4

42 7 0
                                    

'Kriiinggg!!'

Bel istirahat baru berbunyi tetapi Jungkook sudah masuk kedalam kelas B. Ia menarik tangan Nami sekuatnya untuk keluar kelas bersamanya tetapi Nami malah melawan dan memukul-mukul tangan Jungkook.

"Heh, ayo ikut. Kamu harus ikut sekarang!" sahut Jungkook masih menarik Nami. Tidak peduli ia dan Nami sekarang menjadi bahan tontonan.

"Heh, Sosis. Kalo dia ga mau, ga usah paksa kali. Dia cewe, perlu dihargai, bukan ditarik kayak hewan," sahut Hanbin lalu menarik Nami ke sampingnya lalu merangkulnya.

Hening..

"Bodoh semua," ucap Nami lalu berlari keluar kelas berniat kabur dari Hanbin dan Jungkook.

'Menjijikan. Buat apa dia nolong gua? Sok pahlawan banget dah,'–Nami.

"NAMIII!! JANGAN KABUR KAMU!" teriak Jungkook yang mengejarnya dibelakang.

Tapi Nami tetap lari dan tidak menggubris teriakan Jungkook.

'Sembunyi di wc? Jangan. Belok ke sini dulu,'–Nami.

'Bruk!'

"Aw! Sialan kamu, Nami. Bajuku jadi basah!" sahut Lina.

Saat Nami berbelok tadi, ia menabrak Lina yang sedang meminum minumannya dan membuat mereka berdua jatuh ke lantai.

"Peduli?" ujar Nami datar.

Setelah itu, tangan Nami ditarik untuk berdiri. Ditebak Nami, itu adalah Jungkook.

"Udah gua usir tuh Sosis, tenang sayang."

Ucapannya sukses membuat Nami merinding. Lantas ia mendorong Hanbin menjauh darinya.

'Jyjyk sekaly,'–Nami.

"Bilang makasih kek, malah didorong. Ga tau balas budi ya?" sindir Hanbin.

"Pacaran jangan didepanku," sahut Lina.

Nami menyeringai menatap Lina. "Oh? kalau begitu, biar adil...," ia menggantung kalimatnya dan berjongkok didepan Lina. "Jangan sok merasa benar didepan orang lain, setuju?" tanya Nami dan mengulurkan tangannya didepan Lina.

"Cih." Lina mendecih dan berdiri lalu pergi dari situ tanpa menggubris pertolongan Nami.

Nami pun juga berdiri, tetapi masih dengan seringaian diwajahnya.

"Hoi, Nami," panggil Hanbin dan tidak seperti biasanya, Nami menoleh dengan tatapan bertanya.

Hanbin mendekatinya lalu menarik tangan Nami ke suatu tempat. Intinya dibelokan itu sangat tidak tepat untuk mengobrol sesuatu. Ya, jelas. Siapa sih yang ngobrol didepan pintu wc?

–That Gurl

Tidak disangka Nami jika Hanbin akan membawanya ke balkon. Ia menatap ke lapangan basket lalu tersenyum kecil.

"Kalo diperhatikan, lu itu jarang senyum ya. Tapi kalo keseringan ntar gua diabetes. Senyum kecil aja udah hampir tekanan gua liatnya," ujar Hanbin sambil menatap Nami.

Nami menoleh menatap Hanbin juga. "Gua senyum cuma karena satu faktor, dan itu rahasia," jelasnya sambil menatap datar Hanbin.

That GurlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang