Gemercik air mengusik-ngusik denting piano
Tercium khas aroma tanah terguyur
Yang ku jumpai diammu dik dalam balik persimpangan
Ya...
Guyuran hujan itu mengisakan kisah
Burung patut berterbangan dik
Air itu menguyur sayapnya
Bukan untuk mencari sececer biji
melainkan hinggap sejenak di balik dahan menunggu cakrawala kembali terangHujan menjadi tempo lampau
Terlewati tanpa sebercak ragu
Dik...
Biru yang kau kenakan itu tempo lampau
meneduhkan atas kepalamu
lalu terbesit tawa berduaSepanjang jalan hujan tak menguyur
Cakrawala tersipu terang
Namun dik
pelangi yang kau harapkan menjadi penikam khayalan
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi
PoetryMembaca puisi adalah membaca diri. Menulis puisi adalah menuangkan isian hati. Sejauh ini, apakah kamu sudah siap menyelam luatan kata bersamaku? "Selamat menunaikan ibadah puisi". -Joko Pinurbo