Takdir tentang kamu dan aku.
***
"Airin, tunggu! Tungguin gue! Gue mau ngomong bentar."
"Apa yang perlu diomongin? Gue buru-buru mau pulang! Lepasin tangan gue Bob!"
Airin dan Bobi. Sepasang kekasih, tetapi tidak layak disebut sepasang kekasih. Ngedate berdua gak pernah, berduaan gak pernah, anter jemput sekolah apalagi. Sepulang sekolah ini Boby memang punya rencana akan bertemu dengan Airin. Dan benar saja takdir mempertemukan mereka berdua di depan kelas XII IPA 2. Tanpa pikir panjang Boby langsung menggeret tangan Airin untuk dibawa kesuatu tempat. Dan disinilah mereka di taman belakang sekolah, tempat yang sangat jarang dikunjungi oleh warga sekolah. Bahkan mungkin mereka tidak tau bahwa ada surga dibelakang sekolah ini.
"Gue mau ngomong sama lo! Penting." Dengan nada yang sedikit meninggi Boby mengatakannya tepat didepan Airin.
Boby memberi jeda sedikit, lalu melanjutkannya kembali.
"Gue mohon, sekali aja. Dengerin gue, gak lama kok." Suara Boby sedikit melembut tidak sekeras tadi.
"Cepet. Gue gak ada waktu." Jawab Airin datar.
Boby menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan. Ini berat baginya, sesuatu yang sudah memenuhi setiap ruang yang ada di tubuhnya hingga ke jantung, paru-paru, aliran darah arteri dan vena, bahkan DNAnya, lebay memang jika kita berbicara seolah-olah ini adalah penyakit yang sangat-sangat langka dan berbahaya. Tapi siapa yang tahan dan siapa yang dapat bertahan jika kita di dalam posisinya Boby?. Dia berpacaran tetapi serasa tidak punya pasangan. Bagaimana rasanya? Mungkin jika Boby ditanya hal seperti itu dia akan menjawab sudah mati rasa.
"Kenapa? Kenapa selama ini seolah-olah gue ngerasa gak punya pacar. Padahal lo adalah pacar gue. Dan kenapa selama ini seolah-olah apa memang benar atau memang gue yang ngerasa aja lo itu ngehindar dari gue. Apa lo malu punya pacar kaya gue? Sampe-sampe setiap kita gak sengaja bertemu lo nganggep gue orang asing. Dan faktanya, gue itu pacar lo! Gue selalu ingin ada di samping lo! Gue selalu pengen jadi orang pertama yang lo hubungin ketika lo lagi merasa sedih Rin. Tolong kasih gue penjelasan tentang itu semua. Gue mohon."
Airin yang mendengar rentetan rangkaian kata yang meluncur dari bibir manis pria didepannya ini pun hanya bungkam dan enggan untuk menjawab ataupun hanya sekedar menanggapi. Dia tidak berani beradu tatap dengan manik tajam milik Boby, berbanding terbalik dengan Boby.
"Rin, tatap mata gue! Gue pengen lo ngasih tau alasannya. Atau gue kurang perhatian sama lo, apa gue harus nganter jemput lo? Kemanapun gue selalu sama lo? Gue akan nglakuin apapun asal lo mau kembali lagi kayak Airin yang dulu. Airin yang gue kenal. Airin gadisnya Boby."
Airin memberanikan diri untuk menatap sepasang mata tajamnya Boby.
"Lo mau tau jawabannya?"
"Ya. Gue pengen tau."
"Gue gak suka sama lo! Gue gak pernah cinta sama lo barang sedikitpun! Gue adalah orang terbodoh yang udah nerima lo buat jadi pacar gue! Gue baru sadar sekarang betapa gobloknya gue sampe gue jadi pacar lo!! Pacarnya seorang Boby Tri Angkasa. Gue terpaksa dulu nerima lo karena muka lo tu kasihan. Kasihan aja gitu dah merjuangin gue masak iya gue tolak gitu aja. Ya kali nanti gue dibully mak lampir gak punya ati. Kan gak lucu!" Ucap Airin panjang lebar dengan nada tegas bercampur bumbu-bumbu kemarahan.
"Hahahahah.." Boby tertawa hambar.
"Lo bercanda kali! Ya kali lo gak sayang sama gue! Orang jelas-jelas dulu mata lo itu menyiratkan bahwa lo sayang sama gue kok! Ini hari apa sih, Sekarang bulan April ya? Haha.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Love
Teen FictionTentang Kevin yang benci angka ' 8 ' dan tentang Atha yang menyukai angka ' 8 ' . Ada apakah dengan angka ' 8 ' ? Apa hubungan angka ' 8 ' dengan mereka? "Karena gue benci angka 8 ! Angka yang buat hidup gue berantakan !" -Kevin Manggala Adiatmaja ...