part 17 it hurt

505 85 5
                                    

Hyunjin pov

Bisa-bisanya aku memberikan kejutan romantis padanya kemarin sore, aku tersenyum geli mengingat kejadian hari itu. Aku berlari menjemputnya dirumahnya dan langsung membuka pintu kamarnya

"Hya!" lagi-lagi dia berteriak karena aku masuk saat dia sedang mengancingkan baju seragamnya

Aku langsung membalikkan badanku dan menutup kedua mataku

"Hya, kenapa malah berdiri didepan pintu!" protesnya lagi

"Masih untung aku tidak membuka mataku, cepat nanti kita telat!"

"Sudah belum?" lanjutku

Dia berdiri dihadapanku kemudian menciumku sekilas dan langsung berlari menuruni tangga, aku ikut berlari mengejarnya sampai eommanya menghentikan kami

"Ini bekal kalian, hati-hati dijalan" katanya sambil menyodorkan dua kotak bekal

"Eomma aku berangkat"

"Eommunim, aku pergi dulu" kali ini aku mencium pipi eommanya yang dibalas sebuah pukulan kecil di punggung

Aku mamakaikan helm berwarna sama dengan milikku di kepalanya, dia segera naik setelah aku menaiki sepeda motorku. Ku taruh tangannya melingkari tubuhku sambil sesekali mengusapnya lembut sebelum akhirnya menjalankan mesin sepeda motor milikku. Aku mengantarkannya sampai dia duduk dibangkunya, aku mencium bibirnya sekilas dihadapan Chanie hyung agar dia tahu kalau Jihyo noona saudah menjadi milikku kemudian aku melangkahkan kakiku menjauh.

Aku mendengar suara teriakan para siswi dipinggir lapangan sambil sesekali mencari sosok noona kesayanganku itu diantara penonton, tak lama kulihat dia sedang duduk bersama Hana noona. Aku melambaikan tanganku kearahnya tapi malah gadis-gadis yang duduk didepannya yang berteriak histeris menanggapi kelakuanku. Aku kembali membawa bola bahkan mencetak score 3 angka sampai akhirnya kami bertanding melawan kelasnya dan sainganku itu ada diantara mereka.

Awalnya biasa saja sampai aku tak sengaja mendorongnya dan membuat sikunya berdarah, dia mulai minggir dan duduk di tepi lapangan tepat disamping noonaku. Beberapa kali aku hilang fokus sampai akhirnya aku lihat dia sudah menghilang dari tempat duduknya bersama kekasihku.

Jihyo pov

"Hyo, aku bisa minta tolong" kata Chanie yang tiba-tiba saja sudah duduk disampingku

"Apa?"

"Bisa obati lukaku"

Aku melihat sikunya yang berdarah langsung berdiri dan berjalan mendahuluinya menuju ruang kesehatan. Aku langsung mencari kapas dan antibiotik untuk mengobati lukanya, aku meniup lukanya sambil menempelkan kapas di sikunya yang terluka. Dia tersenyum manis melihat kelakuanku yang tak pernah berubah

"Apa, kenapa melihatku seperti itu?"

"Kamu masih sama seperti yang dulu" kali ini dia menarik tanganku mendekat hingga tubuh kami hampir bersentuhan

"Lepaskan aku"

Kali ini dia bahkan berani memelukku erat dan menenggelamkan kepalanya di leherku

"Chanie!"

"10 detik saja, biarkan aku seperti ini. Aku rindu mencium aroma parfummu"

Aku mulai meronta tapi dia masih saja tak mau melepaskan pelukannya sampai tak lama Hyunjin masuk kedalam ruang kesehatan dan memukul wajahnya setelah membuka pelukannya dengan paksa.

"Aku peringatkan kamu, jangan sentuh apa yang menjadi milikku!"

Kali ini dia menarikku keluar dan menyeretku menuju atap, dia mendudukkanku sambil menatapku penuh rasa marah

"Aku cuma..."

"Kenapa sih noona masih saja dekat-dekat dengannya? Noona masih suka padanya?"

"Hyunjin bukan begitu, aku cuma mau membantu mengobati lukanya..."

"Aku lelah harus selalu memberitahu noona, aku lelah selalu merasa cemburu"

"Mau kamu apa sekarang?" aku sudah mulai menundukkan kepalaku sambil menahan air mata yang hampir keluar

Dia hanya diam, tak lama dia membanting pintu atap keras-keras dan pergi meninggalkan aku begitu saja.

Tak terasa sudah beberapa hari ini dia mendiamkan aku, berulangkali aku memutar cincin di jari manisku. Akhirnya aku berdiri dan melangkahkan kakiku menuju kelasnya, kulihat saat ini dia sedang bercanda dengan Tzuyu. Dia bahkan hanya melihat sekilas kearahku kemudian memalingkan wajahnya kearah lain, aku kembali duduk dibangku milikku

"Kamu masih bertengkar dengan Hyunjin?" tanya Chanie saat melihatku tanpa semangat

Aku hanya diam sampai dia menaruh kepalanya tepat dihadapanku

"Kalau kamu menderita, putuskan saja dia" lanjutnya

Aku menenggelamkan kepalaku diantara kedua lipatan tanganku, kurasakan tangannya mulai mengusap kepalaku lembut untuk menenangkan aku yang saat ini sedang menangis. Chanie, aku harus bagaimana? Apa aku menyerah saja, aku juga lelah dengan sikapnya tapi aku mencintainya...

Sweet Love (Jihyo X Hyunjin) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang