2. Disturbed

30 4 0
                                    

Seperti bocah kecil yang tak tau apa-apa

“Sakit Vin, ga mau dikasih itu! Pokoknya ga mau! sakit Bunda!!”

Ya, disinilah Atha dan Kevin. Berada di UGD salah satu rumah sakit swasta di daerah jakarta. Karena setelah kejadian Atha yang terjembab di kelas tadi, Atha meminta tolong kepada Kevin dengan wajah yang sudah dipenuhi peluh di wajahnya dan jangan lupakan tangisannya yang sangat kencang itu. Atha meminta untuk langsung diobati. Karena Kevin juga sedikit merasa bersalah karena sudah membuatnya jatuh, diapun akhirnya membopong tubuhanya ke UKS. Naasnya ruang UKS sudah tutup. Dan mau gak mau Atha harud di larikan ke rumah sakit.

“Ya gak usah tarik-tarik gue juga kali, lebay amat sih lu cuma luka kecil doang!”

Kevin tidak akan marah jika Atha hanya menangis. Tetapi masalahnya Atha menangis dengan menarik-narik jaket mahalnya. Sudah tau jika Kevin pemarah tetap saja Atha menarik jaket itu.

“Lukanya tidak terlalu parah, kalau tidak besok mungkin lukanya sudah kering.” Kata dokter yang menangani Atha.

Yaelah, gue juga tau kali dok. Batin Kevin.

Setelah selesai pengobatan itu Atha pun sudah berhenti menangis. Dan sudah mulai tenang tidak seperti tadi, seperti orang gila yang menangis sambil menarik-narik jaket Kevin.

“Vin, maaf ya, tadi aku narik jaketmu habisnya aku panik. Soalnya tadi darahnya banyak banget.”

Hell! Banyak? Bahkan kurang lebih hanya 3 tetes. Dasar manusia lebay.

“ Aku juga mau ngucapin makasih karena udah bawa aku ke rumah sakit.”

Malas berargumen lebih jauh, Kevin hanya menganggapinya dengan berdehem.

***

Setelah mengantar Atha kerumahnya sehabis berobat ke Rumah Sakit dan meminta maaf kepada bundanya Atha, Kevinpun akhirnya pulang kerumah. Kerumah mewah di salah satu perumahan elite seantero Jakarta.

“Assalamualaikum Kevin pulang!”

Dan seperti biasa hanya ada Bi Yeni yang menjawab dan asisten rumah tangga lainnya. Tanpa ada penyambutan yang biasa didapat dari seorang anak. Rumah mewah yang berbalut cat berwarna hitam, biru dan merah ini sangatlah bersih dan tidak ada satu pun debu yang berterbangan. Tatanannya sangatlah rapi, ditambah barang-barang yang memang diperuntukan untuk rumah semewah dan sebesar ini.

Kevin berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Kamarnya terletak di lantai dua. Kamar dengan pintu bewarna coklat yang di depannya terdapat tulisan gantung yang bertuliskan “Dilarang Masuk Kecuali Pemiliknya”.

Kevin merebahkan tubuh kekarnya di kasur king size miliknya. Sekarang menunjukkan pukul 9 malam. Ini adalah suatu keajaiban tersendiri bagi seorang Kevin Manggala Adiatmaja, pasalnya jam 9 malam adalah waktu yang haram untuk Kevin pulang. Biasanya ia pulang jam 1 malam bahkan tidak pulang. Kevin memang pulang malam tapi dia tidak pergi ke klub malam untuk berfoya-foya membuang uangnya, biasanya kevin menginap dirumah sahabatnya Aldo atau mengunjungi pantai hanya untuk sekedar menenangkan diri di dalam kesunyian. Dan alasannya pulang sesiang ini adalah karena permintaan seorang wanita yang tidak bisa ia tolak begitu saja.

Setelah sampai di rumah Atha, Kevin menjelaskan semuanya runtut dari awal sampai akhir dari kejadian Atha mengagetkannya saat tidur sampai kejadian Ia mendorong Atha tersungkur mencium lantai.

Bukannya mendapat omelan karna sudah melukai anak gadisnya justru sebaliknyalah Atha yang mendapat omelan dari bunda, karena dia duluanlah yang mengagetkan Kevin dari tidurnya. Setelah itu, Kevin tidak langsung pulang. Dia ditawari makan malam bersama keluarga Atha.

Wrong LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang