9

36 5 0
                                    

Koridor Sekolah
09.35am.

"Cie yang kemaren nge-date bareng Nami."

June tersentak saat Donghyuk merangkulnya dan tiba-tiba menggodanya.

"Siapa yang nge-date? sok tau lu," cibir June sambil menjauhkan tangan Donghyuk dari bahunya.

"Lah? jadi ngapain kemaren di cafè bareng Nami? gossipin orang?" tanya Donghyuk di akhiri dengan kekehan.

"Bisa jadi begitu," jawab June lalu segera pergi meninggalkan Donghyuk yang terdiam disana.

'Hanbin kah?'–Donghyuk.

"Ini rencananya sebenernya sok tau atau pura² sok tau?"

Mendengar suara yang tak asing, Donghyuk langsung berbalik dan menatap bingung orang yang baru saja bertanya kepadanya.

Nami tersenyum miring. Ia berjalan mendekati Donghyuk dan berhenti tepat didepannya. "Ketahuan."

Donghyuk terdiam. Ia merasa di skakmat oleh Nami yang masih tersenyum miring di hadapannya.

Perempuan itu menaikkan salah satu alisnya. "Ya, emang sudah gua duga sih. Orangnya aja pintar," ujar Nami kemudian berlalu dari sana.

Tetapi Donghyuk dengan cepat menahan Nami dengan satu tangannya menggenggam pergelangan tangan Nami membuat yang ditahan menatapnya remeh dan terkekeh.

Donghyuk mengabaikannya dan menariknya menaiki tangga. Wajahnya sangat serius berbeda dengan ekspresinya dengan June tadi.

"Ke balkon? ini bukan penyiksaan namanya," ucap Nami tetapi masih tidak di gubris oleh Donghyuk.

Saat sudah didepan pintu balkon, Donghyuk malah berputar ke arah gudang dan Nami tau persis itu tempat apa.

Mereka memasuki gudang itu dan mendapatkan lima orang di dalamnya.

"Wah, gua kira lu bakal bawa ke balkon. Ternyata ke tempat para pecundang," sindir Nami.

Salah satu dari lima orang tersebut mendekati mereka. "Kami sudah ngga berurusan sama dia lagi, jadi bawa dia keluar," suruhnya.

Nami yang mendengar itu langsung melepas paksa tangannya lalu berbalik berniat untuk pergi.

Tapi Donghyuk segera merangkul Nami dan menggeleng.

'Dih, Semaunya,'–Nami.

–That Gurl

Selama pelajaran berlangsung, Hanbin sama sekali tidak bisa fokus. Telinganya panas dan merasa di perhatikan.

Ia melirik ke arah jendela dengan ekor matanya dan tersenyum miring lalu kembali menatap bukunya.

Tak lama kemudian ia mengacak rambutnya kasar dan bersandar di kursinya sambil menutup mata.

"Psst, Hanbin," bisik seseorang di samping Hanbin yang tak di hiraukannya. "Donghyuk mana?" tanya nya.

"Peduli apa gua dimana dia?" jawab Hanbin dengan suara parau.

Mendengar suara Hanbin yang seperti itu, raut wajahnya dari kesal menjadi khawatir. "Bin, lu sakit?" tanya nya lagi.

Hanbin tak menjawabnya, ia diam di posisinya.

Masih dengan raut khawatirnya, ia menggeser kursinya sedikit dan berniat menepuk bahunya.

Bruk!

"Hanbin?!"

–That Gurl

"Aish, dasar lemah," ujar Nami dengan pukulan baseball di tangannya. "Padahal gua kaga mukul kuat banget tau."

Nami berdiri di tengah ruangan menatap remeh semua lawannya sambil memainkan pemukul baseball di tangannya.

Srak.

Seseorang keluar diam-diam dari belakang kotak. Sayangnya, Nami tidak menyadarinya.

"Gua menang, jadi gua bisa keluar se–hmmpt!"

Ucapan Nami terpotong karena orang tadi dengan cepat menahan tangan Nami dan menyekapnya dengan kain. Karena kaget, Nami tidak sengaja menjatuhkan pemukul baseballnya.

'Tangan laki-laki?'–Nami.

Nami memberontak sekuat tenaga, tetapi nihil. Ia pingsan di tangan lelaki itu terlalu cepat membuat si empunya tangan itu tersenyum miring.

"Maaf ya, gadis ini ikut denganku," ujarnya kepada Donghyuk dan sekawan Winner lalu pergi dari sana.

–That Gurl

UKS.

Hanbin membuka matanya perlahan dan melihat ke sekitar hanya untuk mendapatkan June di sampingnya. Sesaat setelah melihat June, ia langsung menggeram dan melihat ke arah lain.

June yang melihat itu langsung mendecak. "Bin, dengerin gua dulu."

"Ogah, kenal?"

Mendengar balasan Hanbin membuat June menatapnya datar. "Yaudah, dengerin dari Nami ae, capek gua," sahutnya lalu pergi dari sana.

Mendengar nama Nami, Hanbin tersentak dan baru saja mengingat kalau Nami dan Donghyuk tadi tidak ada di kelas.

Ia berpikir kemungkinan mereka ada dimana dan segera berlari pergi dari sana.

"Saya udah sehat, bu. Pergi dulu ya," sahut Hanbin dari jauh.

Guru yang ada di dalam UKS hanya menggelengkan kepalanya. "Mirip pasien lepas."

Hanbin berlari melewati koridor menuju tangga dan menaikinya.

'Tap tap tap'

Dua orang menghentikan langkahnya setelah melihat Hanbin melewati mereka. "Tadi yang lewat Hanbin bukan?" tanya nya.

Yunhyeong mengangguk. "Ada masalah kayaknya," ujarnya

"Ama June?" tanya Bobby lagi.

"Ya mana gua tau, lu kira gua penerawang apa," kesal Yunhyeong membuat Bobby mendengus.

"Kalian bolos ya?!" teriak seseorang sambil menjewer telinga Bobby dan Yunhyeong.

"Aduh aduh duh duh, pak sakit pak," ringis Yunhyeong sementara Bobby hanya menahan sakitnya dan membuat wajah kesakitan.

Wajah guru itu tentu saja marah dan menatap tajam Yunhyeong dan Bobby. "Ikut saya ke BK sekarang."

'Ampas,'–Yunhyeong.

'Nyesel kegoda godaan traktir,'–Bobby.

–That Gurl

That GurlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang