5

49 7 0
                                    

Istirahat kedua.

Hanbin segera berlari keluar kelas sebelum Donghyuk sempat memanggilnya. Ia tau Donghyuk penasaran mengapa wajah Hanbin terlihat tak nyaman selama dikelas setelah istirahat pertama berakhir.

Ia segera memasuki kelas D dan mendorong June sampai ia terjatuh lalu mencengkram kerah seragamnya.

Hanbin menatap June serius dengan rahang yang mengeras. "Please, bilang kalo yang diceritakan Nami itu bohong, Jun," pintanya memelas.

June kaget. Matanya membulat. "Hah? A-apa? Maksudnya?" tanya June masih tak paham.

Hanbin berdiri lalu menarik June dan berlari lagi keluar kelas ke tempat yang menurutnya sepi. Balkon.

"Apa sih, Bin? Tiba-tiba nyerang gua," tanya June bingung.

Tatapan Hanbin masih sama. Serius dan wajahnya merah padam karena menahan amarah. Rahangnya masih mengeras.

"Pengkhianat," cibirnya. June menganga.

"Bin, Nami cerita apaan sih?" tanya June makin bingung.

Pasalnya, June tidak pernah berkhianat dari Kony. Tapi tiba-tiba Hanbin menyerangnya dan mengatakan ia pengkhianat?

'Nami, lu cari masalah sama gua,'-June.

"Kedok Kony pas SMP, lu yang bocorin ke Nami kan," tuduh Hanbin.

June terdiam. Ia berusaha mengingat zaman dimana dia masih di SMP Adelaide.

"Kaga."

"Ga usah bohong lu, anjing!" teriak Hanbin lalu memukul wajah June kuat.

"Kalau Nami dulu nyebar gimana, hah?! Sampai sekarang dia masih ingat, kalau dia lapor ke OSIS gimana?!" teriak Hanbin.

June yang masih meringis sambil memegang wajahnya yang terkena sasaran sekarang menyengir. Ia terkekeh selama beberapa detik lalu berhenti.

Hening.

"Jun, jawab gua," suruh Hanbin. Ia kembali mencengkram kerah seragam June membuatnya otomatis menatap Hanbin.

"Bin, sadarkan gua, please," pinta June dengan suara sangat kecil tetapi masih bisa di dengar oleh Hanbin. "Sadarkan gua, sahabatnya Nami. Ini salah paham," ujar June.

Hanbin menatapnya bingung. Ia mengguncang June yang mulai menutup matanya.

"Jangan pingsan, jangan," gumam Hanbin tetapi June sudah tak sadarkan diri duluan. "Maksud lu apa, Jun, sadar ga lu," ucap Hanbin dengan suara mulai bergetar.

"June, sa-."

'Bugh.'

June tiba-tiba bangun dan membalas pukulan Hanbin di perutnya. "Sampah," cibir June lalu pergi dari situ.

Hanbin masih memegangi perutnya yang sakit. Bagaimana tidak, pukulan June tadi termasuk sangat keras. Ia terduduk di ujung balkon. Sambil meringis ia berpikir tentang ucapan June tentang kesadarannya.

"Hanbin?"

Mendengar namanya dipanggil, Hanbinpun menoleh.

"Kok? Kamu kenapa?! Mau aku bantu ke UKS ga?" tanyanya khawatir dengan Hanbin.

"Pergi lu," usir Hanbin dengan wajah kebenciannya menatap Lina.

Lina menatapnya tak percaya. "Tapi, Bin, kamu kesakitan."

"Gua bilang pergi ya pergi, ga usah sok urusin gua kalo ga ikhlas bantuin," ujar Hanbin berhasil membuat Lina terdiam dan pergi dari situ.

-That Gurl-

That GurlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang