"Jika kau sebuah kesalahan
Maka aku tidak akan pernah menyesalinya"“Selamat pagi anak-anak !”
Sapa ramah seorang guru dengan perawakan agak tinggi, usia sekitar 50an, dan rambut tidak lagi bisa dikatakan hitam sepenuhnya. Murid Bina Nusantara biasa memanggilnya dengan sapaan pak Aan. Beliau mengajar matematika, metode belajarnya efektif sehingga murid- murid mengerti apa yang diajarkan beliau. Tetapi, beliau terkenal dengan ketegasannya dan rasa ketidaktolerannya kepada murid yang tidak mengumpulkan tugas dan terlambat masuk kelas.
“Selamat pagi juga pak !” sapa murid kelas XI IPA 3
“Kumpulkan tugas minggu lalu di depan, sekarang! Jangan banyak ribut”
Semua murid mengumpulkan tugas yang dimaksud pak Aan tetapi tidak sedikit juga yang ribut mencari jawaban sana-sini, dan ada juga yang langsung memita ijin kepada Pak Aan dan mengatakan alasan klasik bukunya ketinggalan padahal mereka sudah mengerjakan, atau saya waktu itu tidak berangkat jadi tidak tahu apa tugasnya dan masih banyak lagi alasan klasik para murid lainnya. Akhirnya pak Aan mentoleransi tugasnya bagi yang tidak mengerjakan. Dan pelajaranpun dilanjutkan dengan pak Aan yang menerangkan materi selanjutnya.
“Ya !, jadi –cos c sama deng-“
BRAKK
“Maaf pak saya telat, saya tadi bangunnya kesiangan plus jalanannya macet pak maafin saya ya pak. Apakah saya boleh masuk?"
Ia menaruh tas peachnya di bawah untuk mengambil buku tugas dan menjulurkan tangan sopan.
“Ini pak saya sudah mengerjakan tugasnya, saya jamin insyaallah nilai saya 100 pak.” Dengan puppy eyes yang dibuat-buat dan sedikit senyuman manis untuk meyakinkan siguru.
Pak Aan dengan wajah yang senang dan senyum merekahpun mengambil buku itu dan menaruhnya di atas meja. Keadaan kelas sangatlah luar biasa sepi. Puluhan pasang mata menatap kejadian itu dengan tatapan cengo yang tidak dibuat-buat. Bagaimana bisa seorang pak Aan yang terkenal galak dan tidak mentoleransi murid-muridnya bisa sangat halus dan jinak seperti ini? Sunnguh suatu keajaiban yang langka dan harus dikenang sepanjang sejarah SMA Bina Nusantara.
Akhirnya si gadis yang terlambat ini pun duduk dibangkunya yang berada pada urutan nomor 3 dari depan sebelah kiri.
"Athala Senja, dari 10 soal yang saya berikan minggu lalu kamu dapat menjawab semuanya dengan runtut, jelas, dan sangat rapi.” Kata Pak Aan sambil tersenyum bangga.
Dan siempunya dengan wajah bangga memamerkan senyum yang malu-malu khas orang yang habis dipuji karena kepandaiannya.
“Tapi jawabannya salahh semua !!!"
Kelas yang tadinya tenang bak anak kecil yang sedang didongengi oleh ibunya kini mendadak ramai dengan tawa yang meledak-ledak. Dan si gadis yang tadinya tampil dengan senyuman bangga tergantikan dengan ekspesi bengong mulut terbuka setengah dan menatap nanar kedepan dengan perasaan campur aduk.
Belum sampai situ saja penderitaan yang dialami Atha. Sebelum perasaan malunya itu hilang pak Aan kembali berucap.
“Oh ya, siapa suruh kamu masuk kelas dan duduk dibangku kesayanganmu itu?”
Belum sempat Atha membuka mulut untuk berargumen pak Aan kembali berkata.
“Keluar !!!”
***
Dan disinilah Atha, duduk termenung di depan kelas memandangi murid yang berlalu lalang di depan kelas. Ia bosan karena harus duduk tanpa melakukan apa-apa. Karena saat diusir pak Aan beberapa menit yang lalu ia tidak sempat membawa handphone berlogo gigitan apelnya tersebut. Tak lama sepasang mata cantiknya menangkap sesosok yang tidak asing baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Love
Teen FictionTentang Kevin yang benci angka ' 8 ' dan tentang Atha yang menyukai angka ' 8 ' . Ada apakah dengan angka ' 8 ' ? Apa hubungan angka ' 8 ' dengan mereka? "Karena gue benci angka 8 ! Angka yang buat hidup gue berantakan !" -Kevin Manggala Adiatmaja ...