Bagian 7 ✨

44 9 8
                                    

Terjadi keheningan, tidak ada sekutippun kata dalam perjalanan, entahlah setidaknya aku aman. Mobil yang kutumpangi berhenti di pinggir jalan, jalanan yang terlihat tidak begitu ramai, hanya beberapa aktivitas warga yang berlalu lalang dalam kegiatan jual-beli, mungkin dini hari matahari seperti di atas kepala sehingga membuat warga menetap dirumahnya.

"Ini dimana Ass?" Tanyaku yang membuka suara menghilangkan rasa kesunyian sedari tadi.

"Ikutin gue aja! turun sekarang, gue nggak bakal celakain lo" Jawab Ass sembari mengacak-acak puncak kepalaku, yang membuat rambutku menjadi barantakan.

"Hey, apa maksudmu membuat rambutku berantakan?" Tanyaku dalam keheranan, namum As tidak menanggapinya dia segera keluar dari mobil dan mengangkat kedua sudut bibirnya, sungguh senyuman yang begitu mengaggumkan.

Aku akhirnya keluar dari mobil, mengikuti jejak Ass yang entah pergi kemana, sebuah kemisteriussan terjadi, membuat hatiku gelisah mengakibatkan jantungku berdetak lebih cepat.

Apakah seorang pria di depanku dapat dipercaya?, ingin kemana dia?!.
Tanyaku dalam benakku yang membuatku semakin keheranan.

Ass memasukki gang sempit, matahari sedang berada di puncaknya, sungguh hari yang sangat panas!. Setelah menyelusuri isi dari gang akhirnya kami keluar dari gang, sungguh aku terkejud keheranan menatap tanpa henti, sebuah keajaiban terjadi, apakah ini mimpi atau ambisiku saja?.

"Kenapa diam saja Maureen? Ayo ikuti gue!, masuk kedalam bangunan itu!, percayalah gue tidak berniat jahat sama sekali sama lo" Ucap Ass yang membuyarkan lamunanku.

"Ass.. Tempat apa ini sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan, seperti sihir di balik gang sempit!" Ucapku takjub dengan pemandangan sekitar melupakan sengatan matahari.

Terlihat pemandangan di atas bukit yang tertampak perkotaan di bawahnya tertampak semua bangunan dari yang besar hingga yang paling terkecil, membuatku takjub karena aku tidak pernah melihat pemandangan seperti ini, apalagi di Uriel yang setiap harinya tertampak jalanan kumuh nan gersang.

"Mari masuk kebangunan itu, itu cafe kecil milik ayah gue, tapi mungkin lo suka sama masakannya dan minumannya" Ucap Ass yang lagi-lagi membuyarkan lamunanku. Dan benar di ujung sana tertampak cafe kecil tertera nama 'cristal cafe' di atasnya. Bangunan yang berwarna putih tidak terlalu besar dengan hiasan mewah.

Aku segera mengingkuti Ass dari belakang, bagaimana ada cafe di atas bukit?, dan bagaimana ada orang-orang mengetaui ada cafe di balik gang sempit?, tapi cafe di depan sana hanya ada beberapa orang, mungkin hanya 5 pengunjung di dalamnya.

"Selamat siang tuan Ass, siang yang panas!" Sapa seorang pelayan cafe dan segera memberikkan tempat untuk kami di meja paling ujung yang berisi bangku hanya untuk dua orang.

"Tuan mau memesan apa?" Ucap pelayan itu lagi sambil tersenyum ramah.

"Kayak biasa, buatkan dua porsi ya!" Ucap Ass kepada pelayan. Dan pelayan itu segera meninggallan meja kami untuk membuat pesanan.

"ini cafe pribadi sebenarnya, hanya keluarga gue dan teman-teman gue, teman bokap gue, teman kakak-kakak gue yang diperbolehkan kesini" Ucap Ass menjelaskan.

"Empat orang itu adalah teman kantor bokap gue, mereka memang sering datang kesini, terkecuali bokap gue yang terlalu serius mengurus bisnisnya. Harga di cafe ini juga terjangkau, sehingga orang-orang memilih untuk menetap di cafe ini." Ucap Ass yang menjelaskan lagi.

"Ass tapi aku harus pulang, sungguh kasian Bryan yang mencemaskanku" Ucapku yang membuka suara.

"Bryan siapa? Pacar lo? Lo udah punya pacar? Sejak kapan?!" Tanya Ass dengan pertanyaan yang berbondong itu.

M&MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang