Sudah tiga hari ini June tidak turun sekolah. Tidak seperti Hanbin yang sudah turun setelah ia absen sehari.
Karena kejadian empat hari yang lalu, ntah kenapa Hanbin semakin sering merayu bahkan menggoda Nami yang sama sekali tidak menggubrisnya.
Bukan ingin menjadi orang jahat tapi Nami merasa jijik dengan tingkah laku Hanbin yang semakin lama semakin jadi.
Tetapi itu tidak terjadi sepanjang hari, hanya saat istirahat sekolah saja. Pulangan? Jangan sampai.
Nami bebas sendirian pada waktu pulangan. Ia terus berjalan sampai didepan gerbang tapi tiba-tiba ada yang menariknya untuk ikut berlari keluar sekolah hingga menuju sebuah gang yang sepi.
'Tangannya ... ga salah lagi, ini pasti June,'–Nami.
Sesampainya, June segera memasuki gang tersebut. Setelah itu ia menghadap Nami dan menggenggam erat tangan Nami. Wajahnya terlihat memelas.
"Sadarkan gua, please, sebelum dia balik," ujar June agak pelan.
Nami yang sedari kemarin memikirkan kalimat 'sadar' dari June pun tersenyum. Ia mengerti kenapa June meminta di 'sadar'kan.
"June, gua tau semua. Tenang aja, gua bakal sadarin lu secepat mungkin," ujar Nami sambil mengusap kepala June lalu memegang rahangnya dengan satu tangan.
Nami tersenyum lembut dan mengusap pipi June dengan ibu jari miliknya dengan lembut juga. Baru kali ini ia tersenyum selembut itu dimata June. Layaknya Ibu dan anak–ayam.
Tiba-tiba June tersentak. Ia baru saja menyadari sesuatu. "Nami, lari," suruh June singkat.
"Hah? Kenapa?" tanya Nami.
June melepas tangan Nami dari wajahnya. "Lari. Bia–..."
'Bruk!'
June pingsan.
Kaget melihat itu, Nami pun segera mendudukkan June dan menyandarkannya ke dinding.
"June? June, bangun," gumam Nami sambil menepuk pipi June agak keras.
Selang beberapa detik ia melakukannya tetapi tidak ada tanda-tanda June akan sadar.
Nami menghela nafas. "Ju–hmmpht!"
June sadar lalu membalikkan posisinya dengan Nami dan segera menyekapnya. "Disuruh lari malah stay. Sok loyal banget lu," cibir June dengan cengiran menyeramkannya.
June melihat ke sekitarnya lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Nami. "Pinter amat gua pilih tempat disini, yak. Pas banget gua lagi pengen yang manis-manis," bisik June.
Ia melepaskan sekapannya membuat Nami menutup bibirnya sendiri dengan kedua tangannya. Sangat erat.
"Takut amat lu bocah," ejek June. Ia membuka tangan Nami dengan gampang dan menghubungkannya di antara jari-jari June lalu mengunci tangannya ke dinding.
Nami memberontak sekuat tenaga saat dilihatnya wajah June semakin mendekat. Tapi sia-sia, karena tetap saja, mouth to mouth mereka berhasil membuat June menjadi First kissnya Nami.
Saking shocknya, Nami terdiam dengan mata membulat.
Sepertinya June adalah pecinta ciuman sepihak. Buktinya sekarang dia asyik melumat bibir Nami yang masih bergeming.
Puas, akhirnya June melepaskan tautan mereka dan menatap wajah Nami yang masih tidak berubah. Ia melepaskan tangan Nami yang juga membeku ditempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Gurl
Fanfiction[BTS X iKON X OC FANFIC] "Kak, gua disini. Gua yang bakal nyadarin lu kalau gua itu adek lu yang pernah disuruh Ayah cari. Please, tunggu."-unknown. [❗Non-Baku, mengandung kata kasar dan semacamnya❗] First Chapter: 1 Mei 2018