15. Mood

1.7K 69 2
                                    

Izinkan aku bersama ragamu saat ini, walau jiwamu sedang terperangkap  masa lalu yang tak akan kau lupakan.

❄️❄️❄️

"kamu kenapa sih Al?" tanya Nayla ketika ia menghampiri meja Alan dan teman-temannya di kantin.

Tadi memang Alan tidak menghampiri meja Nayla, sejak semalam pun Alan tidak mengabari nya sama sekali. Bahkan Nayla sudah berkali-kali chat Alan namun hanya di baca saja.

"gapapa" jawab Alan singkat.

"terus kenapa semalem ga ngabarin aku? " tanya Nayla lagi yang masih tidak mengerti dengan sikap Alan.

" cape" jawab Alan tanpa melihat Nayla.

"kamu kenapa sih? Kalau aku salah maafin aku, aku ga ngerti sama sikap kamu yang kaya gini" kata Nayla yang menahan diri nya agar tetap kuat.

"kamu gasalah apa-apa" kata Alan yang mencoba menatap Nayla.

"kamu marah karena aku semalem main di rumah Febby? " tanya Nayla dengan hati-hati.

" aku cuma gasuka aja kamu pulang sampe se sore itu" kata Alan dingin.

"yaa tapi kan aku udah izin ke mamah" ucap Nayla dengan suara lembut.

"terserah kamu" setelah itu Alan pergi meninggalkan Nayla dan teman-temannya.

"ehh All mau kemana? " teriak Dirga.
Namun percuma Alan tidak berbalik sedikit pun.

" udah Nayy, lo tau sendiri kan sikap Alan kaya gitu? Lo harus tetep ngertiin dia" kata Reza yang berusaha menasehati Nayla.

"iyaa iyaa gue juga udah biasa di giniin, yaudah gue balik ke temen-temen gue dulu ya" pamit Nayla dengan memaksakan senyumannya, lalu ia kembali ke teman-temannya.

***

"terus kalau Nayla gitu kamu mau gimana? Tapi aku yakin kalau dia pasti bakalan jauh lebih baik daripada aku " kata Anna ketika ia menemui Alan duduk di taman belakang dengan tatapan kosong.

"aku rasa juga gitu awalnya, tapi gatau kenapa sekarang berubah" ucap Alan yang masih memikirkan masalahnya dengan Nayla.

"berubah gimana? Udah dong jangan kelamaan gitu murung nya, mending sekarang ke kantin lagi, kamu belum makan kan? " kata Anna berusaha membujuk Alan.

" nanti aja, pasti disana masih ada temen-temen aku, ntar mereka nanya-nanya" jawab Alan.

"tenang aja, ada aku" Anna langsung menarik tangan Alan hingga di kantin, ketika di koridor banyak sekali yang memerhatikan mereka, namun mereka biasa saja.

***

"udah lah Nay, lo gausah lagi mikirin dia, masa lo main sama kita aja sampe marah segitunya" kata Febby.

"tapi ya gimana Feb, gue juga gatau kenapa gue slalu bertahan sama dia, gue gabisa ninggalin duluan" jawab Nayla.

"tapi kalau gitu sih masalah nya di kalian berdua, tapi gue kadang heran sih sama dia" kata Febby dengan wajah bingung.

Nayla mengangkat sebelah alisnya tanda bingung.

"yaa gimana ya, jujur gue ngerasa kalau dia lagi baik-baik aja sama lo dia jauh dari Anna, tapi pas dia lagi marahan sama lo dia malah deket sama Anna" kata Febby dengan hati-hati, ia sama sekali tidak ada maksud membuat suasana hati Nayla makin buruk.

My Posessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang