Bagian 1 ✨

151 19 11
                                    

Suasana senja di bumi sungguh mengaggumkan, Aku segera turun dari pesawat di dampingi oleh Bryan. Hembusan angin membuat daun-daun di pohon berguguran.

Tiba tiba, rintikan air turun dari awan, awan pun menjadi gelap.

"jangan takut Bara ini lah yang manusia sebut sebagai hujan" ucap Bryan kepadaku.

Aku hanya diam tidak menanggapi ucapan Bryan, aku menikmati rintikan-rintikan air tersebut yang mengguyur tubuhku.

"Apakah kau menyukai hujan Bara?" ucap Bryan sembari menatapku.

"Mungkin" jawabku singkat.

"Tapi manusia bilang hujan bisa membuat mereka sakit, dan aku tidak mau kamu sakit Bara, jadi mari masuk ke dalam rumah baru kita, dan aku mohon kau bisa menyesuaikan diri di bumi dan menjaga rahasia kita" Ucap Bryan sambil meninggalkan ku dan segera masuk ke dalam rumah.

Aku masih menikmati hujan, lalu aku segera memarkir pesawat ku di ruang bawah tanah agar tidak ada manusia yang mengetahuinya, aku segera masuk ke rumah itu dan bergegas mandi.

Setelah selesai mandi aku segera memasuki kamarku dan bersiap untuk makan malam, Bryan sudah menungguku di bawah, aku menuruni tangga dan langsung duduk di depannya.

"Bara aku ingin kamu sekolah, biarkan aku yang mengurus tugas ini, Aku mau kamu menjaganya." Ucap Bryan sambil memasukan makanan ke mulutnya.

"Tapi apa itu sekolah Bryan?" Ucapku sambil memasukan makanan yang dari tadi hanya ku tatap, dan setelah mencobanya, rasanya tidak buruk.

"Sekolah itu dimana kamu akan belajar, berteman, bahkan mungkin dimana kamu akan jatuh cinta kepada seseorang, dan aku yakin kamu dapat langsung dapat beradaptasi dan mengikuti pelajarannya dengan mudah, jadi jangan perlu takut" Ucap Bryan sambil menatapku.

"Hmm.., baiklah akan kupikirkan" ucapku lalu beranjak bangun dari bangku dan segera menaiki anak tangga yang menuju ke kamarku.

Aku sangat lelah, perjalanan menuju bumi ini sungguh melelahkan, dan aku segera terlelap.

                                 ***
Namaku Barbara Maureen umurku 16 tahun, hobiku membaca dan meneliti, mataku berwarna coklat, rambut ku sebahu berwarna coklat tua, Bryan adalah kakaku. Aku berasal dari Uriel dimana planet yang sangat indah tapi itu dulu sekarang planet itu bisa dikatakan sudah rusak, karena tercemar berbagai polusi. Aku disini hanya menjalankan tugasku.  

                                  ***
Sinar matahari pagi memasuki celah-celah jendela kamarku, aku segera terbangun. Segera aku beranjak mandi dan ikut sarapan bersama Bryan, menu yang ku makan hari ini adalah nasi goreng buatan Bryan, dan rasanya tidak begitu buruk.

"Bagaimana rasanya?aku baru belajar memasak, jadi maafkan kalau bukan seleramu" Ucap Bryan kepadaku.

"Tidak buruk" jawabku sambil menguyah.

"Bara persiapkan dirimu, hari ini aku ingin mendaftarkan mu sekolah." ucap Bryan sembari mengunyah makanannya.

"Iya" jawabku singkat.

Aku segera beranjak dari meja makan dan segera aku ke kamarku untuk lekas pergi mendaftakan sekolah, Bryan memanggilku untuk lekas menaiki mobil yang sudah disediakan, kami pun lekas berangkat.

25 menit perjalanan akhirnya sampai juga di sebuah bangunan besar dan Bryan segera memarkirkan mobilnya di halaman bangunan tersebut.

Aku segera keluar dari mobil,orang -orang pada menatapku, Aku tidak peduli, aku dan Bryan segera berjalan memasuki aula bangunan itu dan menuju ruang kepala sekolah, setelah lama bercakap-cakap akhirnya aku di terima dan memulai sekolah besok.

"Bara mungkin kamu bisa melihat-lihat dulu biar saya antarkan" ucap kepala sekolah tersebut bernama Evy yang tertera nama di bajunya, sembari beranjak dari tempat duduknya.

Aku hanya mengangguk saja.

Setelah berkeliling sekolah, aku segera berhenti di lapangan untuk menonton pertandingan bola di masukan ke keranjang dan ikut duduk di sebelah anak-anak lainnya, tertampak di sebelahku anak-anak pria yang menatapku, aku hanya mengihiraukannya.

"Bara,saya tinggal dulu ya mungkin kamu ingin melihat pertandingan sekolah kami." Ucap kepala sekolah tersebut dengan senyumannya.

"Iya, terimakasih telah mengantarku" jawabku sembari memberikan balas senyum kepadanya.

"Cewek kenalann dong" ucap anak-anak pria di sebelahku.

Aku hanya diam tidak menanggapi,aku asik melihat pertandingan, anak-anak perempuan sibuk teriak-teriak memberi dukungan.

"Cewek sombong banget sih, minta kenalan aja ga boleh, anak baru ya?mukanya asing banget"ucap salah satu pria disebelahku.

Pertandingan sudah selesai, aku segera beranjak dari tempat duduk meninggalkan pria-pria yang menggodaku tadi, untuk lekas menuju ke parkiran mobil.

Tiba-Tiba..

Brukkk..

"lo kalo jalan liat-liat dong,punya mata ga sih, hah?" ucap seseorang pria memakai kaos basket yang tadi ikut bertanding dengan angka 06 di bajunya.

"Oii bengong aja, lo siapa? kok gue ga pernah liat lo ya? Anak baru?" ucap pria itu lagi.

"ehh anu maaf saya ga sengaja"ucapku dan langsung buru-buru meninggalkan pria tersebut.

"Ehh di tanya ga jawab sombong banget sih! bukannya bersyukur gue tanyain masih banyak tau cewek-cewek yang mau dapet perhatian dari gue" ucap pria tersebut sambil teriak kepadaku.

Aku tidak peduli dan terus berjalan menuju parkiran mobil, orang-orang menatapku dan bisik bisik, aku tetap menghiraukan mereka dan kudapat Bryan menunggu di dalam mobil, aku segera memasuki mobil dan kembali pulang ke rumah.

***
Malam menunjukkan pukul 10 aku segera mempersiapkan persiapan untuk besok sekolah.

sekolah bagaimana rasanya sekolah?merasakan cinta kata Bryan, bagaimana rasanya cinta? ucapku dalam hati, dan segera terlelap tertidur.

----
Terimakasiih yang sudah membaca cerita ini dan terimakasiih banyak yang sudah memberi like dan masukan, maaf kalau kurang rapih,masih banyak yang harus dipelajari,cerita ini terbit setiap hari  Sabtu yaa, jangan lupa di baca 😊.

Ig : @aurelliaindira

M&MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang