14. Egois

1.9K 63 0
                                    

"gak perlu sahabat yang kaya, punya kendaraan mewah, atau traktir makan tiap hari. Cukup ada di saat sedih saja itu sudah lebih dari cukup"

❄️❄️❄️

Hari ini Nayla pergi ke sekolah dengan angkutan umum lagi karena tadi pagi Alan tidak ada kabar, jadi ia harus berangkat dengan angkutan umum.

Jalanan pagi ini macet sekali, entah karena apa, jadi ia memutuskan untuk turun dari angkot dan jalan karena memang sudah dekat.

Hari ini ia melihat dua orang itu lagi sedang bersama. Ya, itu Anna dan Alan. Apa Nayla harus memaafkan Alan lagi? Apa Nayla harus mengalah lagi untuknya?

Nayla memilih untuk diam lagi, ia buru-buru masuk ke sekolah sebelum Alan dan Anna melihatnya.

Nayla sampai di kelas terlebih dahulu. Alfina sudah datang, baguslah jadi ia bisa bercerita ke Alfina hingga dirinya tenang.

"Finn, ishh gue harus gimana? " kata Nayla ketika ia sudah sampai di tempat duduknya.

" yaa lo harus bersyukur karena masih bisa nafas" kata Alfina santai.

"bukan itu, gue liat Anna sama Alan duaan " kata Nayla dengan suara yang kecil.

" cuma kebetulan aja kali Nayy, jangan negatif gitu" kata Alfina berusaha membersihkan pikiran negatif tentang Alan.

"gue bukan liat kali ini doang Finn, gue takut kalau Alan balik lagi sama Anna tapi yaa gue bukan siapa-siapa nya" kata Nayla.

"yaa gimana yaa, lo mau cemburu juga takut bikin tambah masalah, lo harus kuatin hati lo sendiri, lo juga gaberhak buat ngatur dia, ngelarang dia jalan sama cewe lain, nasib hts tuh ya gitu" kata Alfina sambil memakan roti nya yang baru saja ia keluarkan dari tas nya.

"jadi gue harus gimana?" tanya Nayla lagi.

"saran gue lo harus tetep berusaha kaya seakan-akan lo gatau apa-apa, lo harus kuat demi kalian juga Nay" saran Alfina kepada Nayla dan Nayla mengangguk paham.

Bel berbunyi menandakan KBM akan segera di mulai. Selama jam pelajaran berlangsung, Nayla sesekali melirik ke Alan namun Alan bersikap cuek dan lain dari biasanya. Alan yang biasa nya selalu memperhatikan Nayla dan kadang mengusili Nayla dengan melemparkan sobekan kertas yang isinya tulisan-tulisan gajelas.

Sampai akhirnya bel istirahat berbunyi, Alan melewati bangku Nayla namun tidak bicara apapun. Dengan refleks Nayla langsung menariknya.

"kamu kenapa sih All? Ada yang salah sama aku? " tanya Nayla bingung dengan sikap Alan yang berubah.

" apa sih aku gapapa" kata Alan jutek.

"aku ga yakin kalau kamu beneran gapapa" kata Nayla.

"Terserah mau percaya atau ngga" kata Alan.

"tapi All aku ga nyaman sama sikap kamu yang kaya gini" kata Nayla dengan suara pelan.

"emang aku sekarang gimana? " tanya Alan.

" aku gatau, tapi aku ngerasa kamu ngehindar dari aku" kata Nayla.

"aku ga ngehindar Naylaa, aku cuma lagi males ngomong aja, yaudah ya aku ke kantin duluan, kamu di sini aja, mau aku beliin apa? " tanya Alan ke Nayla.

" terserah kamu, jangan lama aku laper" kata Nayla.

" yaa sabar dongg" kata Alan sambil mengacak rambut Nayla.

My Posessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang