Bab 6 : Secangkir Kopi

3.3K 145 1
                                    

Semuanya sudah terjadi, sudah lebih dari enam bulan dia pergi dengan tanpa meninggalkan jejak arah kemana dia pergi. Aku merindukannya, merindukan dia yang telah mengambil sebagian hatiku. Mengambil sebagian jiwaku.

Aku mengerahkan seluruh tenaga ku untuk mencarinya, tetapi hasilnya pun tetap nihil. Keberadaannya bagaikan hilang ditelan bumi. Aku tak menemukan sedikit pun jejak keberadaannya. Lelah? Ya, Aku lelah karena tidak ada dirinya. Aku bukan pria baik yang dapat membahagiakannya. Bahkan Dia pergi pun karena kesalahanku, seharusnnya Aku menceritakan segalanya bukan malah menyimpan semua sendiri.

"Tuan Azhrof, kita sudah sampai di Hotel Radin Intan Banten"ucap sekretarisku menyadarkan diriku dari pemikiran tentangnya.

Aku pun turun dari mobil dan langsung menasuki ballroom hotel radin intan. Suasana ramai mulai dari penjilat, penggoda, dan maraknya pengusaha ambisius membuaku jengah berada lama-lama disini.

"Azhrof!"panggil si pembuat acara besar ini."Sialan, gua pikir lo gak bakalan dateng di acara gua"ucapnya menatapku senang

"Jijik gua sama lo?!, ngapain buat acara kayak gini sih rakh. Gua langsung balik ya.."ucapku terus terang.

"Eit, eit...no.... gue bakal ngenalin lo sama kakak beradik yang menjadi alasan gue ngebuat acara ini"ucap Rakha membuatku menatapnya heran"udah lo ikut gua aja ok?!"

Tanpa persetujuan dariku, Dia menggeretku mendekati seorang wanita cantik dengan pria gagah disampingnya yang membuat mereka terlihat seperti best couple dalam acara ini.

"Ray, kenalin ini teman gua dari jakarta. Azhrof ini Ray kawan masa kecil gua dan guru gua dalam berbisnis, dan ini kak Reina kakaknya Ray"jelas Ray memperkenalkan pasangan yang ternyata adalah adik dan kakak.

"Azhrof"ucapku saat bersalaman dengan mereka satu per satu.

(Nada dering hp)

"Halo ran, kenapa??.... oh, kebetulan ini ada dua teman Ray bisa bawakan sekalian dua cangkir kopi?..... ok makasih" tutup Reina menyudahi panggilannya dengan orang di sebrang sana. Kami mengobrol dengan asik, mereka bukan orang yang menyebalkan seperti para penjilat yang menyapa dan bersalaman dengaku saat pertama kali aku masuk.

"Mba Reina, ini minumannya, Diana sini"ucap seorang gadis membawa nampan berisi beberapa gelas minuman bersama seorang gadis kecil.

"Loh, ransyah nya dmna??"tanya Reina. Nama itu membuatku langsung menatapnya heran.

"Dia langsung pulang karena merasa tak enak badan dan menitip minuman-minuman ini dan dania kepadaku"jawab gadis itu. Aku masih memikirkan nama yang baru saja disebutkan oleh Reina. Aku menyecap kopi yang diberikan. Apakah Ransyah yang dikenalnya adalah Ransyah yang kucari selama ini?, rasa kopi ini...

"Kak aku akan mengejarnya, setelah itu aku akan kembali menjemput kakak"ucap Ray panik yang langsung diangguki oleh Reina "han, aku nitip kakakku sebentar ya..."Rayhan mengangguk patuh.

"Boleh aku ikut bersamamu?"ucap ku tanpa sadar membuat semuanya menatapku heran.

"Ah tapi..."

"Aku hanya ingin mencari angin malam disini terlalu pengap"jawabku berusaha membuat semuanya tak curiga padaku.

"Baiklah "jawab Ray diluar dugaanku. Kami pun segera menuju parkiran.

                        ❤❤❤

Seorang gadis berjalan dengan gaun indahnya sendiri tanpa tau arah tujuannya. Hanya satu yang ada dipikirannya menjauh dari hotel itu sesegera mungkin. Gadis itu terus mempercepat langkahnya menuju halte bus yang berada cukup jauh dari hotel.

Still Love You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang