Chap 1 ; One night

1.7K 68 6
                                    

Mata sembabnya mengerjap berkali-kali. Deru nafasnya sungguh berat. Bahkan dua kancing kemeja atasnya lepas entah kemana.

Yang ia pertanyakan hanyalah.

'aku kenapa?'

Dan sayangnya tidak ada yang bisa menjawabnya.

Yang hanya diingatnya adalah, remang-remang sebuah lampu ruangan. Dan setelah itu, lenyap. Tidak ada satupun yang dapat ia ingat.

📌

Nam Hyo Joo hanya terduduk menganga di depan cermin besarnya, sambil sesekali memegang tanda tanda ungu kebiruan di sekitar lehernya.

"Mwo? Apa ini?"

Wajahnya tidak percaya, bahkan saat kancing kemejanya ia buka. Bnyk sekali tanda itu di sekujur tubuhnya.

"Wah, tidak mungkin. Apa-Apaan? Aku masih perawankan?"

Bahkan, setelah bra dan celana dalamnya ia lepaspun, tanda itu ada dimana-mana. Pangkal paha, bahkan menyeruak di payudara.

Perempuan itu seolah tidak menyangka, dia berusaha menepuk pipinya berkali-kali. Bahkan berkali-kali pula dia mengaduh kesakitan.

"Apa aku gila?!!!" Teriaknya.

Gadis itu memijit pangkal hidungnya frustasi, dan bahkan sekarang ia benar-benar terlambat ke sekolah.

Dia kembali mengecek celananya, memastikan apakah dia benar-benar kehilangan keperawanannya atau tidak.

Dan, benar saja.

Kakinya yang tadi menapak dilantai, sekarang terlipat lemas, dan gadis itu masih menatap dirinya yang nista di depan cermin tanpa busana. Dia benar-benar mati. Sungguh. Hanya karena satu malam, hanya karena keegoisan dan kesengsaraan. Dia melepas itu semua. Bahkan untuk laki-laki yang bahkan tidak ia kenal. Dia menangis sejadi-jadinya.

Pelupuk matanya yang sembab malah semakin membengkak karena itu. Dia mungkin menyesal. Dengan umurnya yang masih terbilang muda dengan masa depan yang panjang. Satu kesalahan meruntuhkan semuanya.


📌

Malam tadi.

Sepatu lelaki itu akhirnya berhasil menyentuh tanah.

Apa yang ia lakukan? Terlebih pada anak orang?

Dia? Merenggut hal penting.

Benar, dia bersalah.

oOo

Setelah tak lama ia keluar menutup pintu kamar itu, kesadarannya sedikit demi sedikit kembali.

Dan tak sengaja dia mendengar ucapan gadis yang baru saja ia setubuhi. Benar, gadis itu berkata. Kalau dia bukan jalang. Lalu siapa dia?

Ia tidak memperdulikan hal itu, sampai seseorang mencengkram kuat kerahnya. Menatapnya tajam membuat siapa saja tertohok merasa terintimidasi.

Satu pukulan mendarat tepat di pipi kanan Jeon Jungkook.

"Apa! Apa yang kau lakukan pada adikku huh? Dasar b4jingan?!" Kembali pipinya mendapat hantaman bertubi-tubi.

Dirinya masih belum sadar sepenuhnya. Apa yang ia lakukan. Apa ia membuat kesalahan?

Tangannya terangkat untuk membalas, tapi karena kesadarannya hanya separuh yang tertinggal. Ia hanya bisa jatuh tersungkur dengan darah segar yang mengalir di sudut bibirnya.

"Kau Jeon Jungkook. Kau. Kau apakan adikku?"

Dia mengenalnya, mengenal suara ini. Dan lelaki itu mendongak menatap wajah temannya yang marah sekaligus panik.

"Apa yang kulakukan?" Dia hanya kalut, terbawa suasana. Dia benar-benar jatuh dalam pesona adik temannya itu.

Dengan sedikit sempoyongan, Jungkook membuka kembali pintu kamar itu. Melihat perempuan yang tadi ia tiduri terkulai tak berdaya. Dia sadar, dia benar-benar melakukan kesalahan fatal.

Jungkook mengusap wajahnya, lalu berjalan kearah Hyo Joo dan mengangkatnya dengan sisa tenaganya yang masih dipengaruhi alkohol.

Sedangkan Joo Hyuk hanya menatap mereka dalam diam. Sungguh dia shock.

Jungkook menghampiri temannya itu,
"bawa aku ke orang tuamu. Sungguh, aku akan bertanggung jawab"

Joo Hyuk mengangguk.

"Kau harus melakukannya"


--TML--

'setidaknya beritahu bumi, katakan kalau langit mulai mencintainya'
-Vam-
[ surat bintang untuk air ]

[JJK] The MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang