27. Salah Paham

1.2K 48 7
                                    

Penantian tanpa kejelasan memang sangat menyesakkan

❄❄❄

Langkah Nayla terhenti ketika ia melihat lelaki yang duduk diatas motor hitam ninja yang terparkir dihalaman rumahnya.

"Lama" Ucap lelaki itu.

"Ngapain lo kesini, kesambet apaan?" Tanya Nayla sarkratis.

"Mamah lo pagi-pagi telepon gue buat anterin lo sekolah" Ucap Arsya. Sepupu Nayla.

"Tumben lo mau"

"Udah buru naik! Udah telat gue!" Ucap Arsya tak tanggung-tanggung seraya menyalakan mesin motornya.

"Galak banget sih" Ucap Nayla tak kalah sinis. Kemudian Nayla menaiki motor Arsya daripada Arsya meninggalkannya.

Arsya memang jarang sekali bertemu dengan Nayla walaupun mereka sepupu. Arsya juga jarang berkomunikasi dengan Nayla. Menurutnya, Nayla terlalu cerewet untuk ngobrol dengannya.

"Gue denger lo lagi deket sama cewek?" Tanya Nayla ditengah perjalanan.

"Gak" Jawab Arsya singkat.

"Bohong lo! Tau ga sih? Dulu lo tuh apa-apa ngadu ke gue, dari mulai lo dimarahin nyokap bokap lo gara-gara lo nangisin anak orang. Terus lo juga apa-apa kalau ada tugas pas jaman SD, lo pasti minta bantuan gue. Sekarang mentang-mentang udah pinter, tenar, jadi songong!" Omel Nayla tak tanggung-tanggung.

"Lo berisik!"

"Suka-suka gue! Dulu, pas gue diem aja, lo nyamperin gue gak jelas biar gue ngomong lagi. Sekarang? Gue ngomong dikit doang dibilang berisik" Ucap Nayla lagi. Sepertinya ini kesempatan untuk Nayla mengungkapkan kekesalannya.

"Diem atau turun?" Tanya Arsya.

"Iyaa iya gue diem! Gue jadi gak yakin kalau ada cewek yang tahan sama lo!" Ucap Nayla lagi.

"Terserah"

Mereka memang seperti itu. Setiap bertemu, tidak ada kata damai. Namun, Arsya merupakan pendengar yang cukup baik menurut Nayla. Ketika Nayla menangis, Arsya slalu memeluknya untuk memberi kekuatan.

Jauh dari tempat mereka, Alan yang berniat untuk menjemput Nayla kini harus mengurungkan niatnya ketika ia melihat Nayla sudah dijemput dengan lelaki yang ia tidak kenal.

Alan berusaha tenang dan tidak mau ikut campur lagi.

Tak lama kemudian, Arsya dan Nayla sampai disekolah, untungnya upacara belum dimulai.

Nayla berjalan beriringan, kali ini tidak ada pasang mata yang menyorot tak suka kepada mereka. Karena kebanyakan dari mereka tau bahwa Nayla dan Arsya adalah saudara sepupu.

"Makasih Arsya!! Sering-sering anter jemput gue ya biar ngirit ongkos!" Ucap Nayla senang sebelum Nayla masuk kedalam kelasnya dan Arsya pergi kekelasnya.

Arsya tak membalas apapun ucapan Nayla.

Nayla masuk ke dalam kelasnya yang sebagian sudah keluar dari kelas untuk menuju lapangan.

My Posessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang