Pe er

139 15 0
                                    


"BAEKKIE AKU KEMBALI—" mampus. Kenapa ada Sehun disini. Aku kembali menghadap pintu, bersiap untuk keluar.

BRAAK!

Sehun meng-kabedon ku.

APASI SOK DRAMA.

"Apasi"

"Siapa yang beliin kamu mie sebanyak itu?"

"Penting gitu ya"

"Jawab"

"G penting"

"Aku bilang jawab ya jawab"

"Temen"

"Siapa?"

"Apasi kalo temen ya temen aja"

"Si temsek?"

"Ngga"

"SIAPA" gas terus jangan kasih kendor.

"PEDULI AMAT SIH"

"PEDULI LAH EMANG KAMU MAU NGGA KUPEDULIIN"

"SERAH"

"OKE!" Sehun balik badan sambil masang tampang cueknya.

EH MARAH BENERAN,,,

"JAGI JANGAN MARAH DONG AK KAN CUMA BERCANDA..." aku langsung jatuhin plastik isi mie dan meluk Sehun dari belakang. Dia emang overprotektif kalo soal diriku dan mie. Bodo mati gara-gara mie yang penting mati dengan tenang. "Dih, apaan. Sana peduliin mie aja, g usah peduliin aku" Sehun berusaha ngelepas pelukanku. Iiih gini doang marah ih. Sensi amat. Lagi pms kali yak. "Aelah sensi amat sih. Hwaleul naeji mala~" aku mengeratkan lagi pelukanku. Sehun terdiam, kasihan, namun masih memasang muka malas. "Iya-iya, aku ga jadi marah," Sehun langsung memelukku. Kami ini cuma beda tinggi 2 centi, jadi aku merasa pendek kalau sudah dipeluk olehnya. Aku juga balik memeluknya sambil ketawa kecil.

"Dasar, ya, pacaran gatau tempat," Kulihat Baek duduk di kasurnya daritadi melihat kami sibuk dengan dunia sendiri. "E-eh, Baekkie, eheheh..." aku melepaskan pelukanku. "Pacaran apa tolol ga sudi aku sama dia," Sehun ngepeyangin/? Kepala indahku. Lama-lama otakku miring kamu peyangin terus Hun. "Dih, klo punya temen baru ga dibagi-bagi." Sehun monyongin bibir lagi. "Oooh, yang beliin ini tadi si Kris, salah sendiri kamu gamau beliin aku humph" kataku sambil menata mie instan di rak makananku. Astaga bahagianya diriku~ Sehun dan Baek kaget. "HAH?! Kris?! Gila dia lagi kesambet apa coba," Baek mikir keras. "Tumben-tumbennya dia baik kepada orang, kepadaku saja jarang bicara..." Sehun menimpali. Wow, jadi Kris hanya baik kepadaku? Daebak. Aku bakal ditraktir banyak mie jika aku dekat dengannya.

Bukan gitu tolol.

Tujuanku kan baik. Nggak memandang harta yegak. Humm... menarik juga sih kalau dia jadi sahabatku dan Sehun. Mungkin Sehun akan cemburu karena Kris selalu menempel denganku wkwkwk. Aish cukup dengan imajinasinya.

"Eh?"

"EEEEH PANTEEKKK"

Si Baek kenapa lagi yagusti. Aku cepat-cepat kembali ke ruang tengah untuk mencari tahu. "Ada apa?" tanyaku sedikit panik.

"EYELINERKU KETINGGALAN DI YEOLLIE! ToT"

.

YAGUSTI SABARKANLAH HAMBAMU INI.

Capek akutu. Nanti kalo udah gini yang disuruh ambil aku. Udah tau. Baek mulai mengirim kode mata kepadaku. Kenapa nggak Sehun aja sih. Eh tapi siapa tahu ketemu Kris lagi eheheh. Ih apasi jadi ngepens akunya. Park Chanyeol salah satu rapper EXO juga, paling memeable. Aku belum pernah mengobrol dengannya sih. Rapper abal-abal sepertiku masa' mau sksd sama grup yg udah terkenal di 4 negara? Dia bisa memainkan semua alat musik. Astaga ibunya ngidam apa ya waktu dia di kandungan. "Iya-iya kuambilin..." Aku kembali beranjak keluar dari kamarku. "Hei, mau kutemani?" Sehun menahanku. "G usah. Kamu pikir aku anak kecil," Aku menutup pintu dan berjalan menuju taman.

I Just Want a Normal Life!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang