part 23 memories

518 69 5
                                    

Masih adakah yang nunggu update an cerita ini? Maaf lama libur, jujur aku kehabisan ide buat ngelanjutin cerita ini tapi nikmatin aja...jangan sampe nangis bacanya

Jihyo pov

Aku masih menatap foto Hyunjin yang kini ada ditanganku

Sebuah foto terakhir yang ku ambil sebelum akhirnya dia meninggalkanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah foto terakhir yang ku ambil sebelum akhirnya dia meninggalkanku. Sepi rasanya hidup ini tanpa adanya dia yang selalu saja mengomel saat aku terlambat makan atau bahkan saat aku bertindak ceroboh.

Hari itu saat musim salju tahun lalu, kami pergi berlibur berdua. Dia terlihat bahagia dengan senyuman diwajahnya

"Kamu buat apa?" tanyaku sambil mengarahkan kamera hpku kearahnya

"Ini hatiku buat noona"

Aku hanya tertawa melihat gumpalan salju ditangannya yang sama sekali tidak berbentuk

"Jelek sekali bentuk hatimu, aku tidak mau" godaku

Dia mulai memajukan mulutnya dihadapanku

"Hyunjin ah, lihat kesini"

"Tidak mau!" dia mulai merajuk

"Hyunjin ah, aku cinta padamu!" teriakku

Dia langsung memalingkan wajahnya kearahku sambil tersenyum samar

"Hya, senyum yang lebar" protesku

"Sudah foto saja, tanpa senyum lebar pun aku masih tetap tampan"

"Iya...iya..."

Aku memotretnya, tak lama kami melanjutkan perjalanan kami menuju hotel yang sudah jauh-jauh hari kami pesan. Sesekali dia menarik tanganku dan menciumnya sedangkan aku tidak bisa berhenti tersenyum melihatnya.

"Semanis apapun cinta, suatu hari kamu harus merelakannya pergi entah kapan. Aku mau kamu terus tersenyum padaku, hanya itu yang bisa menguatkan aku dan membuat hidupku terasa lebih bahagia"

Air mataku kini menetes diatas buku catatan rahasianya yang selama ini selalu dia simpan dengan baik

"Hyunjin ah..."

Aku masih ingat beberapa tahun yang lalu dia sempat bertanya padaku

"Kalau aku pergi, apa noona akan melupakan aku?"

"Memangnya kamu mau pergi kemana?" tanyaku sambil mengacak rambutnya

"Ke dalam hatimu" katanya sambil menembakkan tangan dan mengedipkan satu matanya kearahku

"Hya, kembali kamu!" teriakku sambil mengejarnya yang sudah pergi mendahuluiku

Aku mulai tersenyum mengingatnya sampai akhirnya aku ingat kembali kenyataan kalau dia sudah tidak ada lagi disampingku. Aku melipat tubuhku sambil memeluk baju yang biasa dipakainya, aku bahkan masih bisa mencium aroma tubuhnya.

"Hyunjin ah..." lagi-lagi aku memanggil namanya

"Kamu bohong saat kamu bilang akan selalu ada disampingku selamanya" lanjutku dengan suara yang hampir tidak terdengar

Kali ini kudengar suara ketukan pintu dari luar kamarku, aku tahu itu pasti adalah dokternya yang bernama Younghoon. Aku juga baru tahu kalau dia menitipkan sebuah pesan pada dokter muda yang biasa memeriksanya beberapa bulan sebelum dia meninggal. Andai saja aku yang pergi duluan mungkin akan lebih mudah bagiku untuk melupakan kamu dan kenangan kita

"Hyo, kamu belum makan. Makanlah dulu, apa mau kusuapi?"

Aku masih membisu, aku marah padanya yang dengan seenaknya menitipkan aku pada orang yang baru beberapa bulan dikenalnya. Bodoh! Kamu kira aku akan semudah itu melupakanmu hanya karena dia lebih tampan darimu.

"Lima menit lagi aku harus berangkat kerja, kalau kamu tidak keluar aku akan mendobrak pintunya"

Dengan langkah malas dan mata yang bengkak, aku membuka pintu kamar kami dulu

"Makanlah jangan telat makan..."

"Aku tidak mau dikasihani, pergilah..." potongku

Dia menghela nafas panjang dihadapanku, aku harap dia mulai bosan dan pergi dari kehidupanku.

"Kamu mau menyusulnya?"

Langkahku terhenti seketika karena benar apa yang dikatakannya, aku ingin sekali menyusulnya kalau saja tidak ada sebuah nyawa lain ditubuhku

"Makanlah demi anakmu"

Dia mendekat kearahku meski masih merasa canggung, dia mulai memberanikan dirinya untuk memelukku

"Lepaskan aku, aku tahu kamu hanya berusaha memenuhi janjimu padanya tapi aku akan baik-baik saja. Pergilah..." aku melepaskan tangannya yang melingkar ditubuhku

Masih kuingat hari dimana dia pergi, tepat empat bulan yang lalu

"Noona..." seperti biasa dia masih bisa tersenyum padaku meski dalam keadaan lemah

Aku hanya diam karena marah setelah mendengar percakapannya dengan dokter bernama Younghoon itu

"Dokter bisa aku minta tolong"

"Apa?"

"Gantikan aku disamping Jihyo"

"Jangan bercanda"

"Aku serius, kalau Chanie hyung yang mendapatkan hatinya aku akan mati kesal saat melihatnya dari alam baka"

Kudengar suara tawa dokter itu, selama beberapa bulan dirumah sakit mereka menjadi dekat bahkan sampai seperti saudara sendiri

"Baiklah, tapi apa kamu rela melepaskan dia? Aku tahu kalau kamu begitu mencintainya"

"Pada akhirnya dia akan melupakan aku saat aku meninggalkannya. Jaga dia untukku"

Aku terlalu kesal sampai-sampai aku lupa bilang kalau di dalam tubuhku ada seorang bayi yang akan tumbuh.

Kali ini dokter itu memutar tubuhku dan membuat aku menghadap kearahnya

"Kalau kamu begitu mencintainya rawatlah bayi di dalam perutmu untuknya"

Kali ini dia meninggalkan aku sendiri, Hyunjin ah...aku merindukanmu. Tidak bisakah kamu menyuruh Tuhan mengambil aku dan anakmu agar aku bisa berada disampingmu?

Hu3 kok aku ikutan sedih ya T-T

Tinggal dua lagi part terakhir yang belum kubikin.

Kesel deh! Disini mati lampu, batere ipad sekarat moga2 cepet nyala biar bisa lanjut up yang lainnya...

Sweet Love (Jihyo X Hyunjin) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang