Bab 18 : Takdir

2.5K 108 0
                                    

Aku sangat mengkhawatirkan ransyah, kumohon sadarkanlah dia.... Aku mencoba menghubungi seseorang yang kufikir tak masalah jika dia mengetahui hal ini.

"Halo ray"

"Ada apa lin?, ah... ransyah sedang ke jakarta. Apakah kau sudah bertemu dengannya?"

"Ray, bisakah kau kesini?"

"Apa yang terjadi?, kenapa kau berbicara bergetar begitu?"

"Kumohon aku... aku takut, ransyah..."

"Okay kamu tenang, Aku masih di daerah pelabuhan merak mengantar kawanku. Kau kirim lokasi mu sekarang aku akan segera menuju kesana"

"...."

"Tenanglah... aku akan segera kesana" Ray pun menutup panggilanku secara sepihak. Aku mengirim location share melalui WA kepadanya dengan tubuh yang masih bergetar. Aku sungguh takut ransyah...

                       ❤❤❤❤

Aku menerima panggilan dari sahabat baik ransyah, linda. Aku mengenalnya saat pasca operasi ransyah. Dia yang menjelaskan lebih detail akan yang terjadi pada ransyah dimasa lalu.

"Ada apa ray?"tanya Zain

Aku mengabaikannya dan menanti pesan masuk dari linda mengenai keberadaannya saat ini. Sampai akhirnya notif tanda pesan masuk pun membuatku segera membukanya.

"Zain kita harus segera pergi"

"Ada apa ray?!"

"Jane maafkan kami, kami ada urusan mendadak. Ransyah saat ini ada di rumah sakit, kami harus segera pergi"ucapKu kilat

"Ah... baiklah, kalian hati-hati. Hubungi aku segera mengenai kondisi ransyah ketika kalian sampai disana"jawab Jane yang langsung mendorong kami untuk pergi. Aku dan zain pun berlari keluar dari pelabuhan menuju parkiran untuk segera ke jakarta.

"Sial!!, apa yang terjadi dengan adikku"geram Zain memasuki mobil dengan membanting pintunya.

"Kita harus tenang, sekarang kau hubungi azhrof. Beritahu keadaan ransyah saat ini" titahku kepada zain yang membuatnya langsung menatapku sinis.

"Aku gak akan menghubunginya"

"Kau tenanglah!, dia adalah tunangan ransyah. Dia berhak mengetahui keadaan ransyah saat ini"kesal Ku akan tolakan Zain yang begitu tegas.

Notif pun kembali berbunyi dan menampilkan nama Linda pada layar ponselku. Zain yang peka langsung segera membuka pesan masuk tersebut.

Jangan katakan pada azhrof dan keluarga ransyah, itu permintaannya

"Kau pikir apa bodoh!, Dia adikku kenapa ransyah melarangnya memberitahuku"geram Zain meremas ponselku hingga buku-buku tangannya memerah.

"Kau tenang lah zain!!"marahku akan sikap yang zain perlihatkan sekarang.

"Ransyah hanya tak ingin kalian khawatir, dan sepertiku saat ini yang langsung mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh"

"Apa!"seru Zain terkejut menatap speedometer mobilku."pelankan sedikit bodoh!, kita bisa celaka!"teriak Zain memakiku. Aku pun memelankan sedikit laju mobilku karena kemacetan yang terjadi di pintu tol.

"Biarkan aku yang menyetir, menepilah"ucap Zain yang kuhiraukan."baiklah terserah dirimu, tapi pelanlah karena tujuan kita kesana menemui ransyah untuk melihat keadaannya bukan ikut terbaring sakit bersama dengannya"lanjut Zain yang mulai sedikit reda dari amarahnya. Aku hanya diam.

Still Love You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang