Dor! Dor! Dor!
Suara tembakan menerjang di tengah keheningan malam.
Semua orang terdiam, menatap tubuh seorang pria tua jatuh ke atas aspal jalan. Sebagian yang lain bahkan menahan nafasnya tak kuasa menahan keterkejutannya di dada.
"Berengsek kalian!!!"
Hoseok memberontak, melepaskan setiap tangan yang memegangi tubuhnya. Ia melawan setiap orang yang menghadang, walaupun tubuh mereka lebih besar darinya. Dan bisa ditebak bagaimana akhirnya, Hoseok habis dikeroyoki orang-orang itu.
Di sebelah tubuh pria tua yang tergeletak, seorang wanita dikerubungi tiga orang pria berpakaian serba hitam dengan masker yang menutupi wajah mereka. Si pembunuh pria tua kini mengarahkan senjatanya ke arah wanita itu.
"Kumohon... Kita bisa membicarakannya baik-baik," ucap wanita itu mencoba untuk bernegosiasi.
Namun jawabannya cukup mengejutkan.
Dor!
Sebuah peluru menembus perut wanita itu seketika.
Hoseok kembali berontak melepaskan diri, ia segera berlari ke arah wanita itu hingga suara dari belakang menghentikan langkahnya.
"Hyung!!"
Hoseok segera menoleh ke belakang.
Kegaduhan mulai terjadi ketika Jimin mencoba melepaskan diri dari orang-orang yang hendak membawanya ke sebuah mobil."Hoseok pergilah! Jangan pedulikan aku," teriak wanita itu dari kejauhan. Ia memegangi perutnya sambil berusaha untuk menahan rasa sakit. Dress putih yang dikenakannya pun mulai ternoda oleh darah bekas luka tembakan.
Hoseok masih terdiam di antara mereka. Ia belum bisa memutuskan siapa yang harus ditolongnya.
"Hyung! Mmmph...! Hmph!"
Orang-orang itu membekap mulut Jimin dan tak segan meninjunya agar ia diam."Pergilah, Hoseok-ah!" teriak wanita itu sekali lagi.
"Kumohon lindungi dia dengan segenap jiwamu...," ucapnya lebih lemah.Hoseok segera mengganti arah gerakannya. Ia berlari menerjang kawanan yang membawa Jimin.
"LEPASKAN DIA!!"
Orang-orang yang memegangi Jimin terbawa langkah Hoseok hingga melewati pembatas jembatan. Mereka semua melayang jatuh menuju aliran sungai di bawah jembatan.
Seperti gerakan slow motion,
Hoseok berusaha meraih tubuh Jimin, mendekapnya dan membiarkan tubuh Hoseok jatuh terlebih dahulu menghantam permukaan air.-BYUR!-
Dingin...
A-aku tidak bisa bernafas.Rasanya sesak....
Apakah ini akhirnya...?
Hyung!
.
.
.
.
."Jimin! Jimin-ah, bangun!" Hoseok mengguncang tubuh Jimin.
Sedari tadi lelaki itu meronta dalam tidurnya seperti sedang bermimpi buruk. Karena itu Hoseok berusaha membangunkannya dan sudah memanggil suster untuk menolongnya.
Begitu membuka mata, Jimin merasa sesak di dada. Ia tidak bisa bernafas dengan normal seperti benar-benar terbenam dalam air.
"Hah... Hah... Hyung... Akh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Waves of Freedom 2: Young's Freedom [BTS Fanfiction]
Fanfiction[On Going] Kini Jimin telah meraih kebebasannya dari penjara yang ia sebut 'rumah'. Namun kenyataannya kehidupan di luar sana tidak seindah yang ia kira. Begitu banyak rintangan yang menghadang juga kebenaran yang belum terungkap. Apakah memang ini...