13.

3.3K 324 15
                                    


"Putriku. "Ucap Kushina, sambil mendekap Naruto erat.

"Nyonya anda salah orang, "ucap Naruto, meskipun sebagian hatinya sangat  sakit saat mengucapkan hal tersebut.

"Tidak aku tidak salah orang, aku sudah tes DNA dan kau fositif, putri bungsu  kami yang hilang 20 tahun yang lalu. "

Naruto tak mampu berkata-kata, dalam hati dia ingin melemparkan beribu pertanyaan tapi mulutnya terkatup rapat, bening air mata itu turun dari matanya, dan suara serak keluar dari mulutnya.

"Kaasan. "

"Iya sayang ini kaasan, maafkan kaasan dan Tousan karna tak bisa menjagamu dengan baik. "

Naruto tak bisa menahan air matanya lagi, dia sesegukan dalam pelukan Kushina  Naruko menghampiri adiknya yang telah lama hilang itu.

"Maafkan kami karna selama ini tak bisa menjagamu dengan baik. "Ucap Kushina, sambil terus mengusap rambut sepunggung  Naruto.

Sedangkan Naruko berkata pada  Itachi.

"Terimakasih adik ipar, karna kamu menjaga adiku dengan baik. "

"Hm.. Sama- sama . "Balas Itachi singkat.

Dia memang sudah tahu, tapi ia enggan memberi tahu. Biarlah ia tahu dari mulut keluarganya sendiri, mengingat begitu pedihnya hidup Naruto, membuta Itachi bahagia karna istrinya itu akhirnya bisa bertemu dengan keluarganya

Itachi memangku dagunya sambil  memperhatikan, istrinya yang tengah  bercengkrama dengan keluarganya melihatnya Naruto yang  bahagia. 

Dia memang cantik kalau tersenyum, bahkan para aktris yang pernah ia temui kalah cantiknya dengan perempuan berstatus istrinya itu.

"Kau Sepertinya tengah bahagia Itachi, sampai melupakan scandalmu. " ucap  Shisui.

"Aku akan jumpa pers besok, dan  lihatlah  kejutannya besok Shisui ni. "

"Ya baguslah. Pertahankan status kalian layaknya karang di lautan yang  tak goyah meskipun  di terpa
badai sekalipun. "Nasihat Shisui.

"Terimakasih Nasihatnya Niisan. Oh ya gimana raut wajah wanita itu saat tahu setatusnya Naruto di keluarganya. "

"Menurutku sebentar lagi dia akan datang kesini, dan terjadilah drama-drama itu. "Ucap Shisui, dan benar saja Karin datang bersama Nagato.

Naruto hanya menaap datar wanita yang berstatus sepupunya, apa dia masih punya muka sekarang menghadap ke arahnya atas perbuatannya itu.

Karin hanya mampu menggigit lidahnya, jari -jari tangannya meremas roknya, perasannya campur aduk antara tidak rela malu dan ingin menghilang dari dunia ini, saat semua orang yang berada di Manshion Uchiha menatapnya tajam.

"Naru..

"Jangan sok akrab dengan ku. "Potong Naruto  datar, ia masih sedikit kesal dengan wanita berstatus sepupunya itu, kalau dia memberinya pelajaran  sedikit gak apa-apakan.

Itachi mengangkat sedikit ujung bibirnya, ketika melihat gelagat Naruto, ia masih santai melihat kedua perempuan itu sudah memancarkan percikan api beda halnya dengan anggota Uchiha  dan keluarga Namikaze mereka mulai was-was.

"Naruto -san, aku minta maaf. "Ucap Karin.

"Untuk apa? "Tanya Naruto, suasana berubah semakin tegang.

"Berita itu. "Jawab Karin pelan.

Naruto tersenyum tipis.

"Kau salah, kau tak boleh minta maaf padaku, tapi  pada Itachi  dan awak media. Karna sedikitpun kau tak salah padaku. Wajar saja, jika seorang wanita telah terobsesi  pada seorang pria dia akan melakukan  segala cara"ucap Naruto dengan senyum tipisnya membuat Karin  menangis dan Naruto segera merangkul  sepupunya itu.

"Entah ini asli atau kau hanya ekting semata, aku ingin melihat kau berubah dan mencari kebahagianmu sendiri, jangan merendahkan martabat seorang wanita akibat kelakuanmu. "Nasehat Naruto.

"Aku salah pilih musuh. "Ucap Karin.

"Syukurlah kalau kau sadar. "Tambah Naruto.

Karin memeluk Naruto erat, dan Naruto menepuk bahu Karin dengan lembut, memberikan ketenangan padanya.

Keluarga Uchiha dan keluarga Namikaze /Uzumaki bersyukur karna  satu persatu permasalahan mereka teratasi, tapi masalah selanjutnya cucu yang tak kunjung datang, bagaimana nasib ItaNaru selanjutnya.

"Jadi kapan kalian membuatkan kakek tua ini cicit? "Tanya Madara menatap keduanya penuh harap.

"Em.. Itu kakek tunggulah kami sedang berusaha. "Ucap Itachi sedangkan Naruto dia grogi setengah  mati, keluarga Uchiha sudah meminta  keturunan dari mereka, padahal mereka belum ngapa-ngapain hanya sebatas teman satu ranjang saja.

"Kau itu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, sehingga melupakan istrimu. "Komentar Madara.

"Aku berjanji kakek, sebulan kedepan kalian akan dapat kabar baik dari kami. "Ucap Itachi memutuskan secara pihak, dan mendapatkan tatapan maut dari Naruto.

Sepulang dari Manshion Utama Uchiha, mereka memutuskan untuk menginap di Manshion Namikaze.

Naruto baru saja akan mengambil handuk, dia baru saja akan pergi mandi sebelum Itachi mendempetnya dengan erat, antara tubuh Itachi  dan lemari.

Naruto merona tipis,dia menghindari tatapan penuh hasrat milik Itachi itu.

Dia memainkan tangannya tanda dia gugup, sedangkan Itachi dia memainkan rambut pirang Naruto, hidung bangirnya sengaja ia tempatkan di leher  Naruto.

"Bukankah ini waktu yang tepat, untuk membuatkan cicit untuk Kakek. "Bisik Itachi di kuping Naruto.

Naruto merinding, ia mencoba menawar.

"Memang tidak bisa di tunda apa? "Tanya Naruto pada Itachi.

"Tidak. Ini waktu yang tepat Naruto. "Ujar Itachi, sambil menempelkan bibirnya di bibir Naruto.

"Tidak ada waktu lain, jadi jangan menolaknya okay. "

Artis Kampret (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang