Nara berjalan menaiki tangga menuju rumahnya, hatinya tiba-tiba merasa sesak saat melihat panggilan yang masuk di ponselnya, panggilan yang sudah lama tidak pernah datang akhirnya datang kembali"Jung Nara" panggil seseorang
Langkah kaki Nara yang baru saja selesai menaiki tangga, akhirnya berhenti tepat di depan seseorang yang sangat tidak ingin ia lihat di hidupnya
Deg
"Bagaimana kabarmu?" tanya orang itu
Nara tidak menanggapinya dia hanya berjalan melewati orang itu dan hendak meraih gagang pintu jika saja orang itu tidak mengatakan hal yang membuat dada nya kembali sesak
"Eomma merindukanmu Nara" seru orang itu yang diketahui adalah ibu Nara
Nara membelakangi sosok itu dan hanya berdiam diri, dia berusaha untuk terlihat tidak peduli meskipun kini dia mati matian mempertahankan air mata nya untuk tidak jatuh
"Apa kau tidak merindukan eomma?" serunya lagi
Nara membalikan badan dan berjalan hendak pergi dari sana, tapi tangannya ditahan saat hendak mendekati tangga untuk turun
"Tolong untuk sekali ini saja dengarkan eomma" jelas ibunya
"Maaf, tapi kita sudah tidak ada urusan lagi" jawab Nara tanpa membalikan tubuhnya
"Jebal Nara-ya, sekali ini saja" pinta ibunya
"Kumohon jangan pernah menemuiku lagi" jawab Nara sembari menahan air matanya untuk tidak jatuh
"Kau baik-baik saja kan? Kenapa tubuhmu semakin kurus? Apa kau makan dengan baik?" seru ibunya sembari membalikkan tubuh Nara untuk menghadapnya, wanita itu terlihat berkaca-kaca
"Apa peduli eomma, jika aku makan dengan baik atau tidaknya apa eomma masih peduli? Bahkan jika aku sekarat pun apa eomma peduli?" jawab Nara keras
Pertahanan Nara pun runtuh, satu air mata lolos membasahi pipi tirusnya
"Jangan berkata seperti itu Nara-ya, eomma minta maaf" seru ibunya, matanya terlihat sembab karena menangis
Nara pun menghela napas sebentar lalu berkata "Aku tidak ingin bertemu dengan eomma lagi, jadi aku harap eomma tidak akan menemuiku atau mencariku lagi, aku sudah lebih baik dengan kehidupanku sekarang dan jangan pernah menghubungi ku lagi" jelas Nara panjang sembari berlalu pergi menuruni tangga dan berlari meninggalkan ibunya yang sedang menangis
Nara mendudukan dirinya di kursi taman
Matanya tidak henti-hentinya mengeluarkan air mata dia menepuk-nepuk dada nya yang terasa sesak, dia hanya menangis dalam diam meskipun keadaan taman yang sepi membuat dirinya tidak merasa lebih baik"Appa, maafkan aku" serunya pelan dengan tangan yang masih menepuk dadanya
setelah beberapa saat sepasang kaki berhenti di hadapannya membuat Nara mengangkat kepalanya untuk melihat siapa orang tersebut, seketika matanya membulat dengan segera Nara pun menghapus air matanya meskipun air matanya tidak kunjung berhenti
"Wonwoo-ya, bag-bagaimana bisa kau ada disini?" tanyanya sambil tersenyum meskipun air matanya tetap keluar
Orang yang ditanya pun hanya diam menatap lawan bicaranya, dia tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan Nara sedikitpun
"Ah, tadi aku sempat terjatuh, memalukan kenapa aku harus menangis" serunya sembari tersenyum dan menghapus air matanya dengan kedua tangannya
"Menangislah jika itu perlu" setelah beberapa saat akhirnya Wonwoo mengeluarkan suara beratnya
KAMU SEDANG MEMBACA
LEAN ON ME [HIATUS]
Fanfiction- Jung nara gadis cantik berkepribadian ramah, baik kepada semua orang, dan selalu tersenyum itu menjabat sebagai ketua kelas di kelasnya, tapi siapa sangka jika sikapnya bertolak belakang dengan yang sebenarnya. - Jeon wonwoo pria tampan bermata t...