Part 16 : Star Night

3.5K 150 4
                                    

" Kenapa,... terkejut?"

Sebenarnya tidak salah orang itu berkata seperti itu. Mulut Thea terbuka agak luas dan matanya hampir tidak berkedip memandang orang yang kini berdiri didepannya dengan hati hampir tidak percaya. Kenapa juga dia perlu mengekori Thea kemana-mana walhal dia sudah dapat apa yang dia mahu?

Melihat Thea tidak berkata apa-apa,  orang didepannya memutar biji matanya sambil menghembus nafas seolah bersiul sambil mencebik bibir. Kelakuannya membuat  Thea tambah melototkan matanya. Mempamerkan rasa tidak suka kepada si penguis ini.

Thea : Cepat juga kau sampai sini? Ingatkan masih berseronok disana.

Sabrena : Saya berkerja dan JR bukan penghalang.

Tondu itu menarik sedikit tali bikini bra, membetulkan letaknya. Rambutnya masih lembap. Berenang semasa Thea menikmati makan malamnya tadi. Jadi tondu itu sudah memerhatinya dari tadi nampaknya.

Thea : Oh, saya tiada urusan dengan kau.

Sabrena tersenyum, memandang Thea dengan sudut matanya. Sombong... katanya dalam hati. Dia tidak merasa Thea perlu diberitahu tentang JR. Tondu itu ada egonya sendiri, dia juga ingin Thea merasa ditolak JR sama sepertinya. Itupun salah satu rasa kepuasan yang tiada taranya bagi seorang perempuan. Tidak guna membantu bila hati tidak ikhlas... Kecuali ada imbalannya.

Thea sendiri juga punya ego yang tidak kurang degil. Baginya Sabrena bukan sesiapa dia boleh menyingkirkannya hari itu kalau bukan hatinya terluka dengan penipuan JR... yang sebenarnya semua itu hanya jadi penipuan setelah Sabrena campur tangan.

Sabrena mengangkat bahunya acuh tak acuh. Melangkah meninggalkan Thea setelah menegurnya. Selangkah, dua langkah dan langkah seterusnya tertahan.

Thea ingin sekali membuat tu tondu yang satu itu berteriak-teriak dengan skill boxingnya.

"Arghhh...! "

Sabrena : My hair!

Tangan Thea menarik rambut Sabrena. Berberapa pengunjung menoleh kepada mereka. Macam ada aksi bergunut-gunut bakal berlaku.

Thea : Kau teriak, kau habis!

Sabrena : Bitch, kau mau apa?

Thea menghampiri Sabrena, mukanya didekatkan pada Sabrena. Dekat sehingga pipi bertemu pipi. Perang psikologi perempuan...

Thea : Saya boleh toreh muka atau patahkan mana-mana tulang kau bitch! Tapi jangan ganggu aku!

Sabrena dilepaskan perlahan, Sabrena melotot melihat Thea sebentar yang tersengih padanya. Dia mula melihat Thea dari sudut pandang lain. Dia hairan kenapa Thea sebelumnya berlagak sebagai perempuan lemah lembut dan sekarang tidak lagi.

"Prak..."

Seorang kanak-kanak lelaki melintas didepan Thea sambil mengelongsor di atas papan selaju dengan gaya pro sambil dikejar beberapa rakannya yang lain membuyarkan khayalan kejam perempuannya. Sementara itu Sabrena melenggang menuju lif. Oh dia menginap dihotel ini rupanya.

Thea mengigit bibirnya, niat untuk tidak di ganggu dalam percutiannya kembali di benaknya. Dia mula membuat perhitungan untuk hari-hari seterusnya. Kemana lagi dia harus pergi agar orang-orang yang tidak diingini tidak berada di sekitarnya. Dengan fikiran kalut dia melangkah menuju chalet perlahan.

JR kembali mengusik jiwa. Nafasnya sedikit tertahan mengenang cincin tunang yang tidak sampai 24 jam dijari direngutnya dan diserahkan kembali pada JR yang sengaja berseronok dengannya di East Sabah. Memalukan dirinya menyerah perasaan pada lelaki itu. Cis...

Thea memandang ke depan, laluan ke chalet yang samar-samar dengan lampu taman sama dengan perasaannya yang sedih. Di depannya ada jeti menuju pantai juga dihiasi lampu taman yang menerangi jalan.

Sleep With The Enemy Where stories live. Discover now