Hyo Joo terbangun dari tidurnya. Dress pengantin itu masih bertengger di tubuhnya yang indah. Make up pun tak ia hapus.
Semalaman dia menunggu Jungkook pulang, sampai ketiduran di sofa ruang tamu apartemen Jungkook.
Benar, dia sudah ada di apartemen Jungkook semalaman tanpa sang pemilik. Tapi kata mertuanya, Hyo Joo bisa apa saja disini. Karena dia sudah resmi menjadi istri Jungkook.
Hyo Joo berjalan gontai menuju kamar mandi yang ada diluar kamar utama, kepalanya pusing, mungkin hanya 2-3 jam dia tidur gara-gara menunggu Jungkook.
Bodohnya, ia mungkin tau lelaki itu tidak pulang. Tapi anehnya ia masih menunggu.
Tidak seperti kebanyakan kisah pernikahan orang lain yang bahagia, Hyo Joo tidak muluk untuk mengharapkan hal itu. Ia sudah mengerti dari awal, dan sudah menebak kisah yang akan dijalaninya.
Pernikahan ini memang seharusnya tidak terjadi. Hyo Joo tau karena ini dimulai dari kesalahan dan apapun yang dimulai dari kesalahan tidak memberinya kehidupan yang bahagia.
Gadis itu menghembuskan nafasnya berat, saat ia berjalan melewati rak sepatu yang disusun rapi, maniknya menangkap sesuatu.
Disitu ada sepasang sepatu yang terasa asing.
Mata Hyo Joo membulat, ia segera pergi ke kamar. Membukanya agak tergesa dan.
seperti kebetulan lainnya.
Jungkook membuka pintu itu bersamaan dengan Hyo Joo. Menampilkan tubuh polos lelaki itu.
Gadis itu refleks membulat karena tubuh polos dan atletis Jungkook dapat ia lihat dengan jelas, tapi lelaki itu justru nampak santai dan Hyo Joo akui sedikit gagah tanpa sehelai benang yang menutupi dada bidangnya, hanya sebuah handuk yang bertugas untuk menjaga hal penting di bawah sana.
Hyo Joo yang tersadar dari kenikmatan sesaatnya langsung mundur dan berteriak sedangkan Jungkook hanya memasang ekspresi dingin dan sedikit malas.
Awalnya Jungkook hanya menatap manik Hyo Joo sesaat, sebelum berbicara. Dapat dilihatnya kalau gadis itu benar-benar kacau semalaman.
Gadis bodoh.
"Jadi kau sudah bangun?" ucap Jungkook datar, kemudian berjalan melewati Hyo Joo.
"baguslah, kupikir kau mati" sambungnya lagi.
Lalu berjalan ke mini kitchen yang tepat berada di samping kamar utama untuk minum.
Anehnya lelaki sialan itu tidak tampak terganggu dengan penampilannya yang bisa dikatakan yaa, setengah telanjang. Dia malah dengan santainya berkeliaran tanpa pakaian yang benar-benar menutupi tubuhnya.
"Oppa, kapan kau pulang?" satu pertanyaan berhasil keluar dari mulut Hyo Joo ragu.
Sedangkan lelaki itu yang tadinya minum dengan santai langsung terpaku dan terdiam karena menurutnya ada sesuatu yang salah.
Jungkook berbalik, meletakkan gelas kaca yang di pegangnya lalu
menghembuskan nafas berat."Hyo Joo sepertinya kita harus membuat aturan pernikahan"
📍
2 tahun yang lalu sebelum pernikahan ( sekarang )
Kaki jenjang itu tampak ragu untuk masuk ke rumah. Raganya seakan menolak. Tapi hatinya terus bergejolak.
Ini pertama kalinya, sejak saat itu. Sejak saat dimana hubungannya dengan Joo Hyuk berakhir. Ini pertama kalinya baginya kembali menyibukkan diri dengan hal yang berbau lelaki tampan itu lagi.
Di rumah besar itu, ia terus melangkah sampai melihat sebuah pintu kayu jati yang besar. Dia memutar knopnya dengan agak lama dan masuk setelahnya.
Disana sudah ada nyonya Nam yang menunggunya dengan senyum lebar. Ibu dari lelaki itu.
Awalnya Hye Jin ragu, karena takut kalau ketahuan dia pernah menjalin hubungan dengan Joo Hyuk, tapi sepertinya itu hanya ada di dalam pikirannya saja. Nyonya Nam sepertinya tidak tau apa apa mengenai dirinya.
Hye Jin tersenyum membalas, matanya yang sipit membentuk setengah lingkaran menambah manis wajahnya. Kemudian membungkuk tanda hormat dan memperkenalkan diri dengan sopan.
"Selamat sore. Saya guru private baru yang anda minta, nama saja Go Hye Jin" katanya ramah dan dibalas juga dengan ocehan menyenangkan khas ibu-ibu dari nyonya Nam.
Tak lama ia menunggu, seseorang turun dari lantai 2, seorang gadis yang mungil dengan setelan dress brended itu turun dengan anggun. Wajah imut dan manisnya membuat siapa saja langsung terpana melihatnya.
Tapi, walaupun demikian. Hye Jin, dia tidak begitu. Hatinya sudah terlanjur menghitam oleh gadis kecil itu. Gadis kecil yang menurutnya biang patah hatinya, gadis kecil yang membuat masalah dihidupnya. Gadis kecil itu yang membuat Joo Hyuk pergi darinya.
"Eomma, apa ini guru privateku yang baru? Wahh dia cantik sekali" kata gadis itu polos membuat Hye Jin kembali tersenyum simpul.
"Hyo Joo, ini Hye Jin unnie. Mulai sekarang dia yang mengajarimu ya. Baik-baik, jangan nakal. Eomma akan ada di ruang utama" ucap nyonya Nam berlalu pergi meninggalkan mereka berdua disana.
Bagi Hye Jin ini sangat canggung, tapi tidak dengan Hyo Joo. Gadis kecil itu memang benar-benar ramah, dia dididik dengan benar di dalam keluarganya.
Hye Jin mulai mengajar, sebenarnya gadis secerdas Hyo Joo tidak perlu private, dia bisa mengerti dengan baik. Semuanya, apa yang diajarkan Hye Jin nampak seperti sesuatu yang jadi makanan sehari-hari untuk Hyo Joo.
Tapi alasan awal Hye Jin menerima tawaran ini adalah bukan untuk gadis kecil itu, melainkan untuk kakak dari Hyo Joo yang pernah mengisi hatinya, Nam Joo Hyuk.
Sayangnya, sudah sekitar seminggu dia terus mengajar private di rumah keluarga Nam, Hye Jin sama sekali tidak bertemu dengan lelaki itu.
Berkali-kali dia bertanya dengan basa-basi kepada Hyo Joo tentang Joo Hyuk setelah Hyo Joo menceritakan kakak laki-laki yang paling disayanginya itu. Tapi Hyo Joo hanya menjawab kalau kakaknya biasanya pulang terlambat, membuat Hye Jin agak putus asa bahkan hanya untuk melihat Joo Hyuk dari kejauhan.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam, yang berarti privatenya dengan Hyo Joo telah berakhir. Seperti biasa sama dengan hari-hari sebelumnya.
Hye Jin merapikan buku-buku yang ia bawa, dibantu oleh Hyo Joo. Mengucapkan terima kasih kepada gadis kecil itu dan kemudian pamit untuk pulang.
Tapi bedanya hari ini. Satu diantara hari yang tidak ingin dilupakan Hye Jin. Dia melihat lelaki itu ketika berbalik. Lelaki yang menatapnya kaget dan jijik. Lelaki yang ia sayangi.
"Oppa kau sudah pulang" suara itu dari belakangnya, suara senang dari adik kecil lelaki itu.
Sepersekian detik lelaki tampan itu tersenyum. Bukan untuknya, melainkan untuk adik kecilnya.
Lalu kembali mengubah raut wajahnya, menatap diri Hye Jin dingin dan mengatakan dengan nada yang datar
"Sedang apa kau disini?"
-- T M L --
Karena sesungguhnya aku sudah terbiasa tidak dianggap.
Kebahagiaan yang terkesan pura-pura. Lama kelamaan aku bosan melakukannya.
-Vam-Hi kaders!
Maaf baru up....
Mianhae....
Maafkannn...
Kali ini ga pake alasan....
Maafkannnnnnnnn
Huhuhu:""
KAMU SEDANG MEMBACA
[JJK] The Moonlight
FanfictionSebenarnya, jika kau tatap dengan benar, cinta seperti cahaya bulan yang samar pun, dapat terlihat. Publish; 15 Mei 2018 📍NC onepart ©nabeling150518