasan"

"Bukannya begitu, ibu selalu membuat  kekasihku  trauma'"

Naruto, jadi  berpikiran  aneh aneh, apa Mikoto selalu  berbuat  hal hal yang membuat  pacarnya 'si artis' songong ini trauma'. Dan apakah dia juga akan jadi  kelinci percobaannya.

"Jangan  bicara begitu  anak nakal, Naru Chan  jadi berpikir aneh aneh kan"

Itachi, mendengus  lalu ia berpamitan. Sebelum  pergi dia sempat  berkata  yang membuat  Naruto, ingin  membuangnya ke rawa rawa.

"Bibi, kaasan jika dia macam- macam, buang saja ke kebun binatang. Pertemukan dia  dengan kembarannya "

Kedutan  kesal , terlihat  di jidat  Naruto.

Sedangkan  Mikoto  dan Kushina   tertawa, memperhatikan interaksi keduanya.

Satu jam kemudian, setelah pemeriksaan darah, dan hasilnya pun  sudah keluar.

"Jadi  bibi, sebenarnya  aku ini kenapa?  "Tanya  Naruto, penasasaran.

Kushina   tidak langsung  menjawab, dia bertanya  dulu  seputar pekerjaaannya. Mikoto  ikut mendampingi Naruto.

"Sebelumnya, bibi ingin bertanya, boleh? "

"Tentu  saja bibi. "jawab Naruto, yang sudah mulai akrab dengan  Kushina   dan Mikoto.

"Apa pekerjaaan mu sebagai  wartawan ? "

Naruto  mengangguk.

"Apa kau pernah  jatuh, atau terkena pukulan  di bagian  kepala "

Naruto, sempat  berpikir  lalu berkata.
Dan mengiyakan pertanyaan Kushina .

"Ada penyumbatan  sel darah merah di kepalamu, dan itu  di akibat kan oleh benturan keras itu. "

Naruto  mengingat  kejadian beberapa  hari yang  lalu.

"Dan bibi meminta mu berhenti  jadi wartawan  kerjanya  berbahaya"

Naruto, hanya  menghela  nafas, lalu berkata.

"Aku akan memikirkannya lagi"

"Dan akhir minggu ini datang lagi kerumah sakit, kita oprasi kecil-kecilan. "



Sepulang  dari rumah  sakit, Naruto  di ajak Mikoto ke manshion Uchiha. Katanya sih ingin mengenalkannya dengan  anggota  Uchiha  lainnya.

Awalnya, Naruto  takut  Mikoto, tak menerimanya  sebagai kekasih ,  dari artis songong bin menyebalkan. Jadi ia menolaknya secara halus.

Bukan Uchiha  Mikoto namanya, jika pantang nyerah, dia memaksa Naruto  dengan berbagai  alasan.

Sampai  di Manshion Uchiha yang  megah, Naruto  langsung  ketakutan. Ia takut terjadi seseuatu, seperti   di film- film, seperti  di jadikan  babu atau di siksa oleh keluarga  kekasih nya yang tidak setuju dengan  hubungan mereka .

Tubuhnya , bergetar  hebat saat seorang  pria tua berkata, dengan suara dinginnya.

" Apakah  dia pelayan baru di rumah ini, Mikoto "

Mikoto hanya tertawa ringan sedangkan Naruto dia sudah pucat pasi.

Artis Kampret (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang