part 21 plan

585 71 5
                                    

Hyunjin pov

Kami pulang kerumahnya dan langsung masuk kedalam kamar, kubaringkan tubuhku yang terasa lelah sambil memejamkan mata.

"Hyunjin ah, kamu tidak mandi?" katanya sambil mendudukkan dirinya ditepi ranjang

Aku menarik tangannya mendekatiku dan langsung memeluknya

"Hya, lepaskan! Pintunya belum kututup"

"Biar saja"

"Hya!" kali ini dia memukul tubuhku pelan

"Noona bagaimana kalau kita punya anak? Aku mau empat, dua sepertiku dan dua sepertimu"

"Tidak mau, kamu sudah gila apa! Kita masih kuliah akan sulit bagiku untuk membesarkan mereka"

Baru saja aku menciumnya, seorang sudah berada didepan pintu sambil melihat kami.

"Hya, sudah kubilang tutup pintunya kalau kalian sedang melakukan sesuatu" teriak Jihoon

"Iya maaf Jihoonku sayang, bisa minta tolong tutupkan pintunya. Kakak iparmu ini menahan tanganku" kata istriku

"Hish, untung noonaku" katanya kesal sambil membanting pintu

Aku masih memeluknya sambil memejamkan kedua mataku yang sudah tidak bisa kubuka

"Bagaimana kalau kita kencan hari sabtu malam?"

"Aku kan ada tugas kelompok dengan Minhyun oppa"

Aku langsung melotot melihatnya menyebut pria itu dengan sebutan oppa.

"Aigo, suamiku cemburu" katanya sambil menarik kedua pipiku

Aku menahan tangannya dan mulai menciumnya lembut, menukar posisi kami diatas ranjang miliknya

"Aku merindukanmu" bisikku

"Hya, kita kan tiap hari bertemu"

Dia mulai memelukku erat dan...

"Iya aku juga merindukanmu. Nanti selesai mengerjakan tugas baru kita kencan"

Aku mencium lehernya lembut membuatnya mengeliat, aku mulai memindahkan bibirku pada bibirnya, merasakan tubuh kami yang mulai memanas setelah beberapa kali tangannya mulai mengusap punggungku lembut. Jangan tanya dimana baju yang kami pakai ada dimana yang jelas sudah berjatuhan tak tentu arah sampai akhirnya kami... (sampe sini aja ya, bahaya)

Jihyo pov

Akhirnya hari sabtu datang juga, sekarang kami duduk bertiga di sebuah cafe. Iya, suamiku itu nekat ingin ikut menungguiku. Dia tidak bisa berhenti melihat Minhyun oppa dengan tatapan tajamnya

"Bisa kita bicara?" kataku sambil menarik tangannya menjauh dari meja

"Apa?"

"Bisa tidak kamu pulang saja?"

"Tidak ma..."

Aku menciumnya sekilas membuat dia menghela nafas panjang

"Baiklah aku tunggu dirumah, kalau sudah selesai jangan lupa telpon"

"Hmm"

Aku melambaikan tanganku padanya yang bahkan tidak mau memalingkan wajahnya padaku karena marah. Aku kembali ke meja Minhyun oppa dan mulai meringkas isi buku tebal berjumlah tiga itu dengannya. Sesekali dia masih melihat kearahku dengan pandangan anehnya

"Kenapa oppa melihatku seperti itu?"

"Kamu mirip sekali dengannya"

"Siapa?"

"Teman wanitaku"

Kami mengerjakan tugas kami dalam diam sampai dia tidak sengaja menumpahkan minuman ke bajuku

"Maaf aku..."

"Tidak apa" potongku sambil mengeringkan bajuku dengan tisu

Dia melepas jaket hitam miliknya dan menaruhnya di pundakku

"Pakai jaketku, aku tidak bisa konsentrasi kalau bajumu tembus pandang begitu"

Akhirnya aku memakai jaket miliknya meski aku tahu kalau suamiku tahu dia pasti akan marah padaku. Tak lama hpku bergetar dan benar saja suamiku itu menelponku

"Halo, ada apa?"

"Lepaskan jaketnya"

"Hah?"

"Lepaskan jaket milik Minhyun sunbae"

"Kamu dimana, kenapa bisa tahu kalau aku memakai jaketnya?" aku memutar kepalaku mencarinya

Dia melambaikan tangannya dari meja di lantai dua sambil tersenyum

"Lepaskan jaketnya, pakai saja jaketku"

"Hya, jadi kamu menguntitku"

"Iya, karena aku takut istriku digoda lelaki lain" katanya sambil beranjak dari tempat duduknya

Dia kembali duduk dihadapanku dan menyodorkan jaket miliknya, aku melepas jaket milik Minhyun oppa dan menaruhnya diatas kursi

"Kenapa tidak dikembalikan?"

"Jaketnya basah mau aku cuci dulu" aku memakai jaket suamiku agar dia tidak marah

"Kita sudahi saja hari ini. Kamu baca buku yang ini ya, yang lain biar aku baca" Minhyun oppa menyodorkan satu buku tebalnya padaku

"Benar tidak apa?"

"Hmm"

"Ayo pergi" kata Hyunjin sambil membawakan buku itu untukku

Setelah itu dia menjalankan mobil milik appanya itu menuju sebuah tempat parkir sebuah hotel

"Kenapa berhenti disini, bukannya kita mau kencan?"

"Kita mau bulan madu"

"Bulan madu apa, kita saja sudah hampir dua bulan menikah"

Dia langsung membukakan pintu mobil tanpa banyak bicara kemudian dia mengambil sebuah tas ransel di bagasi dan mengandengku masuk kedalam kamar hotel yang sudah dipesannya.

Part selanjutnya mengandung adegan dewasa jadi buat kalian yang belum cukup umur sebaiknya gak ikut baca takutnya ada yang sesak napas ato gak bisa tidur Ha3 (authornya ketawa nakal)
Jangan bilang gak ada yang ngingetin ya!

Kali ini ku up 2 part aja.
Selanjutnya jangan tanya kapan next updatenya aku masih susah bagi waktu buat bikin part selanjutnya

Sweet Love (Jihyo X Hyunjin) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang