Kusentuh wajahmu melalui doa-doa malamku
Ku titipkan rindu melalui redupan bintang
Seseringkali rindu seperti kunang-kunang yang setia dalam keheningan malam
yang masih duduk manis di balik tanaman tanpa dekapan
menggigil beku dan bisu
seolah rindu tak pernah sampai padamuMaka, ketika pagi menyapaku melalui mendung
Aku masih tetap menyimpan doa-doa malamku dalam setiap rintikannya
Tak ku hiraukan berapa banyak rintikan itu jatuh dan mengalir
Namun tak sampai padamuKetika malam kembali menyapaku melalui redupan bintang
Ku titipkan lagi rindu
dan masih saja kunang-kunang menanti dibalik celah tanaman yang menggigil beku dan bisu
dan masih saja rindu itu dalam sunyi yang tak pernah sampai padamu
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi
PoetryMembaca puisi adalah membaca diri. Menulis puisi adalah menuangkan isian hati. Sejauh ini, apakah kamu sudah siap menyelam luatan kata bersamaku? "Selamat menunaikan ibadah puisi". -Joko Pinurbo