Akhirnya aku mengikuti Kris dari belakang sambil memegang plastik belanjaan yang berat. Sesampainya di depan kamarnya, dia membukakan pintu untukku dan masuk kedalamnya. Kamar nomor 100. Akan kuingat itu. Tidak ada bedanya dengan kamar yang lain. Mewah seperti biasanya. "Nah, aku pinjam dapurmu sebentar. Aku akan buatkan untukmu juga!" Kris nampaknya mau menolak tapi karena aku sudah pergi ke dapur dia menahannya. Aku memang pemaksa, ya, padahal dekat juga tidak.
Dasar sksd.
Aku dengan bahagia memasak 2 bungkus Samyang rasa keju untukku dan mie kuah pilihan andalanku untuk Kris. Aku sangat bahagia hari ini. Kalau aku bisa dekat dengan Kris itu akan lebih baik. Selang beberapa menit, aku selesai memasak mie nya dan membawanya ke meja makan tempat Kris menunggu. Sebenarnya dari tadi aku merasakan kalau Kris melihatku terus saat aku masak. Mungkin dia terlalu senang dapat teman baru.
Idih sksd (2).
"Ini. Aku tak tahu apa kau suka makanan pedas atau tidak jadi aku memasakkan mie kuah untukmu," aku menyodorkan mangkuk berisi mie kuah. Aku duduk dan bersiap menyantap Samyang sayangku astaga rasanya sudah satu abad aku tidak makan Samyang. "Sebenarnya aku suka makanan pedas juga kok. Tapi tidak apa," lalu dia melanjutkan, "...Sekali-sekali kita bisa makan Samyang bersama." Tapi dilihatnya aku sibuk makan Samyang. Sorry not sorry, saat aku dan Samyang kencan, tak ada yang bisa mengganggu. "Mmhmm... aigoo..." Aku makan begitu lahap seperti orang miskin yang tidak makan 1 bulan. Kris melihatku asyik makan sambil ikut melahap mie kuahnya. "Hmm! Ini enak!" ujarnya terkejut akan kehebatan mie pilihanku. "Apa kubilang, yang namanya mie instan itu pasti enak..." dengan percaya diri aku membanggakan mie instan kekasihku.
"Kau sangat bersemangat soal mie instan," Kris mengambil tisu dan mengelap bumbu Samyang yang ada di sudut bibirku.
Ha
HA
KENAPA AKU DUGUN-DUGUN GINI
APASI
"A-ah, aku makan seperti anak kecil..." apa yang dilakukan Kris tadi membuat rasa pedas di bibirku hilang sama sekali. Anjir aura charmingnya meresap ke tubuhku. Aku melanjutkan acara makanku. "Sejak kapan kau suka dengan makanan mie?" Tanya nya sambil ikut makan mie dengan semangat. "Sejak kecil aku selalu makan ramen. Orang tuaku dulu pedagang ramen di Qingdao, lalu ditambah dengan aku tertarik dengan video mukbang di Youtube..." aku mulai ber uh ah disaat Samyang ku tinggal sedikit. "Nampaknya perutmu perut karet ya," Kris tersenyum melihatku sibuk kepedesan. "Uhhh...walaupun pedas, tapi tetap enak!" tanpa kusadari Kris telah duluan menghabiskan mienya daripada aku.
Dia sudah meminum habis kuah mie nya.
DAEBAK
THE POWER OF MIE INSTAN
"W-wow, kau lebih bersemangat daripada aku..." Kris hanya tersenyum malu. "Ini sangat enak..." syukurlah kalau dia menyukainya. Rasa pedasku hilang lagi. Wow mungkin kalau aku makan Samyang bersamanya bakal nggak kepedesan karena hawanya dingin sekali.
WOE
Jahat amat dih.
"Uh, Kris? Kuharap kita bisa lebih dekat lagi," ucapku hati-hati sambil tersenyum. Dia membalas senyumanku. "Aku juga. Kau juga rapper kan? Kemampuanmu cukup bagus..." ah, aku malu. Aku ini cuma nubi bau bawang. "Kau cukup terkenal karena kau...eksentrik?" duh AC nya dingin.
EKSENTRIK APANYA
AKU ANEH GITU
IH AKU SALAH APA
"A-aku terlalu mencolok, yah?" aku ingat, aku jadi mencolok ketika ada rapper dari kelas lain mengajakku bertengkar saat aku tak sengaja menumpahkan bubble tea ku di bajunya. Wow berasa film-film amerika gitchu. Kan ak jadi malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Just Want a Normal Life!
Non-FictionHai. Namaku Huang Zi Tao. Cowok asal Qingdao yang pindah ke Seoul karena iseng. Iya iseng. Iseng terima beasiswa. Orang tuaku sudah meninggal saat aku berumur 12 tahun karena kecelakaan. Tidak ada yang mau membiayai hidupku. Lalu seseorang memberika...