Prolog

48 3 0
                                    

Suara tawa yang keras, tidak memekikkan telinga tetapi juga tidak membuat perasaan enak. Suara tawa itu menggema di seluruh tempat parkiran motor SMA Bina Nusantara. Sekolah sudah sepi dari tadi, memang karena bel pulang sudah berbunyi 3 jam yang lalu tepatnya jam 2 siang. Kecuali seorang gadis berparas cantik dengan rambutnya yang hitam pekat sebahu, memakai hoodie coklat tua, rok abu-abu selutut dan sepatu kets biru berlogo centang di bagian samping kiri dan kanan, menggendong tas ransel berwarna peach. Sungguh perpaduan warna yang mencolok tapi terlihat enak dipandang ketika dia yang mengenakan. Dan segerombolan anak laki-laki yang duduk berjajar diatas motor yang diyakini itu adalah motor miliknya. Sampai ada suara nyaring yang memekikkan telinga, sungguh kita dapat bertarung bahwa siapa saja yang mendengarkan akan langsung naik darah.

"Raffi !!"

Suaranya yang lantang membuat semua rakyat yang tadinya saling melempar leluconpun hilang lenyap dan sepi seakan menguap terbawa angin.

Hanya suara angin dan debu yang berterbangan yang menjawabnya. Sampai ada satu orang laki-laki yang menjawab.

"Gue?"

"Iyalah kamu fi, siapa lagi coba? Udah cepet anterin aku pulang, aku di tunggu bunda ini"

Si cowok bangkit dari si hitam dan mulai mendekati si cewek .

"Gue akan kasih tau lo 3 hal. Pertama, nama gue bukan raffi. Kedua, gue ga mau nganterin lo."

Si cowok mulai maju sedikit mendekati si cewek dan mendekatkan mulutnya ketelinga si cewek .

"Dan gue ga peduli sama bunda lo, mau lo ditungguin itu juga bukan urusan gue."

Si cewek pun maju dan mendekati si cowok, dan si cowok pun terlonjak kaget tetapi tetap berhasil mengontrol mimik wajahnya.

"O iya, aku juga mau bilang empat hal sama kamu. Pertama, nama kamu tu Raffi. Kedua, kamu harus nganterin aku, ga mau tau. Ketiga, ihh, kamu tu harus hormat sama orang tua fi apalagi sama ibu, ibu tu orang yang udah ngelahirin kamu tau. Dan yang keempat, kamu tetep harus nganterin aku, aku ga mau tau dan ga nerima alasan apapun dari kamu titik."

Dengan penuturan yang secepat kilat, oh tidak bahkan lebih cepat seperti hanya dengan sekali kedipan mata si cewek mampu membuat si cowok dan cecunguknya diam dengan wajah cengonya menatap nanar seorang gadis di depannya.

Si cowok bersiap mengeluarkan semprotan mautnya jika saja si gadis ini tidak lari dan loncat naik ke motor si cowok.

"Ayo cepet fi, nanti aku ditinggal sama bunda."

Si cowok pasrah, eit pasrah bukan berarti berarti kalah karena menurutnya buat apa buang-buang tenaga buat ngurusin orang yang sama sekali ga penting.

"Terserah lo!"

Wrong LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang