7

4.2K 419 116
                                    

Naruto  melongo dia menatap  pakaian yang ia pakai yang terlihat  kumal jauh dari kata mewah. Pantas saja  kakek  tua itu menganggapnya  pelayan baru. Karna ia, memang tak ada apa- apanya.

"Dia pacar Itachi  Kek, bukan pelayan baru "

Madara  menatap  Naruto  dari bawah  dan atas lalu berkata.

"Masa Itachi seleranya rendahan gitu, seperti  bukan  Uchiha  saja " dengus Madara.

Naruto  akhirnya  bicara, setelah  sekian lama dia berdiri  bak patung selamat  datang.

'' Kakek  benar aku orang  rendahan, tapi setidaknya  aku tidak  menjual harga diriku demi sebuah  pangkat, aku ini lebih suka diriku sendiri, dari pada  menjadi  orang  lain. "Jawab  Naruto, tak kalah  pedas.

"Kake, mulutnya di jaga donk" ujar Mikoto, sambil  ngelus  tangan Naruto, memberinya ke sabaran dari mulut tajam ayah mertuanya.

Sedangkan  Madara, dia ketawa  ketika  mendapatkan  jawaban yang tak kalah pedas  dari calon cucu mantunya.

"Bagus kau lolos dari tes pertama , sekarang  buatkan aku teh yang enak, dan tidak pahit"

Mikoto, hanya mengelus  dadanya  ketika ia tahu, kalau gadis  di sampingnya  itu tengah   di tes kelayakan oleh ayah mertuanya.

"Bukan teh kalau tidak pahit kake, mungkin itu madu atau susu"

"Jangan banyak bicara  kamu"

"Iya-  iya kakek  bawel"

Madara  menahan senyumnya, dia malah menampilkan  wajah datarnya. sedangkan Naruto, dia masih kesal dengan  kakek  tua di  hadapannya.

"Naru -chan, ayo bantu bibi ke dapur? "

" Boleh  bibi, dari pada  sama Kake , Naru  takut  di terkam" balas  Naruto,

Madara, melotot  ke arah Naruto, yang sudah kabur ke dapur  sedangkan  Mikoto  hanya tertawa  geli, melihat  ayah mertuanya  nge tes calon  mantunya.

Tak lama, Naruto  sudah kembali  ke ruang keluarga, dengan teh hangat di tangannya.

Ia meletakan minumannya , di meja yang ada di hadapan  Madara.

"Silahkan di coba kakek  semoga anda keracunan"ucap Naruto.

Madara, mengendus teh tersebut  dan ber ucap dengan arogannya.

"Kau meracuninya, "tanya  Madara, yang sedikit meminum teh herbal itu.

"Iya, dengan cinta "

Madara  menatapnya  miring.

"Kau gadis yang aneh, dari mana Itachi  memunggutnya. "

Sebelum Naruto  menjawab, Itachi sudah datang barengan dengan Sasuke  dan Fugaku serta Kakashi.

"Dari selokan kek, kasihan  dia kaya kucing minta di pungut"ujar Itachi santai, lalu duduk di samping Naruto, dan merangkul bahunya.

Naruto  menyipitkan  matanya, dalam hati dia berkata.

'Mulai lagi, dia ngajak perang'

"Dasar Uchiha  bisanya cuma ngebuly, kalau di buly gak mau. Dasar tidak gentel " ucap Naruto, sambil  mengetuk  ngetuk dahi Itachi, dengan jari telunjuknya.

Madara  dan Fugaku  tertawa  kecil, benar juga perkataan gadis kecil itu. Sedangkan Itachi dia, malah  mengeratkan pelukannya pada bahu Naruto, lalu berbisik.

"Kamu tahu aja, cara mempermalukan aku"

Naruto, tidak peduli  dia sibuk ngedorong tubuh  Itachi, agar  menjauh.

Sasuke  dan Kakashi menatap keduanya  tak percaya.

"Mereka  benar- benar  aktor yang  hebat"batin keduanya.

Setelah Makan  malam bersama, Itachi dan Naruto  tidak di  perbolehkan  pulang, mereka  di pinta untuk  menginap di rumah utama, dan otomatis  mereka  harus  satu kamar, satu ranjang dan satu selimut.
Memikirkannya saja, sudah membuat  Naruto  mual ingin muntah. 

Naruto merona hebat, ketika melihat laki  menyebalkan  Itu hanya  memakai  boxer saja, dan dia jadi salah fokuskan, dia memejamkan  matanya, mencoba  menahan amarahnya  yang  sebentar lagi akan meledak bak  bom waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naruto merona hebat, ketika melihat laki  menyebalkan  Itu hanya  memakai  boxer saja, dan dia jadi salah fokuskan, dia memejamkan  matanya, mencoba  menahan amarahnya  yang  sebentar lagi akan meledak bak  bom waktu.

"Uchiha Itachi, tak bisakah  kau pake baju" teriak  Naruto, sambil  membelakangi Itachi.

"Tidak, aku lebih suka seperti ini"jawab Itachi, sambil tidurnya dengan melipat tangannya di belakang  kepala.

"Itachi "

"Aku  tidak  bisa tidur  jika pakai  baju"

Naruto menghela nafasnya, ia memberanikan  menatap Itachi.

Dalam  hati  Naruto berkata.
'Kenapa  dia punya kebiasan yang sama dengan ku'

"Hah, terus  aku tidur  di mana? " Tanya Naruto.

Itachi, menepuk  ranjang di sebelahnya.

"Jangan bercanda "

"Ya sudah kalau tidak mau " ucap Itachi.

Naruto dengan terpaksa, dia tidur   di sampingnya  Itachi, ia memunggungi Itachi tanpa  tahu Itachi  menatapnya dalam  diam.

Itachi, terbangun  dari tidurnya. Karna  Naruto  gak bisa diam.

"Hei, Kau  kenapa ? "Tanya Itachi.

Naruto, tidak  menjawab  dia hanya  gerak- gerak gelisah. Itachi, melihat  Naruto  berkeringat padahal  dia sudah merendahkan  suhu ac di kamarnya.

Itachi, dengan  tenang  membuka pakaian  Naruto.

Dan gadis itu pun diam, tak banyak bergerak lagi.

Itachi, memandanginya sekilas, lalu membatin.

"Kenapa kita, punya persamaan sama sama suka tidur  telanjang, well tubuh mu bagus juga"

Naruto menarik  selimut  yang melurut, tubuhnya  dingin seperti  tanpa pakai baju.

Ia, mencari guling, tapi tak ia temukan, malah ia menemukan  sesuatu  yang keras dan lembut secara bersaman, tapi ia merasa aneh ketika merasakan  sesuatu  yang mengeras dekat perutnya, ah ia tak peduli ini masih pagi, jadi ia mengeratkan pelukannya pada 'guling ' jadi  jadian itu.

Artis Kampret (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang