Di sini begitu gelap dan dingin, mungkinkah ini yang disebut kesepian?Walaupun banyak kehangatan di luar sana, aku tak dapat menggapainya
Sekeras apapun aku mencoba,
tak pernah aku mendapatkannyaSahabat, hanya bersamamu aku bisa melaluinya
Menjalani rintangan yang hampir membuatku meregang nyawa
Jangan pernah tinggalkan aku, kumohon
Jika sekali lagi aku terjatuh dalam kesendirianku
Akankah kau mengulurkan tangan dan menggapaiku sebelum jatuh ke lubang yang gelap itu?
*** SAVE ME ***
Matahari perlahan turun, namun sore itu permukaan bumi terasa begitu hangat. Semilir angin membelai rambut Jimin yang tengah terdiam di sebuah lapangan. Tak ada yang dilakukannya di sana. Hanya beberapa kali melihat jam tangannya seperti sedang menunggu sesuatu. Setelah beberapa lama ia menunggu, akhirnya terdengar langkah kaki seseorang menghampirinya.
"Jiminnie! Tangkap!"
Seseorang melemparkan bola basket padanya. Dengan sigap Jimin menangkap bola itu lalu men-dribble-nya mendekati ring basket. Orang itu mencoba untuk menghalangi Jimin memasukkan bola ke dalam ring, namun ia berhasil memasukkannya. Bola basket jatuh dan memantul ke arah orang itu.
"Yak, Kim Taehyung. Kau bilang akan datang jam 4 sore. Lihat sekarang jam berapa???" keluh Jimin pada orang yang kini sedang men-dribble bola. Orang itu segera melihat jam tangannya.
"Ya, ampun. Hanya telat beberapa menit pun kau sudah marah. Seperti ahjumma saja," balas Taehyung. Ia berhenti men-dribble bola dan memegang bola itu dengan tangan kanan kemudian kembali berucap, "Kau sudah temukan barang buktinya?"
"Tentu saja!" Jimin menyerang tiba-tiba, merebut bola dari tangan lelaki itu. Sekali lagi Jimin memasukkan bola ke dalam ring. Kemudian ia menghadap pada lelaki yang terdiam di belakangnya.
Taehyung terlihat terkejut dengan gerakan Jimin yang tiba-tiba merebut bola dari tangannya.
"Bisakah kau tidak membuatku terkejut seperti itu?! Jantungku hampir copot tau..."
"Haha... maafkan. Bagaimana kalau kita langsung membahasnya saja?"
Jimin mengalihkan atensinya pada tas putih di pinggir lapangan. Ia berjalan ke sana sambil memberikan isyarat pada Taehyung untuk mengikutinya. Setelah bisa mencapai tas itu, ia segera mengeluarkan sebuah notebook dari sana disusul Taehyung yang mengambil posisi duduk di sebelahnya.
"Aku sudah minta bantuan Philip untuk menyelidikinya. Dia berhasil meretas data base perusahaan dan menemukan aliran dana yang mencurigakan," jelas Jimin sambil memperlihatkan file-file yang ia dapatkan dari Philip.
"Lalu?"
"Kemungkinan, itu dana yang dikeluarkan ayahmu untuk menyogok oknum pemerintahan."
Wajah Taehyung berubah masam. Jika iblis itu ada di hadapannya sekarang, ia benar-benar ingin menghancurkannya saat itu juga. Namun apalah daya seorang siswa SMP melawan orang-orang dewasa yang tamak dan tidak mementingkan orang lain. Suara Taehyung tidak pernah didengar bahkan oleh ibunya sendiri. Hanya Jimin yang mau mendengarkan dan membantunya lepas dari lingkaran setan di keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Waves of Freedom 2: Young's Freedom [BTS Fanfiction]
Fanfic[On Going] Kini Jimin telah meraih kebebasannya dari penjara yang ia sebut 'rumah'. Namun kenyataannya kehidupan di luar sana tidak seindah yang ia kira. Begitu banyak rintangan yang menghadang juga kebenaran yang belum terungkap. Apakah memang ini...